Denpasar (Antara Bali) - Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor agroindustri potensial yang dapat menjadi andalan bagi Indonesia dalam meraup devisa.
Data statistik ekspor impor dunia menunjukkan, konsumsi minyak atsiri dan turunannya naik sekitar sepuluh persen dari tahun ke tahun, kata Dewi dari Sekretariat Asosiasi Bali DWE di Denpasar, Rabu.
Ia menyampaikan hal itu juga selaku panitia Kongres Industri Atsiri se-Asia (Asian Aroma Ingredients Congress/AAIC) yang akan berlangsung di kawasan Nusa Dua, Bali, pada 13-15 Mei 2012.
Kenaikan tersebut didorong oleh perkembangan kebutuhan untuk industri perisa (food & beverage flavouring), industri komestik dan wewangian. Indonesia memiliki sekitar 500 jenis tanaman yang mampu menghasilkan minyak atsiri.
Beberapa tanaman sumber minyak atsiri yang tumbuh di Indonesia yang mengandung minyak atsiri, antara lain: akar wangi, kunyit, lajago, daun nilam, cengkeh, sereh dapur, sereh wangi, sirih, mentha, kayu putih, gandapura, jeruk purut, kenikir, kunci, selasih, seledri dan kemangi.
Selain itu juga biji pala, lada, alpukat, kapulaga, klausena, kasturi, kosambi, serta buah Adas, jeruk, jintan, kemukus, anis, ketumbar. Demikian juga bunga cengkeh, kenanga, ylang-ylang, melati, sedap malam, cempaka kuning, daun seribu, gandasuli kuning, angsana dan srigading.
Demikian juga kulit kayu manis, akasia, lawang, cendana, masoi, selasihan, sintok, ranting cemara gimbul, cemara kipas, rimpang jahe, kunyit, bangel, baboan, jeringau, kencur, lengkuas, lempuyang sari, temu hitam, temulawak dan temu putri, ujar Dewi.(*/T007)