Jakarta (Antara Bali) - Harga emas berhasil menguat Jumat (23/11) ke area resisten 1.754, dan pada perdagangan awal pekan ini. Harga emas akan dipengaruhi perkembangan pembicaraan petinggi zona euro terkait "bailout" Yunani.

Optimisme mengenai pengucuran bantuan ke Yunani dan lebih bagusnya data PMI manufaktur di China dan data survei iklim bisnis di Jerman memberikan momentum positif ke pasar dan meningkatkan kembali minat terhadap risiko atau "risk appetite", kata Head of Research and Analysis PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Senin.

Harga emas pada grafik harian sudah terkonfirmasi membentuk pola "inverted head and shoulder" di mana area neckline di kisaran 1.738 sudah terpenetrasi.

"Pola ini mempunyai potensi target ke area resisten di kisaran 1.790," kata Ariston dalam risetnya.

Namun kenaikan yang cepat Jumat lalu membuka peluang terjadinya koreksi pada awal pekan ini hingga ke area 62 persen "Fibonnaci retracement" antara 1.731-1.754 di dekat area 1.739, sebelum melanjutkan penguatannya kembali.

"Penembusan di bawah 1.727, membuat peluang untuk naik ke 1.790 hilang dan harga berpeluang kembali melakukan pola 'sideway' antara area 1.705-1.732," imbuhnya.

Pada Senin ini pertemuan eurogroup akan menjadi fokus perhatian pelaku pasar dimana keputusan pengucuran bailout Yunani akan menjadi pokok pembicaraan. Sentimen bisa beralih negatif bila keputusan kembali ditunda.

Sementara itu, harga emas berhasil melampaui 1.750 dolar AS per troy ons pada Jumat (23/11), yang merupakan level tertinggi dalam lebih dari sebulan. Lonjakan ini didorong oleh data positif global dan melemahnya dolar AS. (*/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012