Senator atau anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika mendorong mahasiswa di Provinsi Bali agar aktif mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan, serta tak hanya berpatokan pada ilmu yang didapat di lingkungan kampus.
"Mahasiswa pertanian misalnya, jangan hanya mengandalkan di kampus belajar teori saja. Tetapi, temui tokoh-tokoh yang ahli teknologi pertanian," kata Pastika saat melakukan reses di Agro Learning Center, Denpasar, Selasa.
Pastika dalam kegiatan reses atau penyerapan aspirasi yang bertajuk "Smart Farming Pertanian Berbasis Teknologi" itu berbincang dengan para mahasiwa dari Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
Menurut dia, seringkali mahasiswa ketika menempuh pendidikan tinggi hanya berfokus ingin cepat tamat dan memperoleh nilai tinggi.
"Akibatnya, mereka hanya belajar apa yang diajarkan atau didapatkan dari dosen. Padahal, di lapangan masih banyak tokoh-tokoh yang telah menciptakan berbagai inovasi dan melakukan praktik-praktik hebat," ujar mantan Gubernur Bali dua periode itu.
Baca juga: Erick Thohir minta direksi BUMN kembalikan riset ke kampus
Selain belajar dari para tokoh hebat dan melihat langsung ke lapangan, mahasiswa juga bisa menimba ilmu dari lembaga terkait. "Mahasiswa dari Agroteknologi contohnya, bisa berkunjung dan belajar dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)," ucapnya.
Ada juga Komunitas Petani Muda Keren yang dengan "smart farmingnya" telah mengintegrasikan pertanian dari hulu ke hilir. Termasuk juga dengan mengunjungi kelompok tani penerima program Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri).
"Ikut aktif dalam organisasi kemahasiswaan juga penting untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam menyampaikan pendapat dan membangun jejaring," kata anggota Komite 2 DPD itu.
Mahasiswa Bali, lanjut Pastika, hendaknya berani menyuarakan aspirasi dan memperjuangkan hal-hal yang menyangkut kepentingan publik agar bisa mendapat respons dari pemerintah.
Agung Surya Saputra, salah satu perwakilan mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana mengatakan sebelumnya ia pun telah mengunjungi kelompok tani penerima program Simantri.
"Saya berharap Simantri bisa eksis lagi karena dapat meningkatkan kesejahteraan para petani. Namun, persoalannya para petani sudah tidak lagi mendapatkan tenaga pendampingan dan bantuan subsidi, sehingga hal itu membuat mereka kebingungan," ucapnya.
Terkait dengan penerapan inovasi dalam bidang pertanian, Agung Surya bersama rekan-rekannya di kampus mengaku juga sudah melakukan sejumlah percobaan diantaranya mencoba pada tanaman edamame dan jagung.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Mahasiswa pertanian misalnya, jangan hanya mengandalkan di kampus belajar teori saja. Tetapi, temui tokoh-tokoh yang ahli teknologi pertanian," kata Pastika saat melakukan reses di Agro Learning Center, Denpasar, Selasa.
Pastika dalam kegiatan reses atau penyerapan aspirasi yang bertajuk "Smart Farming Pertanian Berbasis Teknologi" itu berbincang dengan para mahasiwa dari Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
Menurut dia, seringkali mahasiswa ketika menempuh pendidikan tinggi hanya berfokus ingin cepat tamat dan memperoleh nilai tinggi.
"Akibatnya, mereka hanya belajar apa yang diajarkan atau didapatkan dari dosen. Padahal, di lapangan masih banyak tokoh-tokoh yang telah menciptakan berbagai inovasi dan melakukan praktik-praktik hebat," ujar mantan Gubernur Bali dua periode itu.
Baca juga: Erick Thohir minta direksi BUMN kembalikan riset ke kampus
Selain belajar dari para tokoh hebat dan melihat langsung ke lapangan, mahasiswa juga bisa menimba ilmu dari lembaga terkait. "Mahasiswa dari Agroteknologi contohnya, bisa berkunjung dan belajar dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)," ucapnya.
Ada juga Komunitas Petani Muda Keren yang dengan "smart farmingnya" telah mengintegrasikan pertanian dari hulu ke hilir. Termasuk juga dengan mengunjungi kelompok tani penerima program Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri).
"Ikut aktif dalam organisasi kemahasiswaan juga penting untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam menyampaikan pendapat dan membangun jejaring," kata anggota Komite 2 DPD itu.
Mahasiswa Bali, lanjut Pastika, hendaknya berani menyuarakan aspirasi dan memperjuangkan hal-hal yang menyangkut kepentingan publik agar bisa mendapat respons dari pemerintah.
Agung Surya Saputra, salah satu perwakilan mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana mengatakan sebelumnya ia pun telah mengunjungi kelompok tani penerima program Simantri.
"Saya berharap Simantri bisa eksis lagi karena dapat meningkatkan kesejahteraan para petani. Namun, persoalannya para petani sudah tidak lagi mendapatkan tenaga pendampingan dan bantuan subsidi, sehingga hal itu membuat mereka kebingungan," ucapnya.
Terkait dengan penerapan inovasi dalam bidang pertanian, Agung Surya bersama rekan-rekannya di kampus mengaku juga sudah melakukan sejumlah percobaan diantaranya mencoba pada tanaman edamame dan jagung.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022