Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu mengatakan dengan kondisi ekonomi Bali yang terus membaik, telah memacu kredit investasi tumbuh lebih tinggi dibandingkan penggunaan kredit untuk modal kerja dan konsumsi.
Kristrianti di Denpasar, Kamis, mengatakan pertumbuhan kredit (yoy) yang disalurkan perbankan di Bali berdasarkan penggunaannya pada Mei 2024 didorong oleh peningkatan kredit investasi yang tumbuh sebesar 19,69 persen.
"Sedangkan kredit untuk modal kerja tumbuh sebesar 0,36 persen (yoy) dan kredit untuk konsumsi tumbuh 4,47 persen (yoy)," ucapnya.
Secara nominal, kredit perbankan di Bali yang telah tersalurkan dari periode Januari-Mei 2024 tercatat sebesar Rp107,28 triliun. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan kredit perbankan yang tersalurkan pada Mei 2023 yang tercatat sebesar Rp100,32 triliun.
Secara nominal, rincian kredit perbankan berdasarkan jenis penggunaannya yang sebesar Rp107,28 triliun itu yakni kredit modal kerja (Rp38,85 triliun), kredit investasi (Rp31,91 triliun), dan kredit konsumsi (Rp36,52 triliun).
Baca juga: OJK Bali ajak kampus tingkatkan literasi keuangan masyarakat desa
"Secara nominal, walaupun kredit modal kerja mendominasi penyaluran kredit, namun kredit investasi menunjukkan persentase pertumbuhan tertinggi," ujar Kristrianti.
Pada Mei 2023, kredit investasi secara yoy tumbuh sebesar 5,50 persen atau tidak setinggi pada Mei 2024 yang tumbuh 19,69 persen.
Menurut dia, ketika perbankan berani menggelontorkan kredit investasi yang biasanya jangka waktunya hingga 15 tahun dan dunia usaha juga sudah mulai ekspansi meminta kredit investasi, itu artinya ada kepercayaan pada keadaan ekonomi Bali yang akan terus membaik.
"Kinerja industri jasa keuangan di Bali sejauh ini memang tetap terjaga setelah berakhirnya stimulus relaksasi kredit dengan indikator-indikator keuangan yang terus tumbuh dan membaik di semua industri jasa keuangan di Bali," kata Kristrianti.
Baca juga: OJK Bali: BPR bekerja sama ITSK dapat tingkatkan kualitas layanan
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
Kristrianti di Denpasar, Kamis, mengatakan pertumbuhan kredit (yoy) yang disalurkan perbankan di Bali berdasarkan penggunaannya pada Mei 2024 didorong oleh peningkatan kredit investasi yang tumbuh sebesar 19,69 persen.
"Sedangkan kredit untuk modal kerja tumbuh sebesar 0,36 persen (yoy) dan kredit untuk konsumsi tumbuh 4,47 persen (yoy)," ucapnya.
Secara nominal, kredit perbankan di Bali yang telah tersalurkan dari periode Januari-Mei 2024 tercatat sebesar Rp107,28 triliun. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan kredit perbankan yang tersalurkan pada Mei 2023 yang tercatat sebesar Rp100,32 triliun.
Secara nominal, rincian kredit perbankan berdasarkan jenis penggunaannya yang sebesar Rp107,28 triliun itu yakni kredit modal kerja (Rp38,85 triliun), kredit investasi (Rp31,91 triliun), dan kredit konsumsi (Rp36,52 triliun).
Baca juga: OJK Bali ajak kampus tingkatkan literasi keuangan masyarakat desa
"Secara nominal, walaupun kredit modal kerja mendominasi penyaluran kredit, namun kredit investasi menunjukkan persentase pertumbuhan tertinggi," ujar Kristrianti.
Pada Mei 2023, kredit investasi secara yoy tumbuh sebesar 5,50 persen atau tidak setinggi pada Mei 2024 yang tumbuh 19,69 persen.
Menurut dia, ketika perbankan berani menggelontorkan kredit investasi yang biasanya jangka waktunya hingga 15 tahun dan dunia usaha juga sudah mulai ekspansi meminta kredit investasi, itu artinya ada kepercayaan pada keadaan ekonomi Bali yang akan terus membaik.
"Kinerja industri jasa keuangan di Bali sejauh ini memang tetap terjaga setelah berakhirnya stimulus relaksasi kredit dengan indikator-indikator keuangan yang terus tumbuh dan membaik di semua industri jasa keuangan di Bali," kata Kristrianti.
Baca juga: OJK Bali: BPR bekerja sama ITSK dapat tingkatkan kualitas layanan
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024