Denpasar (Antara Bali) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengoreksi harta kekayaan Calon Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta dari Rp78,8 miliar menjadi Rp45,86 miliar karena adanya perbedaan asumsi harga tanah.

"Kami kaget juga dengan kekayaan kandidat dari Bali ini karena paling kaya di antara beberapa pejabat daerah lainnya yang kami jumpai sebagai peserta pilkada," kata Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja di sela-sela penyampaian Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Cagub-Cawagub Bali di Denpasar, Kamis.

KPK pada 12 April lalu saat memverikasi awal harta kekayaan Sudikerta. Harta Wakil Bupati Badung yang berpasangan dengan Cagub Made Mangku Pastika itu mencapai Rp78,8 miliar. Namun dikoreksi menjadi Rp45,86 miliar dan 87.515 dolar AS.

Sudikerta mengakui adanya perbedaan tersebut. "Terjadi perbedaan total harta kekayaan saya itu karena adanya koreksi terhadap harga tanah, khususnya aset tanah saya di Nusa Penida, Klungkung. Misalnya semula harga tanah di sana per arenya dipakai perhitungan sebesar Rp750 juta, padahal faktanya tanah di sana harga per are ternyata Rp15 juta," ucapnya.

Ia menyampaikan harta kekayaan sebesar itu terdiri dari atas harta bergerak dan tidak bergerak, alat transportasi, giro, dan setara kas lainnya.

Jika dibandingkan dengan laporan harta kekayaan yang disampaikan pada 31 Desember 2009, maka terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Saat itu hanya sebesar Rp8,65 miliar dan 10 ribu dolar AS.

"Ini adalah harta kekayaan yang saya peroleh dengan usaha sendiri, saya mempunyai bisnis properti. Bahkan saya bekerja sudah dari kecil untuk membayar biaya sekolah," kata Sudikerta yang Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali itu.

Pada acara ini juga disampaikan laporan kekayaan Pastika yang totalnya mencapai Rp7,307 miliar dan 10 ribu dolar AS.

Harta kekayaan Cagub Anak Agung Ngurah Puspayoga sebesar Rp5,054 miliar lebih dan wakilnya Dewa Nyoman Sukrawan dengan total kekayaan Rp1,961 miliar.

Namun dari total kekayaan Dewa Sukrawan sebesar Rp1,961 miliar itu, tercatat memiliki utang sebesar Rp2,8 miliar. (LHS)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013