Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) meresmikan Tatanan Kehidupan Era Baru dan Digitalisasi Desa Wisata Blimbingsari Berbasis QRIS di Niti Graha Kantor Perbekel Desa Blimbingsari, Jembrana, Rabu (22/7)
"Pemprov Bali sangat mendukung dan mendorong digitalisasi terlebih ketika Bali dengan tatanan kehidupan era baru dibuka. Artinya pula seluruh aktivitas termasuk industri pariwisata harus sudah siap membuka kembali kunjungan wisatawan. Juga di dalamnya kawasan desa wisata seperti Blimbingsari," kata Cok Ace saat menyampaikan sambutan pada acara tersebut.
Transaksi non tunai, ujar dia, menjadi bagian penting dalam protokol kesehatan COVID-19 yang telah disusun.
"Aktivitas telah dibuka dan kita harus tetap taat dan disiplin menerapkan protokol kesehatan, termasuk dalam hal transaksi keuangan seperti QRIS yang gencar dilakukan Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, ini harus terus didukung sehingga aktivitas masyarakat menjadi lebih produktif dan aman COVID-19," ucapnya.
Baca juga: Desa Blimbing Sari-Bali jadi desa wisata digital berbasis QRIS
Selain itu, menurutnya, transaksi non tunai sangat penting untuk pariwisata Bali di masa yang akan datang.
"Turis akan malas membawa uang tunai dan segala macam kartu saat berwisata. Jika dimungkinkan nantinya setiap transaksi bisa menggunakan smart phone saja, bahkan untuk beli kelapa muda, atau beli kerajinan masyarakat," ujarnya.
Jadi, lebih aman dan minim sentuhan, sesuai yang ditekankan bapak Gubernur dalam tatanan kehidupan era baru.
Khusus untuk kawasan desa wisata seperti Blimbingsari, Wagub menyebut dengan dukungan masyarakat yang begitu kompak menjadi pilar utama dalam menuju terwujudnya era baru dalam industri wisata yang berbasis digital.
"Dan yang paling penting dampaknya bisa langsung dirasakan masyarakat desa," kata pria yang juga Penglingsir Puri Ubud itu.
Baca juga: BI Bali dorong kakao Jembrana jadi primadona ekspor
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho menyebut, Desa Wisata Blimbingsari telah menerapkan metode transaksi pembayaran dengan berbasis digital menggunakan QRIS.
"Digitalisasi ini merupakan suatu keniscayaan dan wajib diimplementasikan di semua bidang kehidupan termasuk sektor pariwisata Bali," katanya.
Trisno menambahkan, penggunaan QRIS di Bali saat ini telah mencapai 105.580 merchant. Selain itu, selama pandemi COVID-19, sejak 6 Maret hingga 10 Juli ini, penambahan jumlah merchant QRIS di Bali meningkat hingga 60 persen.
Digitalisasi berbasis QRIS di Desa Wisata Blimbingsari sendiri telah diterapkan untuk pembayaran mulai dari bumdes, homestay, waterboom, panti asuhan sampai dengan donasi untuk persembahan di gereja tertua di Bali.
Nampak pula dalam kesempatan itu, Bupati Jembrana Putu Artha, anggota Komisi XI DPR RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya, bersama kalangan perbankan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Pemprov Bali sangat mendukung dan mendorong digitalisasi terlebih ketika Bali dengan tatanan kehidupan era baru dibuka. Artinya pula seluruh aktivitas termasuk industri pariwisata harus sudah siap membuka kembali kunjungan wisatawan. Juga di dalamnya kawasan desa wisata seperti Blimbingsari," kata Cok Ace saat menyampaikan sambutan pada acara tersebut.
Transaksi non tunai, ujar dia, menjadi bagian penting dalam protokol kesehatan COVID-19 yang telah disusun.
"Aktivitas telah dibuka dan kita harus tetap taat dan disiplin menerapkan protokol kesehatan, termasuk dalam hal transaksi keuangan seperti QRIS yang gencar dilakukan Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, ini harus terus didukung sehingga aktivitas masyarakat menjadi lebih produktif dan aman COVID-19," ucapnya.
Baca juga: Desa Blimbing Sari-Bali jadi desa wisata digital berbasis QRIS
Selain itu, menurutnya, transaksi non tunai sangat penting untuk pariwisata Bali di masa yang akan datang.
"Turis akan malas membawa uang tunai dan segala macam kartu saat berwisata. Jika dimungkinkan nantinya setiap transaksi bisa menggunakan smart phone saja, bahkan untuk beli kelapa muda, atau beli kerajinan masyarakat," ujarnya.
Jadi, lebih aman dan minim sentuhan, sesuai yang ditekankan bapak Gubernur dalam tatanan kehidupan era baru.
Khusus untuk kawasan desa wisata seperti Blimbingsari, Wagub menyebut dengan dukungan masyarakat yang begitu kompak menjadi pilar utama dalam menuju terwujudnya era baru dalam industri wisata yang berbasis digital.
"Dan yang paling penting dampaknya bisa langsung dirasakan masyarakat desa," kata pria yang juga Penglingsir Puri Ubud itu.
Baca juga: BI Bali dorong kakao Jembrana jadi primadona ekspor
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho menyebut, Desa Wisata Blimbingsari telah menerapkan metode transaksi pembayaran dengan berbasis digital menggunakan QRIS.
"Digitalisasi ini merupakan suatu keniscayaan dan wajib diimplementasikan di semua bidang kehidupan termasuk sektor pariwisata Bali," katanya.
Trisno menambahkan, penggunaan QRIS di Bali saat ini telah mencapai 105.580 merchant. Selain itu, selama pandemi COVID-19, sejak 6 Maret hingga 10 Juli ini, penambahan jumlah merchant QRIS di Bali meningkat hingga 60 persen.
Digitalisasi berbasis QRIS di Desa Wisata Blimbingsari sendiri telah diterapkan untuk pembayaran mulai dari bumdes, homestay, waterboom, panti asuhan sampai dengan donasi untuk persembahan di gereja tertua di Bali.
Nampak pula dalam kesempatan itu, Bupati Jembrana Putu Artha, anggota Komisi XI DPR RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya, bersama kalangan perbankan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020