PT PLN (Persero) menggandeng Pemerintah Kota Cilegon, Banten, untuk membangun industri biomassa yang berasal dari sampah dengan menyerap sampah Kota Cilegon untuk menjadi bahan bakar co-firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya.

Kerja sama yang ditandai dengan penandatanganan kesepakatan di Kuta, Bali pada Kamis itu merupakan upaya PLN dalam membantu pemerintah daerah mengatasi permasalahan sampah.

"Saat ini sampah masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Namun PLN punya solusi untuk bisa setidaknya bisa mengurangi beban sampah ini dengan mengolahnya menjadi sumber energi," ujar Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo.

Ia mengatakan PLN sebagai BUMN tak hanya berkewajiban menghadirkan listrik yang bersih dan andal. Tetapi juga, kerja sama pengelolaan sampah itu dilakukan sebagai wujud tanggung jawab sosial PLN dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih.

Baca juga: PLN dukung transisi energi global lewat motor listrik dalam ETWG-2 di Labuan Bajo

Nantinya, PLN bersama Pemkot Cilegon akan membangun siteplant pengolahan sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP).

Sampah yang diolah mencapai 30 ton per hari dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bagendeung Cilegon ini nantinya akan diolah menjadi biomassa untuk kebutuhan co-firing PLTU Suralaya.

Darmawan Prasodjo menjelaskan dengan jaminan pasokan biomassa dari program pengelolaan sampah tersebut, maka PLN sekaligus dapat mewujudkan dua tujuan.

"Pertama, mengelola sampah kota. Kedua, menciptakan listrik berbasis energi bersih dan sumber daya domestik untuk mengejar target carbon neutral di tahun 2060," katanya.

Baca juga: PLN dukung UMKM di Bali beralih ke energi bersih dengan gerobak listrik

Wali Kota Cilegon Helldy Agustian mengungkapkan, pihaknya mengapresiasi kerja sama yang terjalin antara PLN dan Pemkot Cilegon dalam pemanfaatan sampah kota.

Menurutnya, proyek pengolahan sampah kota jadi bahan baku co-firing di Cilegon tersebut merupakan proyek percontohan yang bisa diimplementasikan di wilayah lain.

"Kami saat ini sudah menyiapkan lahan 6.000 hektare untuk bisa mengembangkan industri BBJP. Kami sudah mulai uji coba dari April tahun lalu dan Desember kami bisa produksi jumputan padat untuk mengganti kebutuhan batu bara," ungkapnya

Helldy menambahkan penggunaan sampah tersebut mampu mensubstitusi lima persen kebutuhan batu bara di PLTU Suralaya.

"Kami olah sampah pasar, sampah rumah tangga ini untuk jadi jumputan padat. Ini merupakan langkah strategis untuk sekaligus mengurangi emisi karbon dan mengurangi sampah di Kota Cilegon demi kebersihan lingkungan," ujarnya.

Baca juga: Istana Kepresidenan Tampaksiring beralih pakai energi bersih bersertifikat REC/PLN

Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menjelaskan Indonesia sebagai negara agraris mempunyai potensi pengembangan biomassa yang besar.

Selain itu, pemanfaatan biomassa tersebut juga bukan hanya berasal dari tanaman energi saja tetapi juga dari pengelolaan sampah kota.

"Langkah PLN dalam mengajak semua pihak dalam hal ini terutama stakeholder Pemda untuk terlibat langsung dalam pengelolaan biomassa harus terus didukung," katanya.

Baca juga: Kantor PLN di Bali targetkan pakai pembangkit tenaga surya

PLN menerapkan teknologi co-firing pada 52 PLTU yang total kapasitasnya18 gigawatt (GW), di mana kebutuhan pasokan bahan bakar biomassa yang akan mensubstitusi sebagian batubara pada tahun 2025 sebesar 10,2 juta ton per tahun.

Dengan adanya kerja sama tersebut, diharapkan dapat turut mendorong ekonomi yang berbasis kerakyatan.





Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PLN gandeng Pemkot Cilegon serap sampah jadi bahan bakar PLTU Suralaya

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022