Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali, menggelorakan semangat perjuangan RA Kartini sebagai wujud pemaknaan terhadap emansipasi wanita di Indonesia guna menghadapi era disrupsi saat ini.
"Posisi perempuan dalam konteks politik dan sosial budaya berpotensi sangat besar. Namun, potensi itu belum sepenuhnya dikembangkan karena karakter perempuan yang masih enggan untuk ikut terlibat," kata Sekretaris Daerah Buleleng Gede Suyasa melalui siaran pers yang diterima di Singaraja, Jumat.
Ia mengatakan, kesetaraan gender bukan hanya tentang perjuangan perempuan, namun bagaimana menempatkan posisi wanita dan laki-laki setara.
Oleh karena itu, kata dia, agar bisa setara, perempuan membutuhkan penguatan karakter sehingga bisa bersaing.
"Selain itu, guna mendukung hal tersebut maka penguatan pendidikan dan keterampilan sangat penting, karena dengan itu perempuan dapat bersaing di era disrupsi tanpa meninggalkan kodrat sebagai figur seorang istri sekaligus ibu. Disrupsi ini kelihatannya kecil tetapi efeknya bisa mengubah sikap, perilaku, dan cara berpikir kita," katanya.
Sementara itu, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Buleleng Dewi Suyasa mengatakan disrupsi adalah upaya dalam menuntaskan situasi dan kebiasaan lama yang biasa dilakoni dan berubah menyesuaikan perkembangan global seperti sekarang.
Oleh karena itu, perempuan diharapkan bisa bergerak dinamis dengan menyertakan semangat Kartini pada era modern saat ini.
"Seluruh anggota DWP agar mampu menguatkan dirinya menjadi perempuan seutuhnya baik dalam keluarga maupun menjadi pengaruh positif dalam lingkungan sekitarnya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
"Posisi perempuan dalam konteks politik dan sosial budaya berpotensi sangat besar. Namun, potensi itu belum sepenuhnya dikembangkan karena karakter perempuan yang masih enggan untuk ikut terlibat," kata Sekretaris Daerah Buleleng Gede Suyasa melalui siaran pers yang diterima di Singaraja, Jumat.
Ia mengatakan, kesetaraan gender bukan hanya tentang perjuangan perempuan, namun bagaimana menempatkan posisi wanita dan laki-laki setara.
Oleh karena itu, kata dia, agar bisa setara, perempuan membutuhkan penguatan karakter sehingga bisa bersaing.
"Selain itu, guna mendukung hal tersebut maka penguatan pendidikan dan keterampilan sangat penting, karena dengan itu perempuan dapat bersaing di era disrupsi tanpa meninggalkan kodrat sebagai figur seorang istri sekaligus ibu. Disrupsi ini kelihatannya kecil tetapi efeknya bisa mengubah sikap, perilaku, dan cara berpikir kita," katanya.
Sementara itu, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Buleleng Dewi Suyasa mengatakan disrupsi adalah upaya dalam menuntaskan situasi dan kebiasaan lama yang biasa dilakoni dan berubah menyesuaikan perkembangan global seperti sekarang.
Oleh karena itu, perempuan diharapkan bisa bergerak dinamis dengan menyertakan semangat Kartini pada era modern saat ini.
"Seluruh anggota DWP agar mampu menguatkan dirinya menjadi perempuan seutuhnya baik dalam keluarga maupun menjadi pengaruh positif dalam lingkungan sekitarnya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023