Obat herbal meningkatkan kekebalan tubuh secara signifikan sehingga mampu melawan serangan virus corona atau COVID-19, kata akademisi Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja, Bali, I Gede Sutana, S.Kes.H., M.Si.
"Tanaman herbal 'taru pramana' atau herbal Bali contohnya mampu memperkuat kekebalan tubuh. Tanaman-tanaman tersebut seperti meniran, temulawak dan segala buah yang mengandung vitamin C seperti jeruk dan sejenisnya," kata Sutana di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Minggu.
Menurut dia konsumsi minuman herbal sudah menjadi budaya orang Bali dan Nusantara sejak dulu. Namun, sudah mulai ditinggalkan karena diganti dengan minuman modern yang lebih praktis dan mudah didapat maupun diolah (siap saji).
Padahal, kata dia, minuman-minuman tersebut (instan), bukan malah menyehatkan, tapi bisa saja merugikan bagi tubuh, karena sudah bercampur dengan senyawa kimia dan pengawet.
Baca juga: Obsesi jadikan Bali sebagai pusat pengembangan herbal
Sutana mencontohkan minuman temulawak yang banyak ditemukan di pasaran yang lebih praktis tinggal minum, namun dicampur dengan pengawet dan perasa. "Orang kadang lebih memilih yang praktis. Tanpa melihat efek samping dan bahayanya," katanya.
Pihaknya memaparkan jenis umbi-umbian seperti temulawak, kunyit, kencur, jahe (merah/putih), lengkuas, temu putih, temu mangga sangat baik digunakan meningkatkan kekebalan tubuh, sehingga tubuh mampu melawan berbagai jenis virus maupun penyakit.
Kesemuanya jenis umbi tersebut mengandung kurkumin, zat anti inflamasi dan anti bakteri, serta mengandung anti oksidan yg dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh sehingga membantu tubuh mengatasi serangan bakteri/virus yg masuk ke dalam tubuh.
Selain jenis umbi, jenis buah juga sangat baik. Buah seperti jeruk, lemon, pepaya, anggur, berry, mengkudu, segala jenis buah yg mengandung antioksidan dan vitamin C juga sangat baik untuk menjaga daya tahan tubuh dan meningkatkan sistem metabolisme.
"Bahkan, jenis daun juga sangat baik. Saya ambil contoh daun kelor, sirih dan meniran. Jenis daun ini kaya akan zat anti oksidan dan anti inflamasi dan antiseptik mampu mengatasi serangan bakteri/virus yang menyerang tubuh," kata akademisi muda itu.
Baca juga: Bali lindungi pengobatan leluhur "back to nature"
Ia menambahkan bahwa jenis daun pegagang (piduh) juga baik untuk meregenerasi sel-sel tubuh yg rusak akibat serangan virus/bakteri. Bahan herbal itu dapat diolah dengan sangat sederhana. "Bisa dijadikan bumbu seperti jenis umbi-umbian semisal jahe, kencur, kunyit, lengkuas, serta rempah-rempah seperti pala, cengkih yang biasa digunakan oleh orang Indonesia sejak dulu," katanya.
Menurut dia, bumbu-bumbu ini biasa dikonsumsi setiap hari. "Secara tidak sadar kita telah memelihara kesehatan kita dengan cara mengonsumsi bumbu yg berasal dari rempah dan umbi," katanya.
Pengolahan kedua bisa dengan cara dibuat jamu, yakni jenis umbi dan daun ini dijadikan jamu dengan cara sederhana yakni bahan-bahan diolah tunggal (satu jenis umbi saja) atau bisa dengan beberapa jenis dicampur dan diracik menjadi satu. "Contohnya temulawak, jahe, kencur, kunyit direbus dengan tiga gelas air. Direbus hingga mendidih, kemudian airnya disaring dan diminum," katanya.
Selain itu, temulawak, kunyit, jahe, kencur bisa diparut, diperas, disaring diambil saripatinya, kemudian ditambah sedikit air hangat dan perasan jeruk nipis, kemudian diminum. "Bisa juga dengan cara dikonsumsi langsung seperti aneka buah dan daun," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Tanaman herbal 'taru pramana' atau herbal Bali contohnya mampu memperkuat kekebalan tubuh. Tanaman-tanaman tersebut seperti meniran, temulawak dan segala buah yang mengandung vitamin C seperti jeruk dan sejenisnya," kata Sutana di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Minggu.
Menurut dia konsumsi minuman herbal sudah menjadi budaya orang Bali dan Nusantara sejak dulu. Namun, sudah mulai ditinggalkan karena diganti dengan minuman modern yang lebih praktis dan mudah didapat maupun diolah (siap saji).
Padahal, kata dia, minuman-minuman tersebut (instan), bukan malah menyehatkan, tapi bisa saja merugikan bagi tubuh, karena sudah bercampur dengan senyawa kimia dan pengawet.
Baca juga: Obsesi jadikan Bali sebagai pusat pengembangan herbal
Sutana mencontohkan minuman temulawak yang banyak ditemukan di pasaran yang lebih praktis tinggal minum, namun dicampur dengan pengawet dan perasa. "Orang kadang lebih memilih yang praktis. Tanpa melihat efek samping dan bahayanya," katanya.
Pihaknya memaparkan jenis umbi-umbian seperti temulawak, kunyit, kencur, jahe (merah/putih), lengkuas, temu putih, temu mangga sangat baik digunakan meningkatkan kekebalan tubuh, sehingga tubuh mampu melawan berbagai jenis virus maupun penyakit.
Kesemuanya jenis umbi tersebut mengandung kurkumin, zat anti inflamasi dan anti bakteri, serta mengandung anti oksidan yg dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh sehingga membantu tubuh mengatasi serangan bakteri/virus yg masuk ke dalam tubuh.
Selain jenis umbi, jenis buah juga sangat baik. Buah seperti jeruk, lemon, pepaya, anggur, berry, mengkudu, segala jenis buah yg mengandung antioksidan dan vitamin C juga sangat baik untuk menjaga daya tahan tubuh dan meningkatkan sistem metabolisme.
"Bahkan, jenis daun juga sangat baik. Saya ambil contoh daun kelor, sirih dan meniran. Jenis daun ini kaya akan zat anti oksidan dan anti inflamasi dan antiseptik mampu mengatasi serangan bakteri/virus yang menyerang tubuh," kata akademisi muda itu.
Baca juga: Bali lindungi pengobatan leluhur "back to nature"
Ia menambahkan bahwa jenis daun pegagang (piduh) juga baik untuk meregenerasi sel-sel tubuh yg rusak akibat serangan virus/bakteri. Bahan herbal itu dapat diolah dengan sangat sederhana. "Bisa dijadikan bumbu seperti jenis umbi-umbian semisal jahe, kencur, kunyit, lengkuas, serta rempah-rempah seperti pala, cengkih yang biasa digunakan oleh orang Indonesia sejak dulu," katanya.
Menurut dia, bumbu-bumbu ini biasa dikonsumsi setiap hari. "Secara tidak sadar kita telah memelihara kesehatan kita dengan cara mengonsumsi bumbu yg berasal dari rempah dan umbi," katanya.
Pengolahan kedua bisa dengan cara dibuat jamu, yakni jenis umbi dan daun ini dijadikan jamu dengan cara sederhana yakni bahan-bahan diolah tunggal (satu jenis umbi saja) atau bisa dengan beberapa jenis dicampur dan diracik menjadi satu. "Contohnya temulawak, jahe, kencur, kunyit direbus dengan tiga gelas air. Direbus hingga mendidih, kemudian airnya disaring dan diminum," katanya.
Selain itu, temulawak, kunyit, jahe, kencur bisa diparut, diperas, disaring diambil saripatinya, kemudian ditambah sedikit air hangat dan perasan jeruk nipis, kemudian diminum. "Bisa juga dengan cara dikonsumsi langsung seperti aneka buah dan daun," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020