Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra mengharapkan mahasiswa yang mengikuti program kuliah kerja nyata (KKN) dapat menjadi agen untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait penerapan protokol kesehatan untuk mencegah meluasnya penyebaran COVID-19.
"Naiknya angka transmisi lokal adalah bukti bahwa ada sebagian masyarakat yang belum disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir, menjaga jarak dan menjaga stamina tubuh," kata Dewa Indra, di Denpasar, Selasa.
Dia menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara pada kegiatan TOT Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN Tematik "Desa Adat Tangguh COVID-19" Universitas Udayana yang dilaksanakan secara daring.
Baca juga: TNI-Polri di Bali dilibatkan awasi pasar terkait protokol COVID-19
Dalam paparannya, Dewa Indra menyampaikan kronologi masuknya COVID-19 ke Bali, tren kasus dan upaya penanganan yang telah dilaksanakan Gugus Tugas.
Menurut dia, pada bulan-bulan awal, kasus COVID-19 di Bali didominasi oleh imported case (infeksi yang bersumber dari lokasi di luar suatu wilayah, seperti luar kota atau luar negeri). Mengacu pada fakta di lapangan, kasus imported case COVID-19 di Bali didominasi oleh pekerja migran Indonesia.
Pada saat itu, ujar Dewa Indra, Gugus Tugas menerapkan SOP khusus melakukan pemeriksaan yang sangat ketat terhadap PMI melalui rapid test (uji cepat) dan swab test (uji usap). Mereka yang positif langsung ditangani gugus tugas provinsi, sementara yang negatif dikarantina oleh pemerintah kabupaten/kota.
Baca juga: Koster minta pusat izinkan Bali tetap berlakukan PCR di bandara
Pemprov Bali juga melibatkan peran aktif desa adat dengan membentuk satgas gotong royong. Upaya tersebut terbukti cukup efektif dan hingga akhir Mei kasus transmisi lokal berhasil dikendalikan.
Namun, ia tak menutup mata bahwa memasuki bulan Juni, kasus COVID-19 di Pulau Dewata mengalami dinamika dengan adanya penambahan transmisi lokal. Bahkan, data per 5 Juni 2020 menunjukkan bahwa jumlah kasus transmisi lokal telah melampaui "imported case".
"Oleh sebab itu, kami melakukan perubahan strategi yaitu dengan menggencarkan edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan untuk mencegah meluasnya penyebaran COVID-19," ujar pria yang juga Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali.
Baca juga: DPD Prajaniti minta Pemprov Bali perketat pintu masuk
Masih terkait dengan kasus transmisi lokal, birokrat kelahiran Buleleng ini menyebut pasar sebagai tempat berisiko dan menjadi klaster baru dalam penyebaran COVID-19.
Pararem
Mencermati perkembangan tersebut, atas arahan Gubernur Bali mengefektifkan pemberian edukasi tentang protokol kesehatan dengan memperkuat peran desa adat. Penguatan peran desa adat dalam menangkal penyebaran COVID-19 itu terimplementasi dalam penyusunan "pararem" (kesepakatan adat) yang mengatur protokol kesehatan COVID-19.
"Subtansi dari pararem itu telah diberikan oleh Majelis Desa Adat, penyusunan di tiap desa adat diharapkan tidak berbenturan dengan awig-awig," ucapnya.
Baca juga: Buleleng buat 'pararem' wajib masker
Dengan panduan dari Majelis Desa Adat, pararem tersebut diharapkan segera rampung dan langsung dapat diterapkan.
Sejalan dengan itu, upaya memperketat pintu masuk Bali dan lokalisir PMI juga masih tetap dilaksanakan. Gugus tugas juga terus berupaya meningkatkan daya dukung fasilitas kesehatan terkait penanganan pasien COVID-19.
Selain memperluas jejaring RS rujukan, penambahan laboratorium uji spesimen swab juga terus dilakukan. Dewa Indra berharap, dalam waktu dekat dua lab tambahan yaitu Labkes Provinsi Bali dan Lab RSBM akan segera dapat melakukan pemeriksaan spesimen swab dengan metode PCR.
Baca juga: Desa Adat Renon Denpasar perketat pengawasan penggunaan masker
Dua labolatorium ini akan memperkuat fungsi tiga laboratorium uji swab yang telah beroperasi sebelumnya yaitu RS Sanglah, RS PTN UNUD dan Lab. Warmadewa.
"Kami menyambut positif program KKN yang dilaksanakan Universitas Udayana di tengah pandemi COVID-19. Dengan tetap mengedepankan penerapan protokol kesehatan. Kami berharap para mahasiswa dapat menjadi agen dalam memberikan edukasi kepada masyarakat," ujarnya.
Dewa Indra mengingatkan, saat melakukan edukasi, para mahasiswa harus bisa memberi contoh. "Misalnya masker, tetap dikenakan saat berbicara dengan orang lain. hand sanitizer juga harus ingat selalu dibawa," ucapnya.
Ia berkeyakinan, dengan jumlah yang cukup banyak, mahasiswa KKN akan jadi kekuatan besar dalam mempercepat penanganan COVID-19 di Daerah Bali.
Baca juga: Wabup Badung: Pencegahan COVID-19 juga libatkan desa adat
Dalam kesempatan itu, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unud Prof Dr Ir I Gede Rai Maya Temaja, MP menyampaikan terima kasih kepada Sekda Dewa Indra karena memberikan rekomendasi sehingga KKN ini bisa diselenggarakan.
Oleh karena dilaksanakan dalam situasi yang tak biasa, ia berpesan agar KKN kali ini tetap berpedoman pada protokol kesehatan COVID-19, seperti aturan tidak boleh bergerombol. "Lakukan modifikasi, teknisnya bisa diatur oleh para dosen pembimbing lapangan," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Udayana I Nyoman Gde Antara mengatakan pihaknya memutuskan untuk tetap melaksanakan KKN di tengah pandemi COVID-19. Namun dalam pelaksanaannya, KKN ini tetap menyesuaikan dengan protokol yang diterapkan dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19.
KKN UNUD ke-21 Tahun 2020 yang akan dilaksanakan pada bulan Agustus mendatang ini melibatkan 3.857 mahasiswa dengan dipandu 175 DPL, mereka akan disebar ke 85 desa di lima kabupaten/kota di Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Naiknya angka transmisi lokal adalah bukti bahwa ada sebagian masyarakat yang belum disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir, menjaga jarak dan menjaga stamina tubuh," kata Dewa Indra, di Denpasar, Selasa.
Dia menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara pada kegiatan TOT Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN Tematik "Desa Adat Tangguh COVID-19" Universitas Udayana yang dilaksanakan secara daring.
Baca juga: TNI-Polri di Bali dilibatkan awasi pasar terkait protokol COVID-19
Dalam paparannya, Dewa Indra menyampaikan kronologi masuknya COVID-19 ke Bali, tren kasus dan upaya penanganan yang telah dilaksanakan Gugus Tugas.
Menurut dia, pada bulan-bulan awal, kasus COVID-19 di Bali didominasi oleh imported case (infeksi yang bersumber dari lokasi di luar suatu wilayah, seperti luar kota atau luar negeri). Mengacu pada fakta di lapangan, kasus imported case COVID-19 di Bali didominasi oleh pekerja migran Indonesia.
Pada saat itu, ujar Dewa Indra, Gugus Tugas menerapkan SOP khusus melakukan pemeriksaan yang sangat ketat terhadap PMI melalui rapid test (uji cepat) dan swab test (uji usap). Mereka yang positif langsung ditangani gugus tugas provinsi, sementara yang negatif dikarantina oleh pemerintah kabupaten/kota.
Baca juga: Koster minta pusat izinkan Bali tetap berlakukan PCR di bandara
Pemprov Bali juga melibatkan peran aktif desa adat dengan membentuk satgas gotong royong. Upaya tersebut terbukti cukup efektif dan hingga akhir Mei kasus transmisi lokal berhasil dikendalikan.
Namun, ia tak menutup mata bahwa memasuki bulan Juni, kasus COVID-19 di Pulau Dewata mengalami dinamika dengan adanya penambahan transmisi lokal. Bahkan, data per 5 Juni 2020 menunjukkan bahwa jumlah kasus transmisi lokal telah melampaui "imported case".
"Oleh sebab itu, kami melakukan perubahan strategi yaitu dengan menggencarkan edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan untuk mencegah meluasnya penyebaran COVID-19," ujar pria yang juga Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali.
Baca juga: DPD Prajaniti minta Pemprov Bali perketat pintu masuk
Masih terkait dengan kasus transmisi lokal, birokrat kelahiran Buleleng ini menyebut pasar sebagai tempat berisiko dan menjadi klaster baru dalam penyebaran COVID-19.
Pararem
Mencermati perkembangan tersebut, atas arahan Gubernur Bali mengefektifkan pemberian edukasi tentang protokol kesehatan dengan memperkuat peran desa adat. Penguatan peran desa adat dalam menangkal penyebaran COVID-19 itu terimplementasi dalam penyusunan "pararem" (kesepakatan adat) yang mengatur protokol kesehatan COVID-19.
"Subtansi dari pararem itu telah diberikan oleh Majelis Desa Adat, penyusunan di tiap desa adat diharapkan tidak berbenturan dengan awig-awig," ucapnya.
Baca juga: Buleleng buat 'pararem' wajib masker
Dengan panduan dari Majelis Desa Adat, pararem tersebut diharapkan segera rampung dan langsung dapat diterapkan.
Sejalan dengan itu, upaya memperketat pintu masuk Bali dan lokalisir PMI juga masih tetap dilaksanakan. Gugus tugas juga terus berupaya meningkatkan daya dukung fasilitas kesehatan terkait penanganan pasien COVID-19.
Selain memperluas jejaring RS rujukan, penambahan laboratorium uji spesimen swab juga terus dilakukan. Dewa Indra berharap, dalam waktu dekat dua lab tambahan yaitu Labkes Provinsi Bali dan Lab RSBM akan segera dapat melakukan pemeriksaan spesimen swab dengan metode PCR.
Baca juga: Desa Adat Renon Denpasar perketat pengawasan penggunaan masker
Dua labolatorium ini akan memperkuat fungsi tiga laboratorium uji swab yang telah beroperasi sebelumnya yaitu RS Sanglah, RS PTN UNUD dan Lab. Warmadewa.
"Kami menyambut positif program KKN yang dilaksanakan Universitas Udayana di tengah pandemi COVID-19. Dengan tetap mengedepankan penerapan protokol kesehatan. Kami berharap para mahasiswa dapat menjadi agen dalam memberikan edukasi kepada masyarakat," ujarnya.
Dewa Indra mengingatkan, saat melakukan edukasi, para mahasiswa harus bisa memberi contoh. "Misalnya masker, tetap dikenakan saat berbicara dengan orang lain. hand sanitizer juga harus ingat selalu dibawa," ucapnya.
Ia berkeyakinan, dengan jumlah yang cukup banyak, mahasiswa KKN akan jadi kekuatan besar dalam mempercepat penanganan COVID-19 di Daerah Bali.
Baca juga: Wabup Badung: Pencegahan COVID-19 juga libatkan desa adat
Dalam kesempatan itu, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unud Prof Dr Ir I Gede Rai Maya Temaja, MP menyampaikan terima kasih kepada Sekda Dewa Indra karena memberikan rekomendasi sehingga KKN ini bisa diselenggarakan.
Oleh karena dilaksanakan dalam situasi yang tak biasa, ia berpesan agar KKN kali ini tetap berpedoman pada protokol kesehatan COVID-19, seperti aturan tidak boleh bergerombol. "Lakukan modifikasi, teknisnya bisa diatur oleh para dosen pembimbing lapangan," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Udayana I Nyoman Gde Antara mengatakan pihaknya memutuskan untuk tetap melaksanakan KKN di tengah pandemi COVID-19. Namun dalam pelaksanaannya, KKN ini tetap menyesuaikan dengan protokol yang diterapkan dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19.
KKN UNUD ke-21 Tahun 2020 yang akan dilaksanakan pada bulan Agustus mendatang ini melibatkan 3.857 mahasiswa dengan dipandu 175 DPL, mereka akan disebar ke 85 desa di lima kabupaten/kota di Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020