Desa Wisata Blimbing Sari di Kabupaten Jembrana, Bali, diresmikan menjadi kawasan desa wisata digital berbasis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dan sekaligus dinilai berhasil menerapkan adaptasi kebiasaan baru (AKB).

"Dalam adaptasi kebiasaan baru atau di Bali disebut dengan tatanan kehidupan Bali Era Baru, digitalisasi merupakan suatu keniscayaan dan wajib diimplementasikan di semua bidang kehidupan, termasuk sektor pariwisata yang saat ini menjadi tulang punggung perekonomian Bali," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho dalam sambutan pada peresmian Desa Wisata Blimbing Sari di Jembrana, Rabu.

Dalam mendukung digitalisasi, ujar dia, QRIS menjadi salah satu solusi alat pembayaran digital yang cepat, mudah, murah, dan aman serta dapat diaplikasikan di semua sektor dengan skala usaha mikro hingga besar.

"Selan itu, QRIS sebagai instrumen pembayaran juga menjadi solusi untuk membangkitkan sektor pariwisata dan ekosistem pendukungnya dalam tatanan kehidupan era baru karena mendukung faktor kebersihan (clean), kesehatan (health) dan keamanan (safety) yang meminimalkan kontak fisik dalam bertransaksi," ucapnya pada peresmian yang dihadiri Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati dan anggota Komisi XI DPR RI I Gusti Agung Rai Wirajaya itu.

Trisno mengemukakan, digitalisasi berbasis QRIS di Desa Wisata Blimbingsari telah diterapkan untuk pembayaran mulai dari bumdes, home stay, waterboom, panti asuhan sampai dengan donasi untuk persembahan di gereja tertua di Bali.

"Kami berharap dengan peresmian ini akan semakin mendorong percepatan dan perluasan penggunaan QRIS di Bali yang saat ini telah mencapai 105.580 merchant atau meningkat 314 persen dibandingkan dengan awal tahun 2020," ujarnya.

Selain itu, selama pendemi COVID-19, yaitu sejak 6 Maret hingga 10 Juli ini, penambahan jumlah merchant QRIS di Bali meningkat hingga 60 persen. Dari angka tersebut, sebaran di Kabupaten Jembrana masih dikisaran 1,2 persen atau sebanyak 1.233 merchant.

Sebelumnya, Bank Indonesia bekerja sama dengan Bank BPD Bali dan pengelola serta Pemerintah Kabupaten Jembrana mempersiapkan Desa Wisata Blimbing Sari sebagai salah satu desa wisata yang telah berhasil dalam menerapkan Tatanan Kehidupan Era Baru yang memperhatikan protokol kesehatan seperti penggunaan masker atau faceshield, penyediaan cuci tangan dan jaga jarak.

"Desa Wisata Blimbing Sari dipilih sebagai perwakilan desa wisata yang dikelola oleh desa adat yang dinilai telah siap menerapkan protokol tata kehidupan Bali Era Baru termasuk digitalisasi dalam transaksi pembayaran sesuai SE Gubernur Bali No. 3355 Tahun 2020. Untuk itu, Desa Wisata Blimbing Sari diresmikan sebagai Kawasan Desa Wisata Digital yang Berbasis QRIS," ucap Trisno.
Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati saat menyampaikan sambutan pada peresmian Desa Wisata Blimbing Sari itu (Antaranews Bali/Ni Luh Rhisma/2020)


Sementara itu, Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati berharap tahapan kegiatan penerapan tatanan kehidupan Bali Era Baru yang telah dilaksanakan sejak tanggal 9 Juli hingga saat ini akan mampu memulihkan pariwisata Bali dan perekonomin masyarakat kembali.

Dia juga menyampaikan apresiasinya kepada Bank Indonesia bersama-sama dengan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang telah menginisiasi rangkaian kegiatan penerapan tatanan kehidupan era baru di Provinsi Bali.

Menurut dia, ketika tatanan kehidupan era baru dibuka, maka seluruh aktivitas termasuk industri pariwisata harus sudah siap membuka kembali kunjungan wisatawan. Juga di dalamnya kawasan desa wisata seperti Desa Blimbingsari ini.

"Ketika aktivitas dibuka, kita harus tetap taat dan disiplin menerapkan protokol kesehatan, termasuk dalam hal transaksi keuangan seperti QRIS yang gencar dilakukan Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, ini harus terus didukung sehingga aktivitas masyarakat menjadi lebih produktif dan aman COVID-19," kata Wagub Bali yang akrab dipanggil Cok Ace itu.

Selain itu, menurutnya, transaksi nontunai sangat penting untuk pariwisata Bali di masa yang akan datang. "Turis akan malas membawa uang tunai dan segala macam kartu saat berwisata. Jika dimungkinkan nantinya setiap transaksi bisa menggunakan smartphone saja, bahkan untuk beli kelapa muda, atau beli kerajinan masyarakat," ucapnya.

Dengan demikian, kata dia, akan lebih aman dan minim sentuhan, sesuai protokol kesehatan yang ditekankan Gubernur Bali Wayan Koster dalam tatanan kehidupan era baru.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020