Konsulat Jenderal Amerika Serikat (AS) di Surabaya mempromosikan hak-hak penyandang disabilitas untuk bekerja atau masuk dunia kerja, dalam kegiatan seminar disabilitas, tujuannya untuk memberi pemahaman bahwa disabilitas memiliki potensi dan hak yang sama berpartisipasi penuh dalam angkatan kerja.
"Indonesia dan Amerika sama-sama negara demokrasi yang besar, oleh karena itu dalam promosi ini kami mencari kesamaan untuk mendukung bersama hak-hak penyandang disabilitas dalam dunia kerja," kata Konsul Jenderal AS di Surabaya, Mark McGovern, saat membuka seminar itu di Surabaya, Rabu.
Ia mengatakan, penyandang disabilitas mempunyai kesamaan dalam berkarier di berbagai bidang, seperti ekonomi dan negara, sehingga perlu didorong untuk berkontribusi pada dunia kerja.
Amerika Serikat, kata dia, tidak hanya mempromosikan disabilitas dalam dunia kerja, melainkan juga memberikan pelatihan yang bekerja sama dengan salah satu Tabloid di Surabaya, serta melalui berbagai program USAID.
Baca juga: Pemkot Denpasar sediakan "Rumah BISAbilitas" untuk disabilitas
"Bagi Amerika Serikat hak-hak disabilitas adalah bagian integral dan tidak terpisahkan dari kebijakan luar negeri dan bantuan luar negeri. Kami juga mengakui kreativitas dan keterampilan yang dibawa oleh para penyandang disabilitas ke dunia kerja kami, swasta dan pemerintah juga mendapat manfaat dari keterampilan dan bakat ini, meningkatkan taraf hidup mereka sambil memberikan pekerjaan yang bermakna dan memberikan upah layak," kata McGovern.
Sementara itu, dalam kegiatan seminar tersebut Konjen AS di Surabaya menghadirkan aktivis hak-hak penyandang disabilitas, seperti Fira Fitri Fitria seorang jurnalis asal Tuban, dan Anjas Pramono aktivis Forum Mahasiswa Peduli lnklusi dari Universitas Brawijaya Malang.
Keduanya juga pernah diundang sebagai alumni program pertukaran dari Amerika Serikat, yang sebelumnya berkunjung ke Amerika Serikat selama 3 minggu lewat program International Visitor Leadership Program (IVLP).
Sementara Anjas Pramono juga pernah mengikuti program Young South East Asian Leaders Initiative (YSEALI) selama 5 minggu.
Konjen AS di Surabaya, dalam promosi itu juga menghadirkan Hani dan Arina dari DNetwork Bali, sebuah organisasi berbasis di Bali yang menghubungkan penyandang disabilitas dengan lapangan kerja.
Baca juga: DNetwork-Accor kerja sama buka lowongan kerja penyandang disabilitas
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Indonesia dan Amerika sama-sama negara demokrasi yang besar, oleh karena itu dalam promosi ini kami mencari kesamaan untuk mendukung bersama hak-hak penyandang disabilitas dalam dunia kerja," kata Konsul Jenderal AS di Surabaya, Mark McGovern, saat membuka seminar itu di Surabaya, Rabu.
Ia mengatakan, penyandang disabilitas mempunyai kesamaan dalam berkarier di berbagai bidang, seperti ekonomi dan negara, sehingga perlu didorong untuk berkontribusi pada dunia kerja.
Amerika Serikat, kata dia, tidak hanya mempromosikan disabilitas dalam dunia kerja, melainkan juga memberikan pelatihan yang bekerja sama dengan salah satu Tabloid di Surabaya, serta melalui berbagai program USAID.
Baca juga: Pemkot Denpasar sediakan "Rumah BISAbilitas" untuk disabilitas
"Bagi Amerika Serikat hak-hak disabilitas adalah bagian integral dan tidak terpisahkan dari kebijakan luar negeri dan bantuan luar negeri. Kami juga mengakui kreativitas dan keterampilan yang dibawa oleh para penyandang disabilitas ke dunia kerja kami, swasta dan pemerintah juga mendapat manfaat dari keterampilan dan bakat ini, meningkatkan taraf hidup mereka sambil memberikan pekerjaan yang bermakna dan memberikan upah layak," kata McGovern.
Sementara itu, dalam kegiatan seminar tersebut Konjen AS di Surabaya menghadirkan aktivis hak-hak penyandang disabilitas, seperti Fira Fitri Fitria seorang jurnalis asal Tuban, dan Anjas Pramono aktivis Forum Mahasiswa Peduli lnklusi dari Universitas Brawijaya Malang.
Keduanya juga pernah diundang sebagai alumni program pertukaran dari Amerika Serikat, yang sebelumnya berkunjung ke Amerika Serikat selama 3 minggu lewat program International Visitor Leadership Program (IVLP).
Sementara Anjas Pramono juga pernah mengikuti program Young South East Asian Leaders Initiative (YSEALI) selama 5 minggu.
Konjen AS di Surabaya, dalam promosi itu juga menghadirkan Hani dan Arina dari DNetwork Bali, sebuah organisasi berbasis di Bali yang menghubungkan penyandang disabilitas dengan lapangan kerja.
Baca juga: DNetwork-Accor kerja sama buka lowongan kerja penyandang disabilitas
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020