Denpasar (Antara Bali) - Akademisi Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar Prof I Made Titib mengimbau masyarakat tetap tenang menunggu hasil pengumuman Pemilihan Kepala Daerah Bali dari Komisi Pemilihan Umum.
"Simpatisan dan pendukung kedua pasangan cagub-cawagub juga kami imbau membantu menenangkan masyarakat," katanya di Denpasar, Sabtu.
Ia juga mengharapkan kedua kandidat tidak saling mengklaim kemenangan. "Berpikirlah, bagaimana Bali ini tetap aman dan damai," ucap mantan Rektor IHDN Denpasar itu.
Titib juga mengingatkan masyarakat tidak semata-mata mengejar kepentingan sesaat melalui pilkada.
"Kalau ada permasalahan dalam pelaksanaan Pilkada yang digelar Rabu (15/5) sehingga terjadi dugaan kecurangan dan lainnya, maka lebih baik semuanya diserahkan kepada proses hukum," ucapnya.
Termasuk juga masalah keamanan saat ini, kata dia, jika ada riak-riak politik yang mengganggu keamanan dan ketertiban di masyarakat, agar segera aparat Polri dan TNI bergerak untuk mengamankan.
"Aparat Polri dan TNI agar tetap siaga, bila ada gerakan yang mengganggu keamanan di masyarakat agar sigap mengantisipasinya sehingg tidak ada gesekan yang memicu kekacauan di masyarakat tersebut," ujarnya.
Titib juga meminta kedua kandidat untuk menenangkan pendukungnya dengan mengajak berdoa dan bersembhyang bersama.
Hal senada juga disampaikan tokoh spiritual Gusti Ngurah Harta bahwa kegiatan pilkada merupakan proses dari demokrasi.
"Wujud demokrasi itu salah satunya pelaksanaan pilkada untuk memilih pemimpin Bali lima tahun ke depan," ucap Ngurah Harta yang juga pinisepuh Perguruan Sandi Murti Indonesia.
Menurut dia, proses demokrasi tersebut akan berjalan dengan aman dan damai jika masyarakatnya semakin matang dalam pendidikan politik.
"Mari belajar dari pengalaman-pengalaman terdahulu proses politik tersebut menegangkan, tapi sekarang warga sudah semakin cerdas dalam proses demokrasi tersebut," katanya. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Simpatisan dan pendukung kedua pasangan cagub-cawagub juga kami imbau membantu menenangkan masyarakat," katanya di Denpasar, Sabtu.
Ia juga mengharapkan kedua kandidat tidak saling mengklaim kemenangan. "Berpikirlah, bagaimana Bali ini tetap aman dan damai," ucap mantan Rektor IHDN Denpasar itu.
Titib juga mengingatkan masyarakat tidak semata-mata mengejar kepentingan sesaat melalui pilkada.
"Kalau ada permasalahan dalam pelaksanaan Pilkada yang digelar Rabu (15/5) sehingga terjadi dugaan kecurangan dan lainnya, maka lebih baik semuanya diserahkan kepada proses hukum," ucapnya.
Termasuk juga masalah keamanan saat ini, kata dia, jika ada riak-riak politik yang mengganggu keamanan dan ketertiban di masyarakat, agar segera aparat Polri dan TNI bergerak untuk mengamankan.
"Aparat Polri dan TNI agar tetap siaga, bila ada gerakan yang mengganggu keamanan di masyarakat agar sigap mengantisipasinya sehingg tidak ada gesekan yang memicu kekacauan di masyarakat tersebut," ujarnya.
Titib juga meminta kedua kandidat untuk menenangkan pendukungnya dengan mengajak berdoa dan bersembhyang bersama.
Hal senada juga disampaikan tokoh spiritual Gusti Ngurah Harta bahwa kegiatan pilkada merupakan proses dari demokrasi.
"Wujud demokrasi itu salah satunya pelaksanaan pilkada untuk memilih pemimpin Bali lima tahun ke depan," ucap Ngurah Harta yang juga pinisepuh Perguruan Sandi Murti Indonesia.
Menurut dia, proses demokrasi tersebut akan berjalan dengan aman dan damai jika masyarakatnya semakin matang dalam pendidikan politik.
"Mari belajar dari pengalaman-pengalaman terdahulu proses politik tersebut menegangkan, tapi sekarang warga sudah semakin cerdas dalam proses demokrasi tersebut," katanya. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013