Kepala Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu menyebut semakin banyak Bank Perekonomian Rakyat (BPR) yang bekerja sama dengan penyelenggara Inovasi Teknologi Sektor Keuangan dapat meningkatkan kualitas layanan industri jasa keuangan (IJK).
"Di Provinsi Bali sudah 40 BPR yang menjalin kerja sama dengan penyelenggara Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK). Kerja sama tersebut mendukung kinerja pertumbuhan kredit maupun penghimpunan dana pihak ketiga," kata Kristrianti di Denpasar.
Menurut dia, untuk BPR akan sangat mahal apabila harus investasi inovasi teknologi dari awal, sehingga lebih memudahkan apabila memanfaatkan ekosistem teknologi bekerja sama dengan penyelenggara ITSK.
"Kolaborasi dengan berbagai pihak serta membuat ekosistem adalah hal yang penting, terutama dalam efisiensi biaya transaksi serta biaya investasi. Selain itu, apabila ada perubahan bisnis industri jasa keuangan juga tidak perlu investasi dari awal," ujar Kristrianti.
Baca juga: Penghimpunan DPK di Bali lebih tinggi daripada penyaluran kredit
Oleh karena itu, ia berharap agar jumlah BPR yang bekerja sama dengan ITSK dapat makin bertambah untuk mendukung peningkatan kualitas layanan IJK.
"Selain itu penciptaan produk-produk yang mampu menghadirkan nilai tambah bagi IJK dan masyarakat, serta pada akhirnya berdampak pada peningkatan inklusi keuangan," katanya.
Kristrianti pun menyambut positif telah dilaksanakan Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) di Bali dengan tema Mengoptimalkan Peran Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK) belum lama ini untuk mendorong pertumbuhan industri keuangan yang lebih inklusif, inovatif, dan berkelanjutan
Sebelumnya Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto (IAKD) OJK Hasan Fawzi dalam kegiatan Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) mengatakan optimalisasi peran ITSK akan mempercepat terintegrasinya ekonomi keuangan digital ke dalam perekonomian Indonesia secara menyeluruh.
Baca juga: OJK: Penyaluran kredit triwulan I 2024 di Bali capai Rp106 triliun
Selanjutnya dapat bersinergi untuk startup Indonesia yang inovatif, berdaya saing, dan mampu memberikan dampak positif yang signifikan bagi perkembangan lembaga jasa keuangan.
"Penyelenggaraan FKIJK ini kami harapkan menjadi bentuk kolaborasi nyata dari seluruh pemangku kepentingan dalam upaya mengakselerasi tingkat adopsi teknologi informasi yang terkait dengan inovasi digital dan ITSK," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
"Di Provinsi Bali sudah 40 BPR yang menjalin kerja sama dengan penyelenggara Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK). Kerja sama tersebut mendukung kinerja pertumbuhan kredit maupun penghimpunan dana pihak ketiga," kata Kristrianti di Denpasar.
Menurut dia, untuk BPR akan sangat mahal apabila harus investasi inovasi teknologi dari awal, sehingga lebih memudahkan apabila memanfaatkan ekosistem teknologi bekerja sama dengan penyelenggara ITSK.
"Kolaborasi dengan berbagai pihak serta membuat ekosistem adalah hal yang penting, terutama dalam efisiensi biaya transaksi serta biaya investasi. Selain itu, apabila ada perubahan bisnis industri jasa keuangan juga tidak perlu investasi dari awal," ujar Kristrianti.
Baca juga: Penghimpunan DPK di Bali lebih tinggi daripada penyaluran kredit
Oleh karena itu, ia berharap agar jumlah BPR yang bekerja sama dengan ITSK dapat makin bertambah untuk mendukung peningkatan kualitas layanan IJK.
"Selain itu penciptaan produk-produk yang mampu menghadirkan nilai tambah bagi IJK dan masyarakat, serta pada akhirnya berdampak pada peningkatan inklusi keuangan," katanya.
Kristrianti pun menyambut positif telah dilaksanakan Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) di Bali dengan tema Mengoptimalkan Peran Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK) belum lama ini untuk mendorong pertumbuhan industri keuangan yang lebih inklusif, inovatif, dan berkelanjutan
Sebelumnya Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto (IAKD) OJK Hasan Fawzi dalam kegiatan Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) mengatakan optimalisasi peran ITSK akan mempercepat terintegrasinya ekonomi keuangan digital ke dalam perekonomian Indonesia secara menyeluruh.
Baca juga: OJK: Penyaluran kredit triwulan I 2024 di Bali capai Rp106 triliun
Selanjutnya dapat bersinergi untuk startup Indonesia yang inovatif, berdaya saing, dan mampu memberikan dampak positif yang signifikan bagi perkembangan lembaga jasa keuangan.
"Penyelenggaraan FKIJK ini kami harapkan menjadi bentuk kolaborasi nyata dari seluruh pemangku kepentingan dalam upaya mengakselerasi tingkat adopsi teknologi informasi yang terkait dengan inovasi digital dan ITSK," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024