Populasi ternak kambing  jenis Etawa yang bibitnya didatangkan dari Jawa Tengah sebanyak 15 ekor, dalam setahun telah berkembang menjadi 70 ekor yang  dipelihara secara intensif di Bali Farm, Banjar Kesiut Kawan Kelod, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan.

"Bibit kambing unggul  betina  dan pejantan itu didatangkan pada awal tahun 2021. Belum genap setahun  berkembang pesat, berkat pemeliharaannya menggunakan  teknologi Effective Microorganisme (EM4) peternakan," kata Pemilik Bali Farm Dedi Ramlan ketika dikunjungi tim EM4 yang dipimpin Kepala Pemasaran PT Songgolangit Cabang Bali, Irkham Rosidi, baru-baru ini.

Dedi Ramlan yang juga Manajer Operasional Kebun Binatang Bali Zoo Gianyar itu mempercayakan merawat keseharian ternak peliharaannya itu kepada dua pekerja yang membantu usaha mengembangbiakkan ternak kambing.

Ia memilih lokasi untuk mengembangkan ternak kambing di daerah pertanian  Kabupaten Tabanan yang banyak memiliki limbah pertanian sebagai bahan pakan ternak kambing, yang digeluti dengan kerja keras, penuh disiplin, ulet dan kerja yang cerdas.

Usaha peternakan kambing yang digeluti itu terdiri atas tiga jenis, yakni usaha pengembangbiakan mengawinkan kambing Etawa dengan kambing Jawa Randu sehingga melahirkan bibit jenis unggul dan berkualitas.

Selain itu juga memelihara kambing penggemukan untuk memenuhi kebutuhan daging kambing yang bermutu dan memelihara kambing untuk menghasilkan susu perah. 

Sosok pria enerjik itu memang mempunyai latar belakang sebagai memelihara satwa,  kambing yang bermutu hasil perkawinan silang antara kambing etawa- jawa randu itu juga untuk dijual kepada peternak sekitarnya. 

Harapannya populasi kambing cepat meningkat, mengingat hijauan pakan ternak di daerah "gudang beras" di Bali sangat melimpah.

Beternak kambing dengan sentuhan EM4 peternakan, salah satu dari empat jenis EM4 produksi PT Songgolangit Persada dapat memberikan berbagai kemudahan dalam mengembangkan usaha peternakan kambing. Tiga jenis EM produk lainnya adalah EM4 pertanian, EM4 perikanan dan EM4 untuk mengatasi limbah.

EM4 peternakan dapat mencegah bau  tidak sedap pada kandang dan tempat pembuangan kotoran ternak, mengurangi jumlah lalat dan serangga ternak, memperbaiki kesehatan ternak, mengurangi ketegangan (stres) ternak, memperbaiki mutu daging, kesuburan ternak dan mengurangi kematian ternak. 

Pakan fermentasi EM

Dedi Ramlan sejak dini telah mengajarkan kepada kedua pekerjanya untuk melakukan pakan ternak fermentasi sentuhan teknologi EM4 peternakan yang  praktis, karena banyak memberikan kemudahan dan manfaat dalam mengembangkan berbagai jenis ternak untuk skala besar.

Dalam waktu satu jam, seorang pekerja yang  dibantu dengan menggunakan mesin pencacah  mampu menghasilkan 100 kilogram pakan ternak untuk selanjutnya difermentasi dengan EM dan molase dalam wadah tertutup dalam waktu 21 hari sudah siap dipanen untuk  memenuhi kebutuhan pakan bagi tujuh ekor kambing selama seminggu.

Memperoleh banyak keuntungan dari melakukan fermentasi pakan ternak yakni menghemat biaya operasi, karena satu hari mencari hijauan ternak dan hari kedua difermentasi mampu memenuhi kebutuhan pakan ternak selama seminggu.

Dibanding dengan mencari hijauan pakan ternak yang hanya untuk hari itu saja sehingga dapat menghemat waktu, tenaga, biaya transportasi dan pakan fermentasi itu sangat disenangi ternak, karena nafsu makannya sangat rakus.

Hasilkan pupuk organik

Bali Farm di Banjar Kesiut Kawan Kelod, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, Bali juga mengolah limbah padat dan cair kotoran ternak kambing menjadi pupuk organik melalui proses fermentasi teknologi EM4.

Proses pengolahan limbah organik padat dan cair itu dilakukan secara terpisah antara kotoran kambing dengan air kencing melalui proses fermentasi menggunakan EM4, hasilnya pupuk organik lebih unggul.

Pupuk organik bokashi hasil fermentasi itu mulai dijual dan  telah dimanfaatkan masyarakat, khususnya petani sekitarnya untuk pemupukan tanaman sayur mayur, tanaman hias dan  jenis tanaman hortikultura lainnya.

Pupuk organik yang mengandung unsur hara makro dan mikro mudah diserap oleh akar tanaman karena praktis dan aman bagi lingkungan, mampu meningkatkan kegemburan tanah dan meningkatkan hasil produksi pertanian.

Demikian pula pupuk cair organik dari urine ternak kambing yang difermentasi dengan EM4 juga telah dimanfaatkan oleh petani setempat. Dengan proses fermentasi bantuan EM4 limbah organik padat dan cair setelah fermentasi selama tiga minggu sudah langsung dapat dimanfaatkan untuk pemupukan.

Hal itu sangat praktis, karena tanpa fermentasi bantuan EM4 limbah padat dan cair itu membutuhkan waktu untuk pembusukan 4-5 bulan, kalau kotoran kambing dan kencing yang masih segar langsung digunakan untuk pemupukan menyebabkan tanaman menjadi mati.

Oleh sebab itu dengan melakukan fermentasi menggunakan EM4 limbah organik padat dan cair langsung dapat digunakan untuk pemupukan berbagai jenis tanaman pertanian, perkebunan dan hortikultura.

Tanaman yang dipupuk dengan pupuk organik fermentasi dari limbah kotoran kambing maupun air kencing menjadi subur luar biasa, aplikasi di lapangan hanya membutuhkan waktu seminggu tanaman sudah ada perubahan yakni daunnya mulai menghijau, tutur Dedi Ramlan.  https://linktr.ee/em4 #EM4 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022