Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Bali bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik provinsi setempat memberikan pelatihan kepada petugas Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) untuk memberikan pemahaman tentang tata cara dan metodologi pelaksanaan SNLIK.
Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar, Jumat, menyampaikan SNLIK bertujuan mengetahui indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat.
OJK bersama BPS melaksanakan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) pada tahun 2024 sebagai upaya memperoleh data yang akurat dalam mendukung pemerintah meningkatkan literasi dan inklusi keuangan.
Pelaksanaan SNLIK 2024 dijadwalkan mulai 17 Januari-5 Februari 2024 dengan metode wawancara dilakukan secara tatap muka menggunakan Computer Assisted Personal Interviews (CAPI) dengan 18 pertanyaan.
"Dengan SNLIK untuk mengukur efektivitas program edukasi dan literasi keuangan yang dilakukan, serta memberikan masukan kepada lembaga jasa keuangan (LJK) dalam menyusun strategi pemenuhan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen," ujar Puji.
Hasil SNLIK, lanjut dia, nantinya dapat digunakan sebagai bahan evaluasi serta penyusunan program kerja, baik oleh OJK, LJK maupun instansi terkait.
Data yang dikumpulkan mencakup keterangan tentang perbankan, pasar modal, perasuransian, lembaga pembiayaan, dana pensiun, pegadaian, lembaga keuangan mikro, fintech P2P lending, serta keterampilan sikap dan perilaku keuangan.
Kegiatan pelatihan selain memberikan pemahaman tentang tata cara dan metodologi pelaksanaan SNLIK kepada petugas yang akan melakukan survei, juga memberikan materi dasar tentang OJK dan lembaga jasa keuangan (LJK) sebagai bagian dari materi survei.
Puji menyampaikan sebelumnya pelaksanaan SNLIK dilaksanakan setiap tiga tahun sekali yaitu 2013, 2016, 2019 dan 2022, dan mulai tahun 2024 SNLIK dilaksanakan secara rutin setiap tahun.
Sementara itu, Kepala BPS Provinsi Bali Endang Retno Sri Subiyandani menyambut baik kerja sama antara OJK dan BPS untuk pelaksanaan SNLIK 2024 untuk pertama kalinya.
"Kami mengapresiasi dan menyambut baik pelaksanaan pelatihan ini. Melalui survei ini diharapkan dapat melihat keterampilan, sikap dan perilaku keuangan masyarakat di Provinsi Bali. Selain itu, data yang diperoleh pun dapat digunakan untuk memperkaya data yang dimiliki BPS yang dapat digunakan untuk mengembangkan ekonomi daerah," kata Endang.
Secara nasional, pelaksanaan SNLIK 2024 mengikutsertakan 10.800 responden dengan rentang usia 15-79 tahun di 34 provinsi dengan cakupan 120 kota/kabupaten termasuk delapan wilayah Kantor OJK setempat.
Khusus di Provinsi Bali, SNLIK 2024 dilaksanakan di tiga wilayah yaitu Kota Denpasar, Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Gianyar.
Baca juga: OJK: Penyaluran kredit perbankan di Bali sebesar Rp102,97 triliun
Baca juga: OJK Bali edukasi pelajar SMP di Denpasar soal pengelolaan sampah
Baca juga: OJK Bali Nusra luncurkan kredit pembiayaan ke para petani
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar, Jumat, menyampaikan SNLIK bertujuan mengetahui indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat.
OJK bersama BPS melaksanakan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) pada tahun 2024 sebagai upaya memperoleh data yang akurat dalam mendukung pemerintah meningkatkan literasi dan inklusi keuangan.
Pelaksanaan SNLIK 2024 dijadwalkan mulai 17 Januari-5 Februari 2024 dengan metode wawancara dilakukan secara tatap muka menggunakan Computer Assisted Personal Interviews (CAPI) dengan 18 pertanyaan.
"Dengan SNLIK untuk mengukur efektivitas program edukasi dan literasi keuangan yang dilakukan, serta memberikan masukan kepada lembaga jasa keuangan (LJK) dalam menyusun strategi pemenuhan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen," ujar Puji.
Hasil SNLIK, lanjut dia, nantinya dapat digunakan sebagai bahan evaluasi serta penyusunan program kerja, baik oleh OJK, LJK maupun instansi terkait.
Data yang dikumpulkan mencakup keterangan tentang perbankan, pasar modal, perasuransian, lembaga pembiayaan, dana pensiun, pegadaian, lembaga keuangan mikro, fintech P2P lending, serta keterampilan sikap dan perilaku keuangan.
Kegiatan pelatihan selain memberikan pemahaman tentang tata cara dan metodologi pelaksanaan SNLIK kepada petugas yang akan melakukan survei, juga memberikan materi dasar tentang OJK dan lembaga jasa keuangan (LJK) sebagai bagian dari materi survei.
Puji menyampaikan sebelumnya pelaksanaan SNLIK dilaksanakan setiap tiga tahun sekali yaitu 2013, 2016, 2019 dan 2022, dan mulai tahun 2024 SNLIK dilaksanakan secara rutin setiap tahun.
Sementara itu, Kepala BPS Provinsi Bali Endang Retno Sri Subiyandani menyambut baik kerja sama antara OJK dan BPS untuk pelaksanaan SNLIK 2024 untuk pertama kalinya.
"Kami mengapresiasi dan menyambut baik pelaksanaan pelatihan ini. Melalui survei ini diharapkan dapat melihat keterampilan, sikap dan perilaku keuangan masyarakat di Provinsi Bali. Selain itu, data yang diperoleh pun dapat digunakan untuk memperkaya data yang dimiliki BPS yang dapat digunakan untuk mengembangkan ekonomi daerah," kata Endang.
Secara nasional, pelaksanaan SNLIK 2024 mengikutsertakan 10.800 responden dengan rentang usia 15-79 tahun di 34 provinsi dengan cakupan 120 kota/kabupaten termasuk delapan wilayah Kantor OJK setempat.
Khusus di Provinsi Bali, SNLIK 2024 dilaksanakan di tiga wilayah yaitu Kota Denpasar, Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Gianyar.
Baca juga: OJK: Penyaluran kredit perbankan di Bali sebesar Rp102,97 triliun
Baca juga: OJK Bali edukasi pelajar SMP di Denpasar soal pengelolaan sampah
Baca juga: OJK Bali Nusra luncurkan kredit pembiayaan ke para petani
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023