Instalasi seni berupa kehidupan laut dihadirkan dalam ruang pameran konservasi laut pertama di Bali yang diluncurkan Coral Triangle Center (CTC) di Denpasar, Sabtu.
Di hadapan Kepala Badan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar Permana Yudiarso, Direktur Eksekutif CTC Rili Djohani menjelaskan bahwa instalasi kehidupan laut bertujuan untuk merepresentasikan keindahan samudera.
“Ruang pameran ini mengeksplorasi perpaduan seni, ilmu pengetahuan, budaya, dan konservasi laut. Ditampilkan secara interaktif agar dapat menyoroti kehidupan laut yang karismatik di kawasan segitiga karang, sekaligus memberikan solusi bagi ancaman perubahan iklim dan sampah plastik,” kata Rili.
Gedung pameran dengan enam sudut yang berlokasi di Jalan Bet Ngandang II, 88-89, Sanur, Denpasar, itu akan menjadi ruang pembelajaran pertama yang mengajarkan soal perlindungan laut bagi profesional, pelajar, keluarga, maupun wisatawan.
Baca juga: Coral Triangle Center soroti sampah plastik di lautan
“Melalui ruang pameran ini, kami ingin menyampaikan kepada masyarakat tentang keindahan dan nilai penting lautan bagi kehidupan sehari-hari dan masa depan kita. Melalui seni, ilmu pengetahuan, budaya, dan teknologi, kami menggambarkan ancaman terhadap laut, sekaligus juga solusinya secara interaktif,” tutur Rili.
Kepada media ia menyampaikan bahwa tempat milik Coral Triangle Center ini dibuka secara gratis, sementara untuk pameran di dalamnya hanya dipungut donasi untuk mendukung perawatan pameran konservasi laut.
Saat masuk ke lokasi edukasi yang dibuka dari pukul 10.00-17.00 Wita itu, masyarakat akan melihat instalasi kehidupan laut berskala besar bertajuk Harmony Island karya Mulyana, seniman Indonesia dari Yogyakarta.
Karya tersebut menampilkan ekosistem terumbu karang yang terbuat dari benang sisa industri garmen, bertujuan untuk mengingatkan pengunjung soal tanggung jawab melestarikan keindahan ini.
Semakin ke dalam, masyarakat akan semakin mendalami pengetahuan kehidupan di dalam laut, tersaji lewat pameran foto hingga simulator yang menunjukkan bagaimana pergerakan gelombang di laut.
Baca juga: 500 peserta ikuti pelatihan di Coral Triangle Center
Atas proyek Coral Triangle Center ini, Kepala BPSP Denpasar Permana Yudiarso mengapresiasi dan menyambut baik karena kegiatan organisasi nirlaba ini membantu pemerintah dalam mencapai misi mempercepat konservasi perairan.
“Salah satu yang penting adalah dukungan CTC mendukung percepatan target Indonesia 30 persen kawasan konservasi perairan pada 2030. Sebagai mitra penting pemerintah, mereka membantu mendidik masyarakat pesisir tentang bagaimana teknik mengelola laut menjadi lebih baik,” kata Permana.
Kepala BPSPL Denpasar itu menyampaikan salah satu ancaman prioritas di laut saat ini adalah persoalan sampah plastik, di mana dalam pameran CTC hal ini menjadi isu yang ingin disampaikan kepada pengunjung, sehingga dinilai selaras.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Di hadapan Kepala Badan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar Permana Yudiarso, Direktur Eksekutif CTC Rili Djohani menjelaskan bahwa instalasi kehidupan laut bertujuan untuk merepresentasikan keindahan samudera.
“Ruang pameran ini mengeksplorasi perpaduan seni, ilmu pengetahuan, budaya, dan konservasi laut. Ditampilkan secara interaktif agar dapat menyoroti kehidupan laut yang karismatik di kawasan segitiga karang, sekaligus memberikan solusi bagi ancaman perubahan iklim dan sampah plastik,” kata Rili.
Gedung pameran dengan enam sudut yang berlokasi di Jalan Bet Ngandang II, 88-89, Sanur, Denpasar, itu akan menjadi ruang pembelajaran pertama yang mengajarkan soal perlindungan laut bagi profesional, pelajar, keluarga, maupun wisatawan.
Baca juga: Coral Triangle Center soroti sampah plastik di lautan
“Melalui ruang pameran ini, kami ingin menyampaikan kepada masyarakat tentang keindahan dan nilai penting lautan bagi kehidupan sehari-hari dan masa depan kita. Melalui seni, ilmu pengetahuan, budaya, dan teknologi, kami menggambarkan ancaman terhadap laut, sekaligus juga solusinya secara interaktif,” tutur Rili.
Kepada media ia menyampaikan bahwa tempat milik Coral Triangle Center ini dibuka secara gratis, sementara untuk pameran di dalamnya hanya dipungut donasi untuk mendukung perawatan pameran konservasi laut.
Saat masuk ke lokasi edukasi yang dibuka dari pukul 10.00-17.00 Wita itu, masyarakat akan melihat instalasi kehidupan laut berskala besar bertajuk Harmony Island karya Mulyana, seniman Indonesia dari Yogyakarta.
Karya tersebut menampilkan ekosistem terumbu karang yang terbuat dari benang sisa industri garmen, bertujuan untuk mengingatkan pengunjung soal tanggung jawab melestarikan keindahan ini.
Semakin ke dalam, masyarakat akan semakin mendalami pengetahuan kehidupan di dalam laut, tersaji lewat pameran foto hingga simulator yang menunjukkan bagaimana pergerakan gelombang di laut.
Baca juga: 500 peserta ikuti pelatihan di Coral Triangle Center
Atas proyek Coral Triangle Center ini, Kepala BPSP Denpasar Permana Yudiarso mengapresiasi dan menyambut baik karena kegiatan organisasi nirlaba ini membantu pemerintah dalam mencapai misi mempercepat konservasi perairan.
“Salah satu yang penting adalah dukungan CTC mendukung percepatan target Indonesia 30 persen kawasan konservasi perairan pada 2030. Sebagai mitra penting pemerintah, mereka membantu mendidik masyarakat pesisir tentang bagaimana teknik mengelola laut menjadi lebih baik,” kata Permana.
Kepala BPSPL Denpasar itu menyampaikan salah satu ancaman prioritas di laut saat ini adalah persoalan sampah plastik, di mana dalam pameran CTC hal ini menjadi isu yang ingin disampaikan kepada pengunjung, sehingga dinilai selaras.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023