Volume sampah yang dihasilkan di Kabupaten Buleleng, Bali, mengalami panurunan hingga 5,4 persen per hari yang disebabkan banyak faktor, salah satunya dengan adanya pembatasan operasional pasar saat pandemi COVID-19.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Buleleng Putu Ariadi Pribadi di Singaraja, Selasa, mengatakan volume sampah yang tercatat di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bengkala terhitung sejak 14 Maret hingga 30 April mencapai 403 meter kubik per harinya.
“Padahal pada situasi normal sebelum mewabahnya COVID-19, volume sampah yang dihasilkan per harinya mencapai 426 meter kubik, atau berarti turun sekitar 5,4 persen per hari,” katanya.
Ariadi mengatakan, penurunan volume sampah dipicu oleh sejumlah faktor, salah satunya akibat kebijakan Bupati Buleleng terkait pembatasan operasional di pasar dari jam 08.00 Wita-16.00 Wita. “Termasuk faktor lain yang juga mempengaruhi seperti sekolah libur, kampus libur, kemudian pemberlakuan work from home,” katanya.
Menurut Ariadi, petugas DLH tetap bertugas di tengah mewabahnya COVID-19, baik penyapuan, pengangkutan dan pemilahan tetap dioptimalkan. Hanya saja, jam kerja para Tenaga Harian Lepas (THL) diatur.
Biasanya, para THL ini bekerja selama 4 jam, dari pukul 05.00 Wita pagi sampai pukul 09.00 Wita pagi. Kini jam mulai bekerjanya pun mundur dua jam, yakni dari pukul 07.00 Wita pagi sampai pukul 11.00 Wita siang.
Khusus pemilahan, sambung Ariadi, dipusatkan di Desa Kaliasem dan TPA Bengkala. Pemilahan dilakukan untuk memasok kebutuhan sampah organik menjadi pupuk kompos di Composing Plan Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan.
“Nah, kalau pemilahan sampah di rumah tangga ini yang kami optimalkan. Strateginya melalui sosialisasi dan edukasi. Khusunya mengurangi penggunaan sampah plastik yang digunakan di rumah tangga,” kata Ariadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Buleleng Putu Ariadi Pribadi di Singaraja, Selasa, mengatakan volume sampah yang tercatat di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bengkala terhitung sejak 14 Maret hingga 30 April mencapai 403 meter kubik per harinya.
“Padahal pada situasi normal sebelum mewabahnya COVID-19, volume sampah yang dihasilkan per harinya mencapai 426 meter kubik, atau berarti turun sekitar 5,4 persen per hari,” katanya.
Ariadi mengatakan, penurunan volume sampah dipicu oleh sejumlah faktor, salah satunya akibat kebijakan Bupati Buleleng terkait pembatasan operasional di pasar dari jam 08.00 Wita-16.00 Wita. “Termasuk faktor lain yang juga mempengaruhi seperti sekolah libur, kampus libur, kemudian pemberlakuan work from home,” katanya.
Menurut Ariadi, petugas DLH tetap bertugas di tengah mewabahnya COVID-19, baik penyapuan, pengangkutan dan pemilahan tetap dioptimalkan. Hanya saja, jam kerja para Tenaga Harian Lepas (THL) diatur.
Biasanya, para THL ini bekerja selama 4 jam, dari pukul 05.00 Wita pagi sampai pukul 09.00 Wita pagi. Kini jam mulai bekerjanya pun mundur dua jam, yakni dari pukul 07.00 Wita pagi sampai pukul 11.00 Wita siang.
Khusus pemilahan, sambung Ariadi, dipusatkan di Desa Kaliasem dan TPA Bengkala. Pemilahan dilakukan untuk memasok kebutuhan sampah organik menjadi pupuk kompos di Composing Plan Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan.
“Nah, kalau pemilahan sampah di rumah tangga ini yang kami optimalkan. Strateginya melalui sosialisasi dan edukasi. Khusunya mengurangi penggunaan sampah plastik yang digunakan di rumah tangga,” kata Ariadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020