Denpasar (ANTARA) - Direktur Utama PT Karya Pak Oles Tokcer (KPOT) Dr Ir.Gede Ngurah Wididana, M.Agr bertekad menjadikan Bali sebagai pusat pengembangan herbal di Indonesia untuk dunia. Terlebih PT Karya Pak Oles Tokcer merupakan perusahaan swasta nasional berbasis obat-obatan tradisional yang terbesar di Bali.
Kecerdasan nalar yang diimbangi dengan kerja keras, disiplin, dedikasi tinggi, memiliki lahan pertanian dan modal uang untuk mengembangkan ratusan jenis tanaman herbal berkhasiat obat di atas lahan seluas tujuh hektar di Desa Bengkel, Buleleng, daerah pesisir Utara Pulau Bali.
"Teh herbal yang saya formulasikan diberi nama Teh Bukit Hexon pada tahun 2000, atau 23 tahun silam dengan izin produksi industri rumah tangga (PIRT). Pada awalnya lahir teh Bukit Hexon daun murbei, kemudian teh mahkota dewa, teh akar lalang dan teh jahe merah," tutur Dr Wididana, alumnus Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang yang akrab disapa Pak Oles.
Semuanya berjumlah 12 jenis teh dengan nama Bukit Hexon, yang dibuat dari simplisia tanaman herbal. Tentu saja semuanya laris manis, berkat khasiatnya sesuai dengan simplisia murni yang digunakan dari kebun herbal Pak Oles di Desa Bengkel, sekitar 70 km Barat laut kota Denpasar.
Industri teh Bukit Hexon dibangun di Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng berkembang sampai sekarang. Seiring perjalanan waktu, perijinan PIRT diubah menjadi ijin obat tradisional atau jamu, yang harus mengikuti syarat tertentu, sehingga ijin obat tradisional boleh mencantumkan khasiat obat.
Hingga saat ini baru tiga jenis teh yang disetujui mendapatkan ijin, dengan nama Teh Bokashi, yaitu: Teh Daun Jati Cina (untuk melancarkan buang air besar), Teh Jahe Merah (untuk menghangatkan badan), Teh Mahkota Dewa ( meredakan pegel linu, nyeri pada persendian).
Teh bukit hexon (ijin PIRT) adalah cikal bakal dari lahirnya teh bokashi (ijin Jamu). Ijin PIRT tidak boleh mencantumkan khasiat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Ijin jamu boleh mencantumkan khasiat, agar produk teh mudah dikenal dan dicari oleh pelanggan, maka ijin jamu diurus dengan nama baru Teh Bokashi.
Teh Bokashi adalah merek baru untuk jamu yang siap mengisi pasar teh herbal di toko, apotek dan toko obat. Perjalanan sebuah produk teh terus berubah dan berkembang sesuai jamannya.
Siap layani perawatan Kesehatan
Pak Oles menambahkan, tiga jenis teh Bokashi yang terdiri atas teh jati Cina, mahkota dewa dan jahe merah siap melayani perawatan kesehatan masyarakat Indonesia, perlahan tapi pasti. Teh Bokashi menjadi kebanggaan generasi yang cinta herbal, dengan minum teh herbal setiap hari, untuk menjaga kesehatan.
Teh Bokashi adalah kelompok teh herbal Pak Oles dengan ijin edar Obat Tradisional (TR 231008441), yang khasiatnya untuk meredakan linu, nyeri pada persendian, memelihara kesehatan dan menyegarkan badan sesuai yang tercantum dalam perijinan).
Khasiat simplisia tanaman obat secara umum menyegarkan badan, meningkatkan imun, berkat kandungan antioksidannya. Namun secara khusus khasiat obat tradisional yang didaftarkan harus dicantumkan dengan mengikuti perijinan dengan nomor registrasinya, agar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mudah mengawasinya.
Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) adalah nama tanaman obat yang digunakan daging buahnya yang berwarna merah. Buah Mahkota Dewa mengandung Saponin untuk mengatur/ menurunkan kadar gula dalam darah. menurunkan kolesterol dan asam urat.
Penderita kencing manis, asam urat tinggi dan kolesterol tinggi merasakan pegal-pegal pada bagian dan persendian tubuhnya.
Karena khasiat saponin yang dikandung oleh buah Mahkota Dewa, maka Teh Bokashi Mahkota Dewa didaftarkan khasiatnya untuk meredakan pegal, menyegarkan badan dan memelihara kesehatan.
Teh Bokashi Mahkota Dewa dijual di konter-konter Pak Oles dan di toko oleh-oleh Bali (Krisna Oleh-Oleh). Teh Bokashi menjadi mudah dikenal oleh konsumen dan masyarakat luas karena merek Bokashi yang sudah dikenal sejak 1997, atau 23 tahun yang silam.
Pengalaman Ibu Harti dari Denpasar yang sudah mengkonsumsi Teh Mahkota Dewa sejak dua tahun mengatakan, bahwa badannya terasa ringan, pencernaannya terasa lancar, khususnya untuk buang air besar.
Puluhan konsumen dari Kota Denpasar, Badung dan Gianyar, yang dilayani oleh Ibu Putri, penjaga konter Pak Oles di Jalan Komodo, mengatakan bahwa penyakit kesemutan, pegal, asam urat dan kencing manis yang dialami oleh konsumennya dirasakan membaik.
Ibu Putri penjaga konter Pak Oles di Jalan Komodo juga melayani beberapa pelanggan orang bule (expatriat) yang sangat suka minum teh herbal untuk menjaga kesehatannya.
Bali pusat pengembangan herbal di Indonesia untuk dunia
Jumat, 20 Oktober 2023 23:59 WIB