Para seniman tari kontemporer dari tujuh negara "International Collaboration" menampilkan garapan yang mengangkat tema "In Search of A Dream" di Gedung Natya Mandala Kampus ISI Denpasar, Selasa (19/11) malam.

"Dipilihnya ISI Denpasar sebagai tuan rumah penyelenggaraan  pementasan seni tari kolaborasi seniman  beda negara ini, kami  apresiasi dengan baik," kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha SSKar, MSi dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis.

Menurut dia, bagi  mahasiswa maupun dosen, hadirnya pementasan seniman dari beberapa negara di Kampus Seni ISI Denpasar , patut dijadikan inspirasi pembelajaran. "Kesempatan baik ini harus dimanfaatkan bagi anak anak kami sehingga dari tontonan ini, mahasiswa kami  mendapatkan sesuatu," ujarnya.

Apalagi mereka pada akhir masa kuliah, untuk menuntaskan  tugas akhirnya harus mencipkan karya baru. Jadi, dengan hadirnya penampilan  para seniman dari berbagai negara ini diharapkan mahasiswa mendapat inspirasi dalam berkarya.

Rektor asal Pujungan, Kabupaten Tabanan ini menambahkan, sebuah kebanggaan menjadi tuan rumah pementasan kolaborasi di kampus seni satu satunya di kawasan Indonesia bagian tengah ini.

"Sajian kolaborasi memang menghasilkan sebuah karya dalam perbedaan, akan tetapi dalam perbedaan itulah ada keindahan, harus mampu meredam  rasa egois masing-masing seniman. Mudah-mudahan apa yang ditampilkan mampu memberi inspirasi bagi ranah seni tari di Bali dan khususnya bagi perkembangan pendidikan di ISI Denpasar," ucap Prof Arya.

Baca juga: Pemilihan Putra-Putri Kampus ISI Denpasar jadi momentum cintai budaya

Sementara itu, penampilan seniman dari tujuh negara ini, menurut Ketua Panitia Ratna Nurianto, memang keinginan  atau mimpi mereka dari seniman tujuh negara ini menampilkan karya di Indonesia.

"Kenapa memilih Bali, kemudian Yogyakarta, ya karena aktivitas berkesenian sangat berkembang di dua wilayah itu. Jadi, mereka datang ke kota seni ini yang merupakan impian sejak lama," katanya.

Ratna menambahkan, perjalanan mereka dari berbagai negara dengan bersusah payah membutuhkan perjuangan tidak mudah, karena membawa properti yang cukup banyak.

"Bagaimana kita memastikan bisa tampil hingga di Bali luar biasa, saya menyampaikan terima kasih atas kehadiran para seniman ini di Indonesia," ucapnya
saat memberikan sambutan dan sekaligus membuka secara resmi pementasan tersebut.

Baca juga: Festival Seni Bali Jani 2019, ISI Denpasar tampilkan tenun primitif

Selain di Bali, para seniman tari kontemporer dari berbagai negara ini juga tampil di Kota Yogyakarta (15-16) November 2019 dan di Jakarta pada 22 November 2019.

Para penari yang tampil membawakan garapan karya adalah Danny Yung ( Hongkong),  Didik Nini Thowok (Indonesia), Chaohsin (Taipei), Sabrina SNG (Singapura), Liu Xiaoyi (Singapura), Makoto Matsushima (Jepang), Saultari Amin Farid (Singapura), Cedric Chan (Hongkong), Nget Rady (Kamboja) , Kong Chun Kit (Hongkong)  dan Natapon  Wanaun (Bangkok). 
Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha saat menyerahkan cinderamata kepada seniman Didik Nini Thowok (Antaranews Bali/Ni Luh Rhisma/2019)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019