"Keberadaan KUBE e-warong (elektronik warung gotong-royong) itu sangat penting, karena kami bisa lebih dekat menjangkau dan mempermudah kami menggunakan KKS (Kartu Keluarga Sejahtera) guna memenuhi kebutuhan keluarga," ujar seorang KPM (Keluarga Penerima Manfaat) yang merupakan penerima bantuan non-tunai dari Kemensos itu, Kadek Sari.
Oleh karena itu, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Sosial, yang telah membantu warga masyarakat kurang mampu, melalui program KPM.
"Dengan bantuan sosial non-tunai itu, maka kebutuhan keluarga kami, terutama sembako kini dapat terpenuhi, apalagi saat ini seluruh negara di dunia mengalami pandemi COVID-19," ucapnya saat ditemui di E-warong KUBE (Kelompok Usaha Bersama) 'Sedana Melangit' di Kelurahan Panjer, Kota Denpasar, Provinsi Bali, Kamis (5/11/2020).
Tidak hanya Kadek Sari, E-warong KUBE "Sedana Melangit" di Kelurahan Panjer, Kota Denpasar, Provinsi Bali itu selama ini memang fokus dalam melayani 200 keluarga penerima manfaat (KPM) dari empat desa/kelurahan di Denpasar untuk berbelanja, sedangkan layanan untuk masyarakat umum tidak bisa banyak.
Pihak pengelola menjadwalkan pada setiap tanggal 15 dan 16 dalam setiap bulan bagi keluarga penerima manfaat agar mendatangi E-warong KUBE "Sedana Melangit" yang merupakan salah satu program dari Kementerian Sosial itu.
Saat bertransaksi atau berbelanja, para penerima mendatangi warung itu wajib memperhatikan protokol kesehatan, yakni menjaga jarak, pakai masker dan mencuci tangan pakai sabun di air mengalir.
Pengelola e-warong KUBE "Sedana Melangit" Kota Denpasar, Made Sunarta (44), mengatakan e-warong selama ini memang melayani para KPM setiap bulannya, termasuk e-warong di Kota Denpasar itu yang melayani masyarakat penerima bantuan non-tunai.
"Penerima bantuan non-tunai tersebut harus terdaftar dan membawa tanda bukti berupa KKS. Dalam pengambilan sembako, KPM akan mendapatkan berupa beras 10 kg, telor 35 butir, daging ayam 1 kg, sayur 1 kg, tempe 3 biji dan kacang 1/2 kilogram. Jika sembako tersebut ditotal akan setara Rp200 ribu," katanya.
Dari pihak pengelola e-warung akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp5.000 ribu per paket sembako tersebut. Setelah keuntungan itu terkumpul, nantinya digunakan membayar sewa toko Rp300 ribu per bulan, sedangkan sisanya disimpan atau dibelikan beras untuk dijual kepada masyarakat umum.
Menurut Sunarta, e-warong KUBE "Sedana Melangit" dengan anggota 10 orang tersebut sudah berdiri sejak tahun 2017. Selain memenuhi kebutuhan KPM, pihaknya juga menjual sembako untuk umum dengan harga terjangkau atau lebih murah dibandingkan dengan warung konvensional.
"Keberadaan e-warong tak hanya melayani para PKM, tapi kami juga melayani masyarakat umum. Memang di sini persaingan cukup ketat. Tetapi dalam sebulan ada saja pembelinya. Beras yang kami jual adalah beras produk lokal dengan kualitas premium," ujar suami dari Ida Ayu Komang Martini.
Ia mengatakan untuk menjaga E-warong KUBE "Sedana Melangit" tersebut dilakukan secara bergilir dari anggota dalam setiap harinya. Dengan langkah ini diharapkan masing-masing anggota mengetahui pangsa pasar yang diperlukan warga sekitar.
Bagi konsumen tetap yang notabene KPM tersebut, saat bertransaksi membawa kartu KKS yang selanjutnya dengan cara digesek pada mesin elektonik, maka akan terlihat saldo yang dimiliki dari PKM.
"Jika misalnya pemegang KKS tidak datang bulan ini, dia ambil rangkap bulan berikutnya. Kalau tiga kali tidak datang, maka saldonya hangus. Adapun wilayah yang berbelanja ke e-warong ini yakni KPM dari Desa Panjer, Sidakarya, Sesetan, dan Renon," katanya.
Baca juga: Keluarga Penerima Manfaat di Badung-Bali rasakan manfaat BST Kemensos
Membantu saat COVID-19
Pada 16 Oktober 2020, Menteri Sosial Juliari P Batubara bersama Ketua DPR Puan Maharani melakukan kunjungan kerja di Kota Denpasar, Bali, guna memantau E-Warong "Sedana Melangit" itu, sekaligus berkomunikasi dengan penerima manfaat bantuan sosial (bansos) yang disalurkan pemerintah di Pulau Dewata.
Bantuan sosial yang disalurkan Kemensos meliputi bansos reguler, bansos khusus, dan bansos tambahan. Bansos reguler untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan, sehingga ada atau tidak ada pandemi, terus dilaksanakan.
Bansos reguler terdiri dari Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) / Program Sembako. Dalam rangka penanganan COVID-19, Bansos PKH diperluas kepesertaannya dari 9,2 juta menjadi 10 juta KPM yang semula menerima per tiga bulan menjadi setiap bulan.
Program sembako (Bantuan Pangan Non Tunai/BPNT) ada perluasan target dan peningkatan indeks dari semula 15,2 juta keluarga penerima manfaat menjadi 20 juta keluarga penerima manfaat, dengan indeks dari Rp150 ribu/KPM/bulan menjadi Rp200 ribu/KPM/bulan.
Untuk bansos tambahan, diluncurkan bansos beras (BSB) untuk 10 juta KPM PKH, dan Bansos uang tunai untuk KPM BPNT/Program Sembako Non-PKH dengan indeks Rp500 ribu sekali salur kepada sembilan juta KPM.
Jumlah penerima manfaat program Keluarga Harapan (PKH) di Provinsi Bali sejumlah 94.300 KPM dengan nilai bantuan sebesar Rp47,150 miliar yang tersebar di sembilan kabupaten dan kota.
Jumlah penerima manfaat BPNT/Kartu Sembako di Provinsi Bali sebanyak 174.480 KPM tersebar di 9 kabupaten/kota. Hingga Oktober 2020, Provinsi Bali telah mendapatkan bantuan sebesar Rp319,452 miliar.
Untuk BST, jumlah penerima manfaat di Provinsi Bali sebanyak 189.635 KPM dengan nilai Rp568,869 miliar. Dan untuk BSB di Provinsi Bali menjangkau 86.566 KPM dengan volume beras sebanyak 3.895.470 kg, atau senilai Rp39 miliar lebih.
Program bantuan sosial dari pemerintah pusat itu dinilai Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra sangat membantu warga yang selama ini kurang mampu, terlebih saat ini menghadapi pandemi COVID-19.
"Bantuan sosial di Kota Denpasar sudah tersalurkan dengan baik dan tepat sasaran sesuai dengan data. Kami mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang telah memperhatikan masyarakat kurang mampu, khususnya di Kota Denpasar. Bantuan sosial dari pusat itu sangat membantu pada saat pandemi COVID-19," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
Oleh karena itu, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Sosial, yang telah membantu warga masyarakat kurang mampu, melalui program KPM.
"Dengan bantuan sosial non-tunai itu, maka kebutuhan keluarga kami, terutama sembako kini dapat terpenuhi, apalagi saat ini seluruh negara di dunia mengalami pandemi COVID-19," ucapnya saat ditemui di E-warong KUBE (Kelompok Usaha Bersama) 'Sedana Melangit' di Kelurahan Panjer, Kota Denpasar, Provinsi Bali, Kamis (5/11/2020).
Tidak hanya Kadek Sari, E-warong KUBE "Sedana Melangit" di Kelurahan Panjer, Kota Denpasar, Provinsi Bali itu selama ini memang fokus dalam melayani 200 keluarga penerima manfaat (KPM) dari empat desa/kelurahan di Denpasar untuk berbelanja, sedangkan layanan untuk masyarakat umum tidak bisa banyak.
Pihak pengelola menjadwalkan pada setiap tanggal 15 dan 16 dalam setiap bulan bagi keluarga penerima manfaat agar mendatangi E-warong KUBE "Sedana Melangit" yang merupakan salah satu program dari Kementerian Sosial itu.
Saat bertransaksi atau berbelanja, para penerima mendatangi warung itu wajib memperhatikan protokol kesehatan, yakni menjaga jarak, pakai masker dan mencuci tangan pakai sabun di air mengalir.
Pengelola e-warong KUBE "Sedana Melangit" Kota Denpasar, Made Sunarta (44), mengatakan e-warong selama ini memang melayani para KPM setiap bulannya, termasuk e-warong di Kota Denpasar itu yang melayani masyarakat penerima bantuan non-tunai.
"Penerima bantuan non-tunai tersebut harus terdaftar dan membawa tanda bukti berupa KKS. Dalam pengambilan sembako, KPM akan mendapatkan berupa beras 10 kg, telor 35 butir, daging ayam 1 kg, sayur 1 kg, tempe 3 biji dan kacang 1/2 kilogram. Jika sembako tersebut ditotal akan setara Rp200 ribu," katanya.
Dari pihak pengelola e-warung akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp5.000 ribu per paket sembako tersebut. Setelah keuntungan itu terkumpul, nantinya digunakan membayar sewa toko Rp300 ribu per bulan, sedangkan sisanya disimpan atau dibelikan beras untuk dijual kepada masyarakat umum.
Menurut Sunarta, e-warong KUBE "Sedana Melangit" dengan anggota 10 orang tersebut sudah berdiri sejak tahun 2017. Selain memenuhi kebutuhan KPM, pihaknya juga menjual sembako untuk umum dengan harga terjangkau atau lebih murah dibandingkan dengan warung konvensional.
"Keberadaan e-warong tak hanya melayani para PKM, tapi kami juga melayani masyarakat umum. Memang di sini persaingan cukup ketat. Tetapi dalam sebulan ada saja pembelinya. Beras yang kami jual adalah beras produk lokal dengan kualitas premium," ujar suami dari Ida Ayu Komang Martini.
Ia mengatakan untuk menjaga E-warong KUBE "Sedana Melangit" tersebut dilakukan secara bergilir dari anggota dalam setiap harinya. Dengan langkah ini diharapkan masing-masing anggota mengetahui pangsa pasar yang diperlukan warga sekitar.
Bagi konsumen tetap yang notabene KPM tersebut, saat bertransaksi membawa kartu KKS yang selanjutnya dengan cara digesek pada mesin elektonik, maka akan terlihat saldo yang dimiliki dari PKM.
"Jika misalnya pemegang KKS tidak datang bulan ini, dia ambil rangkap bulan berikutnya. Kalau tiga kali tidak datang, maka saldonya hangus. Adapun wilayah yang berbelanja ke e-warong ini yakni KPM dari Desa Panjer, Sidakarya, Sesetan, dan Renon," katanya.
Baca juga: Keluarga Penerima Manfaat di Badung-Bali rasakan manfaat BST Kemensos
Membantu saat COVID-19
Pada 16 Oktober 2020, Menteri Sosial Juliari P Batubara bersama Ketua DPR Puan Maharani melakukan kunjungan kerja di Kota Denpasar, Bali, guna memantau E-Warong "Sedana Melangit" itu, sekaligus berkomunikasi dengan penerima manfaat bantuan sosial (bansos) yang disalurkan pemerintah di Pulau Dewata.
Bantuan sosial yang disalurkan Kemensos meliputi bansos reguler, bansos khusus, dan bansos tambahan. Bansos reguler untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan, sehingga ada atau tidak ada pandemi, terus dilaksanakan.
Bansos reguler terdiri dari Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) / Program Sembako. Dalam rangka penanganan COVID-19, Bansos PKH diperluas kepesertaannya dari 9,2 juta menjadi 10 juta KPM yang semula menerima per tiga bulan menjadi setiap bulan.
Program sembako (Bantuan Pangan Non Tunai/BPNT) ada perluasan target dan peningkatan indeks dari semula 15,2 juta keluarga penerima manfaat menjadi 20 juta keluarga penerima manfaat, dengan indeks dari Rp150 ribu/KPM/bulan menjadi Rp200 ribu/KPM/bulan.
Untuk bansos tambahan, diluncurkan bansos beras (BSB) untuk 10 juta KPM PKH, dan Bansos uang tunai untuk KPM BPNT/Program Sembako Non-PKH dengan indeks Rp500 ribu sekali salur kepada sembilan juta KPM.
Jumlah penerima manfaat program Keluarga Harapan (PKH) di Provinsi Bali sejumlah 94.300 KPM dengan nilai bantuan sebesar Rp47,150 miliar yang tersebar di sembilan kabupaten dan kota.
Jumlah penerima manfaat BPNT/Kartu Sembako di Provinsi Bali sebanyak 174.480 KPM tersebar di 9 kabupaten/kota. Hingga Oktober 2020, Provinsi Bali telah mendapatkan bantuan sebesar Rp319,452 miliar.
Untuk BST, jumlah penerima manfaat di Provinsi Bali sebanyak 189.635 KPM dengan nilai Rp568,869 miliar. Dan untuk BSB di Provinsi Bali menjangkau 86.566 KPM dengan volume beras sebanyak 3.895.470 kg, atau senilai Rp39 miliar lebih.
Program bantuan sosial dari pemerintah pusat itu dinilai Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra sangat membantu warga yang selama ini kurang mampu, terlebih saat ini menghadapi pandemi COVID-19.
"Bantuan sosial di Kota Denpasar sudah tersalurkan dengan baik dan tepat sasaran sesuai dengan data. Kami mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang telah memperhatikan masyarakat kurang mampu, khususnya di Kota Denpasar. Bantuan sosial dari pusat itu sangat membantu pada saat pandemi COVID-19," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020