Pemerintah Provinsi Bali menambah laboratorium untuk melakukan uji usap berbasis PCR bagi pasien terduga COVID-19 di Rumah Sakit Bali Mandara dan UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Bali, yang ditargetkan beroperasi mulai awal Juli 2020.
"Dengan bertambahnya jumlah laboratorium uji Swab-PCR di Bali, kami harapkan mampu meningkatkan kecepatan tim medis dalam mengeluarkan hasil uji usap PCR. Nantinya ini juga akan memberi dampak semakin cepatnya sirkulasi layanan bagi pasien khususnya yang sedang menjalani karantina," kata Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra di Denpasar, Rabu.
Pria yang juga Sekda Provinsi Bali itu tidak memungkiri penyampaian hasil uji usap berbasis PCR dari tiga laboratorium yang sudah ada kepada pasien belakangan ini mengalami perlambatan akibat jumlah kasus yang semakin meningkat.
"Bertambahnya kasus COVID-19 di Bali jangan sampai membuat kita kehilangan semangat. Namun jangan juga karena terlalu berdedikasi kita lupa untuk menjaga kesehatan diri kita. Baiknya kita menyeimbangkan antara tugas kewajiban dan juga hak kita untuk tetap sehat dengan pembagian waktu tenaga medis berjaga dalam penanganan COVID-19 dengan teman sejawatnya," ujarnya.
Selain itu untuk mempercepat proses penyampaian hasil uji usap PCR kepada pasien, dia meminta antara formulir input dan formulir laporan harus satu.
"Saya minta agar tidak ada sampel yang mengendap. Jika ada penumpukan sampel akibat jumlah pasien maka tenaga medis terkait yang sedang bertugas harus melakukan penggeseran sampel ke laboratorium lain," ucapnya saat menggelar rapat koordinasi terkait optimalisasi laboratorium swab-PCR secara daring itu,.
Dengan demikian, hasil uji Swab-PCR tidak akan terlalu lama. Hal ini juga ditujukan supaya tidak menimbulkan permasalahan baru di hilir khususnya tempat isolasi dan karantina.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya mengatakan terhitung tiga bulan terakhir (April, Mei dan Juni), jumlah total sampel yang sudah diuji lab sebanyak 21.723.
Menurut dia, peningkatan jumlah kasus sejak dua bulan terakhir diakibatkan penelusuran kontak dari mereka yang positif COVID-19.
Oleh karena itu, pihaknya memiliki rencana strategis dalam percepatan hasil laboratorium dengan sasaran alur pasien keluar masuk rumah sakit dan penanganan kasus baru dapat dioptimalisasi.
Dia mengemukakan, beroperasinya tiga laboratorium yang ada dengan kapasitas 24.640 per bulan. Rinciannya Di RSUP Sanglah ada tiga alat dengan kemampuan uji Swab-PCR sebanyak 600 per hari, RS PTN Udayana memiliki dua alat dengan kemampuan uji usap-PCR sebanyak 200 per hari dan di Universitas Warmadewa ada satu alat dengan kemampuan uji usap PCR 60 per hari.
Dengan demikian, mengharuskan pihak tenaga medis di rumah sakit menerapkan sistem prioritas bagi pasien dalam perawatan karantina, ODP, PMI dan ABK yang baru datang serta pelaku perjalanan yang bersifat "emergency" atau kedinasan.
Suarjaya menambahkan, dengan melihat semakin banyaknya transmisi lokal yang terjadi di sejumlah tempat (kabupaten/kota) maka rumah sakit tipe B ke depannya diharapkan memiliki laboratorium uji usap PCR mandiri dengan sarana prasarana dan sumber daya manusia (tenaga medis) yang cukup termasuk wajibnya memiliki dokter spesialis patologi klinik.
Di sisi lain, dia mengatakan Pemerintah Kabupaten Badung akan melaksanakan tes cepat massal di Desa Ayunan, Mengwi, Kabupaten Badung.
"Hal ini dilakukan untuk memutus rantai penularan dan penyebaran COVID-19 di tengah masyarakat awam. Dengan tes cepat setiap orang akan tahu seberapa besar dirinya memiliki peluang tertular sehingga dapat dilakukan pencegahan dini oleh semua pihak," ucap Suarjaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Dengan bertambahnya jumlah laboratorium uji Swab-PCR di Bali, kami harapkan mampu meningkatkan kecepatan tim medis dalam mengeluarkan hasil uji usap PCR. Nantinya ini juga akan memberi dampak semakin cepatnya sirkulasi layanan bagi pasien khususnya yang sedang menjalani karantina," kata Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra di Denpasar, Rabu.
Pria yang juga Sekda Provinsi Bali itu tidak memungkiri penyampaian hasil uji usap berbasis PCR dari tiga laboratorium yang sudah ada kepada pasien belakangan ini mengalami perlambatan akibat jumlah kasus yang semakin meningkat.
"Bertambahnya kasus COVID-19 di Bali jangan sampai membuat kita kehilangan semangat. Namun jangan juga karena terlalu berdedikasi kita lupa untuk menjaga kesehatan diri kita. Baiknya kita menyeimbangkan antara tugas kewajiban dan juga hak kita untuk tetap sehat dengan pembagian waktu tenaga medis berjaga dalam penanganan COVID-19 dengan teman sejawatnya," ujarnya.
Selain itu untuk mempercepat proses penyampaian hasil uji usap PCR kepada pasien, dia meminta antara formulir input dan formulir laporan harus satu.
"Saya minta agar tidak ada sampel yang mengendap. Jika ada penumpukan sampel akibat jumlah pasien maka tenaga medis terkait yang sedang bertugas harus melakukan penggeseran sampel ke laboratorium lain," ucapnya saat menggelar rapat koordinasi terkait optimalisasi laboratorium swab-PCR secara daring itu,.
Dengan demikian, hasil uji Swab-PCR tidak akan terlalu lama. Hal ini juga ditujukan supaya tidak menimbulkan permasalahan baru di hilir khususnya tempat isolasi dan karantina.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya mengatakan terhitung tiga bulan terakhir (April, Mei dan Juni), jumlah total sampel yang sudah diuji lab sebanyak 21.723.
Menurut dia, peningkatan jumlah kasus sejak dua bulan terakhir diakibatkan penelusuran kontak dari mereka yang positif COVID-19.
Oleh karena itu, pihaknya memiliki rencana strategis dalam percepatan hasil laboratorium dengan sasaran alur pasien keluar masuk rumah sakit dan penanganan kasus baru dapat dioptimalisasi.
Dia mengemukakan, beroperasinya tiga laboratorium yang ada dengan kapasitas 24.640 per bulan. Rinciannya Di RSUP Sanglah ada tiga alat dengan kemampuan uji Swab-PCR sebanyak 600 per hari, RS PTN Udayana memiliki dua alat dengan kemampuan uji usap-PCR sebanyak 200 per hari dan di Universitas Warmadewa ada satu alat dengan kemampuan uji usap PCR 60 per hari.
Dengan demikian, mengharuskan pihak tenaga medis di rumah sakit menerapkan sistem prioritas bagi pasien dalam perawatan karantina, ODP, PMI dan ABK yang baru datang serta pelaku perjalanan yang bersifat "emergency" atau kedinasan.
Suarjaya menambahkan, dengan melihat semakin banyaknya transmisi lokal yang terjadi di sejumlah tempat (kabupaten/kota) maka rumah sakit tipe B ke depannya diharapkan memiliki laboratorium uji usap PCR mandiri dengan sarana prasarana dan sumber daya manusia (tenaga medis) yang cukup termasuk wajibnya memiliki dokter spesialis patologi klinik.
Di sisi lain, dia mengatakan Pemerintah Kabupaten Badung akan melaksanakan tes cepat massal di Desa Ayunan, Mengwi, Kabupaten Badung.
"Hal ini dilakukan untuk memutus rantai penularan dan penyebaran COVID-19 di tengah masyarakat awam. Dengan tes cepat setiap orang akan tahu seberapa besar dirinya memiliki peluang tertular sehingga dapat dilakukan pencegahan dini oleh semua pihak," ucap Suarjaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020