Denpasar (Antara Bali) - Kementerian Perdagangan mendorong pengembangan industri minyak atsiri di Bali, mengingat daerah itu memiliki pasar yang bisa diakses hingga ke mancanegara.
"Pasar minyak esensial seperti atsiri tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, melainkan juga kebutuhan pasar pariwisata," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krishnamurti dalam keterangan
persnya yang diterima ANTARA di Denpasar, Senin.
Pengembangan industri minyak atsiri itu diharapkan mampu memberikan nilai tambah kepada para petani yang menanam atsiri di Pulau Dewata.
Saat menutup kongres dan pameran aroma terapi Asia (Asian Aroma Ingredient Congress and Expo/AAIC) di Nusa Dua, Minggu (13/5), Menteri Pertanian Suswono menilai prospek dan potensi atsiri di Indonesia cukup besar.
"Meskipun baru mengisi lima persen kebutuhan pasar dunia, pengembangan atsiri Indonesia tidak cukup hanya dalam hal budidaya tanamannya, juga perlu pengambangan teknologi pengolahannya," katanya.
Ia juga mengingatkan kepada para petani agar tidak hanya terpaku menjadi produsen bahan mentah (raw material), tetapi sudah menjadi eksportir produk siap pakai.
Kongres AAIC 2012 ditutup Ketua Dewan Atsiri Indonesia Meika
Syahbana Rusli ditandai serah terima bendera AAIC kepada delegasi China yang akan menjadi tuan rumah AAIC 2014.
Kongres di Bali ini diikuti 300 peserta dari 16 negara, di antaranya India, China, Australia, Kolumbia, Prancis, Haiti, Jepang, Filipina, Qatar, Spanyol, Sri Langka, Swiss, Inggris, dan Amerika Serikat dengan menampilkan 28 pembicara dari tujuh negara, termasuk dari Indonesia selaku tuan rumah.(DWA/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Pasar minyak esensial seperti atsiri tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, melainkan juga kebutuhan pasar pariwisata," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krishnamurti dalam keterangan
persnya yang diterima ANTARA di Denpasar, Senin.
Pengembangan industri minyak atsiri itu diharapkan mampu memberikan nilai tambah kepada para petani yang menanam atsiri di Pulau Dewata.
Saat menutup kongres dan pameran aroma terapi Asia (Asian Aroma Ingredient Congress and Expo/AAIC) di Nusa Dua, Minggu (13/5), Menteri Pertanian Suswono menilai prospek dan potensi atsiri di Indonesia cukup besar.
"Meskipun baru mengisi lima persen kebutuhan pasar dunia, pengembangan atsiri Indonesia tidak cukup hanya dalam hal budidaya tanamannya, juga perlu pengambangan teknologi pengolahannya," katanya.
Ia juga mengingatkan kepada para petani agar tidak hanya terpaku menjadi produsen bahan mentah (raw material), tetapi sudah menjadi eksportir produk siap pakai.
Kongres AAIC 2012 ditutup Ketua Dewan Atsiri Indonesia Meika
Syahbana Rusli ditandai serah terima bendera AAIC kepada delegasi China yang akan menjadi tuan rumah AAIC 2014.
Kongres di Bali ini diikuti 300 peserta dari 16 negara, di antaranya India, China, Australia, Kolumbia, Prancis, Haiti, Jepang, Filipina, Qatar, Spanyol, Sri Langka, Swiss, Inggris, dan Amerika Serikat dengan menampilkan 28 pembicara dari tujuh negara, termasuk dari Indonesia selaku tuan rumah.(DWA/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012