PLN Unit Induk Distribusi Bali mengembangkan teknologi digital untuk pelayanan masyarakat melalui aplikasi "PLN Mobile" yang diperluas menjadi "Desa Semeton PLN Mobile" sehingga semua pelayanan PLN bisa dilakukan dengan mudah oleh warga desa.
General Manager PLN UID Bali I Wayan Udayana di Denpasar, Kamis, mengatakan PLN berambisi untuk menjadi pioner dan inisiator dalam mendigitalisasi pelayanan masyarakat melalui aplikasi "PLN Mobile" yang diluncurkan sejak akhir 2020.
Urusan pembayaran tagihan listrik atau beli pulsa hingga pengaduan bahkan instalasi listrik, saat ini semua dapat dipenuhi secara digital melalui telepon seluler.
"PLN UID Bali kemudian memulai inisiasi untuk memasyarakatkan aplikasi ini secara masif. 'Desa Semeton PLN Mobile' menjadi tajuk bagi desa yang seluruh pelanggan PLN-nya 100 persen mengunduh dan memanfaatkan aplikasi ini," katanya.
Baca juga: PLN tetapkan Desa Aan-Klungkung jadi desa pertama 100 persen PLN Mobile di Bali
Saat ini, ada empat desa di Bali sukses menjadi "Desa Semeton PLN Mobile", yaitu Desa Aan di Kabupaten Klungkung menjadi yang pertama, disusul Desa Angseri di Kabupaten Tabanan, Kelurahan Serangan di Kota Denpasar, dan Desa Ekasari di Kabupaten Jembrana.
"'Desa Semeton PLN Mobile' diharapkan mampu menjadi momentum bagi Bali untuk melek digital, karena mau tidak mau kita sudah memasuki era ini, sudah seharusnya kita segera adaptasi terhadap perubahan yang sudah di depan mata," ucapnya.
Ia juga menekankan bahwa PLN terus melakukan berbagai inovasi untuk perbaikan aplikasi "PLN Mobile" sehingga kebutuhan masyarakat akan pelayanan listrik benar-benar terjawab melalui aplikasi ini.
Hingga saat ini, pengunduh aplikasi ini di Bali telah mencapai 375.373 akun dan diprediksi akan terus bertambah di tahun-tahun mendatang.
“Di tahun 2021 pengunduh aplikasi ini bertambah rata-rata 27.400 pelanggan setiap bulannya, kami berharap Bali bisa terus meningkat angkanya, target kami di triwulan I 2022 pengguna 'PLN Mobile' di Bali dapat mencapai 30 persen dari total pelanggan UID Bali," ujarnya.
Baca juga: PLN Bali kembangan potensi "Desa 100 persen PLN Mobile" di Angseri-Tabanan
Menurut Wayan Udayana, pengguna aplikasi ini lebih banyak memanfaatkan fitur token dan pembayaran untuk bertransaksi pembelian token dan pembayaran tagihan listrik, yang mulai dipergunakan pelanggan fitur lainnya yaitu fitur pengaduan, perubahan daya, dan penyambungan baru.
“Kami optimis masyarakat akan semakin teredukasi dengan layanan digital PLN ini, apalagi fitur-fitur di 'PLN Mobile' terus ditingkatkan menyesuaikan kebutuhan pelanggan," katanya.
Saat ini, "PLN Mobile" tak hanya mencakup layanan kelistrikan seperti pasang baru, perubahan daya, maupun sambungan sementara, namun juga mencakup layanan internet melalui iconnet, perbaikan instalasi, termasuk layanan Stasiun Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) melalui "Charge.In".
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
General Manager PLN UID Bali I Wayan Udayana di Denpasar, Kamis, mengatakan PLN berambisi untuk menjadi pioner dan inisiator dalam mendigitalisasi pelayanan masyarakat melalui aplikasi "PLN Mobile" yang diluncurkan sejak akhir 2020.
Urusan pembayaran tagihan listrik atau beli pulsa hingga pengaduan bahkan instalasi listrik, saat ini semua dapat dipenuhi secara digital melalui telepon seluler.
"PLN UID Bali kemudian memulai inisiasi untuk memasyarakatkan aplikasi ini secara masif. 'Desa Semeton PLN Mobile' menjadi tajuk bagi desa yang seluruh pelanggan PLN-nya 100 persen mengunduh dan memanfaatkan aplikasi ini," katanya.
Baca juga: PLN tetapkan Desa Aan-Klungkung jadi desa pertama 100 persen PLN Mobile di Bali
Saat ini, ada empat desa di Bali sukses menjadi "Desa Semeton PLN Mobile", yaitu Desa Aan di Kabupaten Klungkung menjadi yang pertama, disusul Desa Angseri di Kabupaten Tabanan, Kelurahan Serangan di Kota Denpasar, dan Desa Ekasari di Kabupaten Jembrana.
"'Desa Semeton PLN Mobile' diharapkan mampu menjadi momentum bagi Bali untuk melek digital, karena mau tidak mau kita sudah memasuki era ini, sudah seharusnya kita segera adaptasi terhadap perubahan yang sudah di depan mata," ucapnya.
Ia juga menekankan bahwa PLN terus melakukan berbagai inovasi untuk perbaikan aplikasi "PLN Mobile" sehingga kebutuhan masyarakat akan pelayanan listrik benar-benar terjawab melalui aplikasi ini.
Hingga saat ini, pengunduh aplikasi ini di Bali telah mencapai 375.373 akun dan diprediksi akan terus bertambah di tahun-tahun mendatang.
“Di tahun 2021 pengunduh aplikasi ini bertambah rata-rata 27.400 pelanggan setiap bulannya, kami berharap Bali bisa terus meningkat angkanya, target kami di triwulan I 2022 pengguna 'PLN Mobile' di Bali dapat mencapai 30 persen dari total pelanggan UID Bali," ujarnya.
Baca juga: PLN Bali kembangan potensi "Desa 100 persen PLN Mobile" di Angseri-Tabanan
Menurut Wayan Udayana, pengguna aplikasi ini lebih banyak memanfaatkan fitur token dan pembayaran untuk bertransaksi pembelian token dan pembayaran tagihan listrik, yang mulai dipergunakan pelanggan fitur lainnya yaitu fitur pengaduan, perubahan daya, dan penyambungan baru.
“Kami optimis masyarakat akan semakin teredukasi dengan layanan digital PLN ini, apalagi fitur-fitur di 'PLN Mobile' terus ditingkatkan menyesuaikan kebutuhan pelanggan," katanya.
Saat ini, "PLN Mobile" tak hanya mencakup layanan kelistrikan seperti pasang baru, perubahan daya, maupun sambungan sementara, namun juga mencakup layanan internet melalui iconnet, perbaikan instalasi, termasuk layanan Stasiun Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) melalui "Charge.In".
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021