Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Made Mangku Pastika mengajak generasi muda Bali agar terus meningkatkan kualitas diri dan jangan berhenti untuk belajar dalam menghadapi era globalisasi dan glokalisasi.
"Mau eksis dalam globalisasi dan glokalisasi, harus isi diri dan jangan menentang perubahan. Jangan pernah berhenti untuk belajar," kata Pastika dalam dialog penyerapan aspirasi di Agro Learning Center di Denpasar, Jumat.
Dalam dialog bertajuk "Memantapkan Kiprah Pemuda Hindu dalam Era Glokalisasi" tersebut menghadirkan narasumber dari Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Bali dan DPD Prajaniti Bali.
Mantan Gubernur Bali dua periode itu berharap KMHDI memiliki program-program untuk membangun sumber daya manusia Bali yang unggul dengan cara memperbanyak diskusi-diskusi.
"Jangan suruh situasi yang berubah, tetapi ubahlah dirimu. Seperti kata Einstein, siapa yang paling bisa beradaptasi, itulah yang bertahan," ujar mantan Kapolda Bali itu.
Anggota Komite 2 DPD itu mendorong pemuda-pemudi Bali agar mau aktif berorganisasi, sehingga menjadi terlatih untuk berani berbicara.
"Biasanya orang Bali ketika kuliah itu malas untuk berorganisasi dan penakut, maunya cepat tamat, akibatnya tidak berani 'ngomong'. Bagaimana orang bisa mengetahui ide-ide cemerlang kita jika tidak bisa diungkapkan?," ucapnya.
Ia mendorong KMHDI bisa membuat organisasi yang menarik dan membuat program-program yang memberikan manfaat bagi generasi muda.
Jika jumlah generasi muda Hindu itu tidak banyak, Pastika mengajak agar kondisi yang minoritas itu dijadikan sebagai daya ungkit yang luar biasa.
Ketua KMHDI Bali Putu Esa Purwita dalam kesempatan diskusi tersebut mengajak generasi muda Bali untuk tidak gengsi dalam berusaha.
"Intinya, kita jangan gengsi. Kalau gengsi, kapan majunya?" ucapnya pada acara yang dipandu staf ahli DPD I Nyoman Wiratmaja bersama Ketut Ngastawa dan Nyoman Baskara itu.
Terkait sektor pendidikan yang merupakan wahana untuk meningkatkan kualitas SDM, Esa melihat di desa-desa terpencil masih banyak siswa yang kesulitan akses untuk pergi ke sekolah.
"Kami berharap pemerintah daerah bisa memperjuangkan kelanjutan SMA Bali Mandara untuk masyarakat miskin yang terbukti menghasilkan lulusan-lulusan berkualitas," ujarnya.
Sekretaris DPD Prajaniti Bali I Made Dwija Suastana mengatakan generasi muda Bali hendaknya di tengah arus globalisasi ini tradisi dan jati dirinya tidak tergerus.
"Kita harus kreatif dan berani banting setir melakukan apa yang bisa dilakukan di saat kondisi ekonomi belum pulih dari pandemi COVID-19," ujar Dwija.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Mau eksis dalam globalisasi dan glokalisasi, harus isi diri dan jangan menentang perubahan. Jangan pernah berhenti untuk belajar," kata Pastika dalam dialog penyerapan aspirasi di Agro Learning Center di Denpasar, Jumat.
Dalam dialog bertajuk "Memantapkan Kiprah Pemuda Hindu dalam Era Glokalisasi" tersebut menghadirkan narasumber dari Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Bali dan DPD Prajaniti Bali.
Mantan Gubernur Bali dua periode itu berharap KMHDI memiliki program-program untuk membangun sumber daya manusia Bali yang unggul dengan cara memperbanyak diskusi-diskusi.
"Jangan suruh situasi yang berubah, tetapi ubahlah dirimu. Seperti kata Einstein, siapa yang paling bisa beradaptasi, itulah yang bertahan," ujar mantan Kapolda Bali itu.
Anggota Komite 2 DPD itu mendorong pemuda-pemudi Bali agar mau aktif berorganisasi, sehingga menjadi terlatih untuk berani berbicara.
"Biasanya orang Bali ketika kuliah itu malas untuk berorganisasi dan penakut, maunya cepat tamat, akibatnya tidak berani 'ngomong'. Bagaimana orang bisa mengetahui ide-ide cemerlang kita jika tidak bisa diungkapkan?," ucapnya.
Ia mendorong KMHDI bisa membuat organisasi yang menarik dan membuat program-program yang memberikan manfaat bagi generasi muda.
Jika jumlah generasi muda Hindu itu tidak banyak, Pastika mengajak agar kondisi yang minoritas itu dijadikan sebagai daya ungkit yang luar biasa.
Ketua KMHDI Bali Putu Esa Purwita dalam kesempatan diskusi tersebut mengajak generasi muda Bali untuk tidak gengsi dalam berusaha.
"Intinya, kita jangan gengsi. Kalau gengsi, kapan majunya?" ucapnya pada acara yang dipandu staf ahli DPD I Nyoman Wiratmaja bersama Ketut Ngastawa dan Nyoman Baskara itu.
Terkait sektor pendidikan yang merupakan wahana untuk meningkatkan kualitas SDM, Esa melihat di desa-desa terpencil masih banyak siswa yang kesulitan akses untuk pergi ke sekolah.
"Kami berharap pemerintah daerah bisa memperjuangkan kelanjutan SMA Bali Mandara untuk masyarakat miskin yang terbukti menghasilkan lulusan-lulusan berkualitas," ujarnya.
Sekretaris DPD Prajaniti Bali I Made Dwija Suastana mengatakan generasi muda Bali hendaknya di tengah arus globalisasi ini tradisi dan jati dirinya tidak tergerus.
"Kita harus kreatif dan berani banting setir melakukan apa yang bisa dilakukan di saat kondisi ekonomi belum pulih dari pandemi COVID-19," ujar Dwija.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022