Ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng, Bali mengikuti pelatihan "Government Transformation Academy (GTA) Digital Talent Scholarship (DTS)" yang merupakan program Kementerian Kominfo dalam upaya mempercepat transformasi digital di Tanah Air.
"Program ini merupakan hasil kerja sama BPSDMP Kominfo Yogyakarta dengan Dinas Kominfosanti Kabupaten Buleleng. Buleleng merupakan satu-satunya Kabupaten yang dipercaya untuk dilaksanakannya pelatihan ini," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, saat membuka pelatihan di Banyualit SPA, Senin.
Ia mengatakan, program GTA ini bertujuan untuk mendukung percepatan transformasi digital lingkup pemerintahan. Pembangunan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya ASN dalam bidang Komunikasi dan Informatika.
Baca juga: Menkominfo: Ruang digital harus bermanfaat bagi masyarakat
Menurutnya, digitalisasi mampu mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Ya itu sangat mempengaruhi ya, karena dengan digitalisasi pendapatan suatu daerah akan berjalan dengan efektif contoh misalkan parkir, kalau parkir menggunakan sistem digital tentu hasilnya akan lebih baik kalau melihat perbandingan tentunya kita melihat ada yang namanya inefisien dan ada in-efektivitas dan setelah dipakai digitalisasi hasilnya lebih baik, contohnya pasar banyuasri, nah sekarang di RSUD kan sekarang menggunakan juga," ungkapnya.
Pihaknya juga mengatakan, proses perubahan dari konvensional ke digital tidak bisa dilakukan secara instan, namun Pemkab Buleleng sudah mulai menggunakan program berbasis digital.
Adapun tingkat produktivitas pekerja Pemerintah jauh lebih tinggi ketika sudah berlari ke digital karena tidak ada lagi sekat-sekat yang menghambat dari segi ruang dan waktu.
"Kita sudah menggunakan e-surat, jadi semua surat sekarang masuk, makanya kecepatan pekerjaannya bisa lebih tinggi, sebab dimana-mana kita bisa disposisi, saya dimanapun tinggal kalau ada yang membutuhkan tanda tangan saya dengan digital bisa saya teken," jelasnya.
Baca juga: BI: Keketuaan/Presidensi G20 Indonesia dorong UMKM manfaatkan teknologi digital
Sementara itu, Koordinator Bidang Teknis Pusdiklat Kominfo Charviano Hardika mengatakan, perpindahan dari konvensional ke digitalisasi memang memerlukan waktu. Menurutnya, permasalahan yang ditemukan adalah kemauan SDM untuk mengubah diri.
"Tingkat kesulitan transformasi dari konvensional ke digitalisasi adalah dari SDM itu sendiri. Adakah kemauan ataupun keinginan untuk merubah dirinya sehingga memiliki keterampilan untuk menggunakan alat-alat untuk digitalisasi. Kami dan pemerintah bertujuan untuk melatih SDM dalam meningkatkan keterampilan hard skill dan soft skill," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Program ini merupakan hasil kerja sama BPSDMP Kominfo Yogyakarta dengan Dinas Kominfosanti Kabupaten Buleleng. Buleleng merupakan satu-satunya Kabupaten yang dipercaya untuk dilaksanakannya pelatihan ini," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, saat membuka pelatihan di Banyualit SPA, Senin.
Ia mengatakan, program GTA ini bertujuan untuk mendukung percepatan transformasi digital lingkup pemerintahan. Pembangunan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya ASN dalam bidang Komunikasi dan Informatika.
Baca juga: Menkominfo: Ruang digital harus bermanfaat bagi masyarakat
Menurutnya, digitalisasi mampu mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Ya itu sangat mempengaruhi ya, karena dengan digitalisasi pendapatan suatu daerah akan berjalan dengan efektif contoh misalkan parkir, kalau parkir menggunakan sistem digital tentu hasilnya akan lebih baik kalau melihat perbandingan tentunya kita melihat ada yang namanya inefisien dan ada in-efektivitas dan setelah dipakai digitalisasi hasilnya lebih baik, contohnya pasar banyuasri, nah sekarang di RSUD kan sekarang menggunakan juga," ungkapnya.
Pihaknya juga mengatakan, proses perubahan dari konvensional ke digital tidak bisa dilakukan secara instan, namun Pemkab Buleleng sudah mulai menggunakan program berbasis digital.
Adapun tingkat produktivitas pekerja Pemerintah jauh lebih tinggi ketika sudah berlari ke digital karena tidak ada lagi sekat-sekat yang menghambat dari segi ruang dan waktu.
"Kita sudah menggunakan e-surat, jadi semua surat sekarang masuk, makanya kecepatan pekerjaannya bisa lebih tinggi, sebab dimana-mana kita bisa disposisi, saya dimanapun tinggal kalau ada yang membutuhkan tanda tangan saya dengan digital bisa saya teken," jelasnya.
Baca juga: BI: Keketuaan/Presidensi G20 Indonesia dorong UMKM manfaatkan teknologi digital
Sementara itu, Koordinator Bidang Teknis Pusdiklat Kominfo Charviano Hardika mengatakan, perpindahan dari konvensional ke digitalisasi memang memerlukan waktu. Menurutnya, permasalahan yang ditemukan adalah kemauan SDM untuk mengubah diri.
"Tingkat kesulitan transformasi dari konvensional ke digitalisasi adalah dari SDM itu sendiri. Adakah kemauan ataupun keinginan untuk merubah dirinya sehingga memiliki keterampilan untuk menggunakan alat-alat untuk digitalisasi. Kami dan pemerintah bertujuan untuk melatih SDM dalam meningkatkan keterampilan hard skill dan soft skill," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022