Mahasiswa dan akademisi Jurusan Desain Komunikasi Visual, Institut Seni Indonesia Denpasar, menebarkan semangat perjuangan untuk masyarakat dalam mengatasi masa sulit di tengah pandemi COVID-19 melalui puluhan karya kartun bertajuk "Tumpah Rasa COVID-19".

"Tema ini diangkat dengan mengambil kata 'tumpah darah' menjadi 'tumpah rasa' untuk menghadirkan semangat perjuangan mengatasi masa sulit di tengah pandemi," kata Ketua Panitia Festival Kartun Tumpah Rasa COVID-19 I Wayan Nuriarta di Denpasar, Selasa.

Tumpah rasa rasadimaknai sebagai luapan berbagai emosi, ekspresi, imajinasi dalam karya komunikasi visual," katanya.

Ada 95 karya kartun mahasiswa Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) yang sebelumnya telah ditampilkan secara virtual dalam ajang Festival Kartun "Tumpah Rasa COVID-19" dari 17-31 Agustus 2020.

Dari 95 karya kartun mahasiswa itu kemudian dipilih sebanyak 19 karya bersama sejumlah karya dosen ISI Denpasar untuk dimuat dalam buku "Ontologi Karya DKV, Tumpah Rasa COVID-19".

"Media komunikasi visual berupa karya kartun kami pilih karena merupakan karya rupa yang bersifat representasi atau simbolik. Kekuatan utama dari sebuah kartun terletak pada ide," ucap Nuriarta.

Baca juga: Rektor ISI Denpasar tutup Kuliah Kerja Nyata tahun 2020

Selain itu, karya-karya yang dihadirkan bertujuan untuk tetap menjaga bahkan meningkatkan daya kreativitas dalam melihat dan memahami persoalan. Karya kartun juga selalu membawa senyum bagi pembacanya, karena dalam kartun itu humor selalu melekat di dalamnya.

"Sesuai dengan fungsinya, kartun mampu menghadirkan senyum ataupun tawa dalam berbagai krisis' apapun. Kartun ini kemudian dapat dijadikan rujukan untuk dapat memahami dinamika sosial yang terjadi di masyarakat," ucapnya.

Nuriarta menambahkan, karya kartun yang dimuat ada berupa karya kartun satu panel, ada juga karya kartun berupa kartun strip. "Buku ini menjadi salah satu bentuk kolaborasi mahasiswa dan dosen dengan berbagai perspektif melihat pandemi," ucapnya.

Dalam karya kartun yang ditampilkan diantaranya ada yang mengangkat sisi penggunaan masker, pelaksanaan "rapid test", sosok seram virus corona, "lockdown", pembatasan kegiatan masyarakat di Kota Denpasar, "new normal", beban keluarga di masa pandemi, hingga fenomena masyarakat yang beramai-ramai bermain layangan dan sebagainya.

"Kami berharap kegiatan ini bisa berlangsung setiap tahun dengan peserta yang melibatkan tingkat daerah dan nasional," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual Cokorda Alit Artawan, SSn, MSn mengatakan pandemi COVID-19 telah menjadikan masyarakat di seluruh dunia muram, kehilangan senyum, kehilangan tawa.

Baca juga: ISI Denpasar seleksi mahasiswa jalur mandiri dengan ujian daring

"COVID-19 menjadi virus yang menakutkan tahun 2020. Kita kehilangan senyum olehnya, padahal senyum dan tawa sangat kita butuhkan untuk tetap menjadikan diri waras dan meningkatkan imun. Maka, untuk menyelamatkan kewarasan tersebut, festival kartun ini sengaja dihadirkan," ucapnya.

Dosen dan mahasiswa ISI Denpasar ingin mengubah ketakutan karena pandemi COVID-19 tersebut menjadi senyum dan tawa.

"Yang jelas, kami tidak bermaksud meremehkan virus corona, tetapi kami memandang persoalan senyum dan tawa yang harus tetap kita miliki dalam berbagai situasi. Semangat berjuang untuk melawan COVID-19 tetap ingin kami sampaikan dalam karya-karya kartun," ujar Alit Artawan.

Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Denpasar Dr Anak Agung Gde Bagus Udayana berpandangan Festival Kartun dan juga penerbitan Buku Ontologi "Tumpah Rasa COVID-19" merupakan respon yang sangat cerdas.

"Di saat semua orang berpikir bahwa COVID-19 itu mematikan segala sektor usaha, mahasiswa dan dosen DKV ISI Denpasar justru tidak mau menyerah begitu saja. Mereka tetap berkarya meski wabah telah melanda," ucapnya.

Karya-karya yang dihadirkan, lanjut Udayana, selain menunjukan bahwa mahasiswa dan dosen tetap menjaga kreativitas, mereka juga telah melahirkan sebuah karya kartun yang merupakan potret tahun 2020 sebagai sebuah catatan sejarah. "Sebuah potret perlawanan terhadap COVID-19 secara kritis dengan balutan humor dapat kita nikmati pada kartun-kartun ini," ujarnya.

Dari karya kartun mahasiswa yang ditampilkan itu juga dilakukan penilaian untuk mencari para juara. Berdasarkan penilaian dari tim juri, yang berhasil meraih juara yakni I Dewa Agung Gde Mulyawan (Juara I), I Kadek Sisnu Sunaya Santika (Juara II), I Kadek Santa Gandiva (Juara III), Ni Nyoman Puspa Dewi (Juara Harapan I), I Nyoman Bayu Bhargawa (Juara Harapan II) dan Restu Nanda Isnaidin (Juara Harapan III).

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020