Wakil Bupati Buleleng, Bali, I Nyoman Sutjidra menyerahkan bantuan kepada salah satu warga yang terdampak puting beliung di Lingkungan Banyuning Utara, Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Rabu.

"Daerah sekitar Lingkungan Banyuning Utara ini memang selama ini rawan akan bencana alam. Sebelumnya di tempat ini terjadi banjir bandang," kata Wabup I Nyoman Sutjidra di lokasi pemberian bantuan.

Ia mengatakan dampak dari banjir lima tahun lalu telah ditangani dengan pembuatan bronjong untuk menahan laju air. Dengan dibangunnya bronjong tersebut, tidak ada lagi musibah banjir. “Dua hingga tiga kali musim penghujan di sini sudah aman,” jelasnya.

Baca juga: Bupati Buleleng ajak Koperasi Pegawai Negeri terus berinovasi

Wabup yang juga Ketua PMI Kabupaten Buleleng itu menjelaskan, warga di pesisir pantai Lingkungan Banyuning Utara ini memang sudah turun temurun mendiami wilayah tersebut.

Bahkan, ada warga yang rumahnya sudah permanen. Lahan yang didiami ini adalah lahan adat yang disewakan sehingga tidak menjadi masalah. Oleh karena itu, belum ada rencana relokasi dari warga sekitar.

“Selama ini tidak ada masalah yang disampaikan warga sekitar sini mengingat warga yang mendiami juga warga adat,” ucap Sutjidra.

Sutjidra juga meminta kepada warga untuk tetap waspada, mengingat bencana bisa terjadi kapan saja, termasuk bencana puting beliung. Selain penanganan bencana dari pemerintah, warga juga sangat aktif untuk bergotong-royong.

Baca juga: Pemkab Tolitoli pelajari pengelolaan tiga sektor ekonomi ke Buleleng

Adapun bantuan juga diterima dari warga sekitar lainnya. Dengan begitu, dampak dari bencana bisa ditangani secara kolektif.

“Walaupun begitu, saya mengimbau untuk tetap berhati-hati. Gotong-royong disini juga sangat bagus. Ini merupakan sebuah bentuk dari menyama braya,” ujar Wakil Bupati asal Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan ini.

Sementara itu, Made Arya Eka Pertama, salah satu warga yang terdampak puting beliung di Lingkungan Banyuning Utara menyebutkan pada hari Minggu, 20 Februari 2022, terjadi hujan lebat disertai petir.

Saat itulah angin kencang juga terjadi menerbangkan atap rumahnya. Dirinya bersama dengan anak-anak dan istri berlari untuk menyelamatkan diri. Kondisi rumah yang dihuni oleh lima orang ini menjadi berantakan, karena atapnya beterbangan, seisi rumah juga menjadi basah.

“Terpaksa istri dan anak saya mengungsi dulu ke rumah kerabat. Sedangkan saya di sini sendiri,” sebutnya.

Pewarta: IMBA Purnomo

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022