Direktur Utama PT Karya Pak Oles Grup Dr Ir Gede Ngurah Wididana, M.Agr menegaskan, jajaran direksi, manajemen dan karyawan untuk lebih serius mengembangkan produk-produk baru yang bervariasi berbasis Effective Microorganisme 4 (EM4) untuk mendukung pengembangan pertanian organik di Indonesia.

"Produk-produk baru yang ramah lingkungan dapat memberikan manfaat bagi petani dan masyarakat luas untuk mengembangkan pertanian organik yang murah dan terjangkau menghasilkan bahan pangan yang aman melimpah tanpa lagi tergantung pada negara lain," kata Dr. Wididana yang juga pakar dan pelopor pertanian organik Indonesia di Denpasar, Selasa (3/10)

Ia mengatakan, bahan pangan hasil pertanian organik berbasis EM dari Jepang dapat meningkatkan derajat kesehatan dan menambah umur harapan hidup.

Perusahaan yang berbasis obat-obatan tradisional yang merupakan terbesar di Bali, ibarat "menyelam minum air" diharapkan ke depannya mampu lebih eksis terus berkembang ke arah yang lebih maju dan meraih prestasi yang gemilang, selain tetap mengembangkan bisnis yang berbasis obat-obatan tradisional.

PT Songgolangit Persada bernaung di bawah bendera PT Karya Pak Oles Grup mengelola sejumlah pabrik di Jawa dan di Bali yang memproduksi EM4 pertanian, EM4 perikanan, EM4 peternakan dan EM4 limbah & toilet dipasarkan ke seluruh daerah di Indonesia.

PT Songgolangit Persada agen tunggal memproduksi dan memasarkan EM ke seluruh daerah di Indonesia yang mendapat lisensi dari  Effective Microorganisme Research Organization (EMRO) Jepang.

Sejumlah pabrik yang memproduksi EM4 di Bogor, Jawa barat serta Tabanan dan Buleleng,  Bali telah mengalami perluasan ditingkatkan kapasitas produk, mengantisipasi peluang semakin baiknya bisnis pupuk organik. 

Sementara Staf Ahli PT Songgolangit Persada, sekaligus instruktur EM pada Institut Pengembangan Sumber Dayu Alam (IPSA) Bali, Ir. I Gusti Ketut Riksa menaruh harapan besar terhadap pemerintah Indonesia agar meniru negara-negara maju yang telah mendahului menggarap pertanian organik berbasis Efective Microorganisme (EM).

Menggarap sektor pertanian dan alam dengan teknologi EM menjadi luar biasa, karena kita belum banyak berbuat tentang kelestarian lingkungan dan alam. 

Ia mengatakan hal itu selesai memberikan pelatihan tentang pertanian organik berbasis EM kepada Semuel Achitopel Fahik bersama istrinya Nyonya Dies Susianawati dari Desa Wehali, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang secara khusus datang ke Denpasar belajar teknologi EM untuk mendukung pertanian organik.

Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang wilayahnya sangat luas dari Sabang sampai Merauke, termasuk Bali yang memiliki sejumlah objek wisata andalannya harus didukung dengan lingkungan yang bersih dan lestari.

Upaya mewujudkan sasaran itu sangat tepat dengan EM, teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam berbagai aspek kehidupan.Prof. Dr. Teruo Higa, guru besar bidang hortikultura University of The Ryukyus Okinawa, Jepang berhasil menemukan teknologi EM tahun 1980 melalui hasil penelitian selama 12 tahun (1968-1980) berujung pada misi besar untuk melestarikan lingkungan.

PT SLP yang didirikan oleh Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr adalah satu-satunya di Indonesia mendapat lisensi dari Effective Microorganisms Research Organization (EMRO) Jepang untuk memproduksi dan memasarkan pupuk hayati EM4 pertanian, EM4 peternakan, EM4 perikanan dan EM4 lingkungan ke seluruh daerah di Nusantara.

EM4 mempunyai peranan yang sangat strategis dalam berbagai aspek kehidupan bisa dimanfaatkan masyarakat luas di Indonesia, khususnya petani, peternak, petambak maupun investor dan kalangan pebisnis untuk memanfaatkan EM sebagai fermentasi pupuk organik yang disebut dengan bokashi.

EM bisa digunakan dalam skala usaha industri untuk meningkatkan kesuburan lahan yakni pemupukan tanaman padi, palawija, hortikultura, tanaman cengkeh, jeruk, tanaman durian, sayur mayur maupun tanaman hias dan tanaman bunga-bungaan.

"Semua itu menghasilkan bahan pangan yang sehat memenuhi kebutuhan pangan penduduk Indonesia yang setiap saat jumlahnya terus meningkat, sehingga tidak perlu mengekspor bahan pangan dari luar negeri," harap Gusti Ketut Riksa.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023