Nusa Penida (Antara Bali) - Angka penambahan populasi burung jalak bali setiap tahunnya diperkirakan sebesar tiga persen.
"Perkiraan tersebut berdasarkan perhitungan kemampuan satwa dilindungi tersebut berkembang biak dalam setahun, yakni dua kali melahirkan," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bali Ida Bagus Made Arnaya, di sela-sela acara pelepasan jalak bali di Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Senin.
Dia menjelaskan, perkiraan itu setelah dikurangi dengan jumlah burung tersebut yang mengalami kematian akibat berbagai faktor dalam setahunnya.
Penghitungan tersebut, tambah Arnaya, berdasarkan hasil audit atau evaluasi terhadap satwa endimik itu yang ada di Pulau Dewata.
"Saat ini kami memperkirakan jumlah jalak bali yang ada di Pulau Dewata sekitar 300 ekor lebih," ujarnya.
Sementara itu Administatur Yayasan Begawan, Ridha Mubdi Annafi Setiawan mengatakan, sejak 2004 sampai 2012 pihaknya telah melakukan pelepasan jalak bali sebanyak tujuh kali di wilayah Nusa Penida.(IGT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Perkiraan tersebut berdasarkan perhitungan kemampuan satwa dilindungi tersebut berkembang biak dalam setahun, yakni dua kali melahirkan," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bali Ida Bagus Made Arnaya, di sela-sela acara pelepasan jalak bali di Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Senin.
Dia menjelaskan, perkiraan itu setelah dikurangi dengan jumlah burung tersebut yang mengalami kematian akibat berbagai faktor dalam setahunnya.
Penghitungan tersebut, tambah Arnaya, berdasarkan hasil audit atau evaluasi terhadap satwa endimik itu yang ada di Pulau Dewata.
"Saat ini kami memperkirakan jumlah jalak bali yang ada di Pulau Dewata sekitar 300 ekor lebih," ujarnya.
Sementara itu Administatur Yayasan Begawan, Ridha Mubdi Annafi Setiawan mengatakan, sejak 2004 sampai 2012 pihaknya telah melakukan pelepasan jalak bali sebanyak tujuh kali di wilayah Nusa Penida.(IGT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012