Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mencatat penyaluran kredit perbankan di Provinsi Bali hingga triwulan III-2023 mencapai Rp102,97 triliun atau tumbuh 5,11 persen dibandingkan posisi yang sama tahun 2022 sebesar 3,22 persen.
"Data sektor perbankan Provinsi Bali posisi September 2023 menunjukkan penyaluran kredit maupun penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mengalami pertumbuhan, semakin membaik dari periode sebelumnya," kata Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar, Rabu.
Pertumbuhan kredit pada September 2023 juga membaik dibandingkan dibandingkan pada periode Agustus 2023 yang tumbuh 4,87 persen (yoy).
Kristrianti mengemukakan penyaluran kredit di Bali hingga triwulan III atau September 2023 yang sebesar Rp102,97 triliun itu terbagi dalam penyaluran kredit bank umum sebesar Rp90,23 triliun atau tumbuh 5,26 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan posisi Agustus 2023 yang sebesar 4,91 persen.
Sementara itu, penyaluran kredit BPR hingga posisi September 2023 mencapai Rp12,67 triliun atau tumbuh 4,02 persen yoy, sedikit lebih rendah dibandingkan posisi Agustus 2023 yang sebesar 4,57 persen.
"Peningkatan penyaluran kredit secara yoy ini selaras dengan meningkatnya aktivitas pariwisata serta sektor pendukung pariwisata di Bali," ujarnya.
Baca juga: OJK Bali Nusra luncurkan kredit pembiayaan ke para petani
Berdasarkan jenis penggunaannya, lanjut Kristrianti, pertumbuhan kredit didorong oleh peningkatan nominal kredit Investasi sebesar Rp3,04 triliun atau tumbuh 12,12 persen yoy (Agustus 2023: 11,36 persen yoy).
Tingginya pertumbuhan kredit investasi ini menggambarkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi di Bali.
Sedangkan berdasarkan sektornya, pertumbuhan kredit disumbangkan oleh peningkatan nominal penyaluran di Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp1,72 triliun (tumbuh 5,79 persen yoy) serta Sektor Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha sebesar Rp1,34 triliun (tumbuh 3,93 persen yoy).
Berdasarkan kategori debitur, sebesar 52,64 persen kredit di Bali disalurkan kepada UMKM dengan pertumbuhan sebesar 6,02 persen yoy (Agustus 2023 sebesar 5,82 persen yoy).
Sementara itu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp163,94 triliun atau tumbuh dobel digit yaitu 22,42 persen yoy tumbuh lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 17,63 persen yoy.
Pertumbuhan DPK posisi September 2023 sedikit lebih melandai dibandingkan posisi Agustus 2023 yang tumbuh sebesar 23,51 persen yoy.
Berdasarkan jenisnya, peningkatan DPK dibandingkan September 2022 ditopang oleh kenaikan nominal Tabungan sebesar Rp18,45 triliun dan Giro sebesar Rp6,84 triliun.
"Kami menilai Industri Jasa Keuangan (IJK) di Provinsi Bali posisi September 2023 terjaga stabil dan solid didukung oleh permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga," ucapnya.
Baca juga: OJK: Kredit perbankan di Bali capai Rp101,39 triliun
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
"Data sektor perbankan Provinsi Bali posisi September 2023 menunjukkan penyaluran kredit maupun penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mengalami pertumbuhan, semakin membaik dari periode sebelumnya," kata Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar, Rabu.
Pertumbuhan kredit pada September 2023 juga membaik dibandingkan dibandingkan pada periode Agustus 2023 yang tumbuh 4,87 persen (yoy).
Kristrianti mengemukakan penyaluran kredit di Bali hingga triwulan III atau September 2023 yang sebesar Rp102,97 triliun itu terbagi dalam penyaluran kredit bank umum sebesar Rp90,23 triliun atau tumbuh 5,26 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan posisi Agustus 2023 yang sebesar 4,91 persen.
Sementara itu, penyaluran kredit BPR hingga posisi September 2023 mencapai Rp12,67 triliun atau tumbuh 4,02 persen yoy, sedikit lebih rendah dibandingkan posisi Agustus 2023 yang sebesar 4,57 persen.
"Peningkatan penyaluran kredit secara yoy ini selaras dengan meningkatnya aktivitas pariwisata serta sektor pendukung pariwisata di Bali," ujarnya.
Baca juga: OJK Bali Nusra luncurkan kredit pembiayaan ke para petani
Berdasarkan jenis penggunaannya, lanjut Kristrianti, pertumbuhan kredit didorong oleh peningkatan nominal kredit Investasi sebesar Rp3,04 triliun atau tumbuh 12,12 persen yoy (Agustus 2023: 11,36 persen yoy).
Tingginya pertumbuhan kredit investasi ini menggambarkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi di Bali.
Sedangkan berdasarkan sektornya, pertumbuhan kredit disumbangkan oleh peningkatan nominal penyaluran di Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp1,72 triliun (tumbuh 5,79 persen yoy) serta Sektor Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha sebesar Rp1,34 triliun (tumbuh 3,93 persen yoy).
Berdasarkan kategori debitur, sebesar 52,64 persen kredit di Bali disalurkan kepada UMKM dengan pertumbuhan sebesar 6,02 persen yoy (Agustus 2023 sebesar 5,82 persen yoy).
Sementara itu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp163,94 triliun atau tumbuh dobel digit yaitu 22,42 persen yoy tumbuh lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 17,63 persen yoy.
Pertumbuhan DPK posisi September 2023 sedikit lebih melandai dibandingkan posisi Agustus 2023 yang tumbuh sebesar 23,51 persen yoy.
Berdasarkan jenisnya, peningkatan DPK dibandingkan September 2022 ditopang oleh kenaikan nominal Tabungan sebesar Rp18,45 triliun dan Giro sebesar Rp6,84 triliun.
"Kami menilai Industri Jasa Keuangan (IJK) di Provinsi Bali posisi September 2023 terjaga stabil dan solid didukung oleh permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga," ucapnya.
Baca juga: OJK: Kredit perbankan di Bali capai Rp101,39 triliun
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023