Komisi VII DPR-RI melakukan kunjungan kerja ke Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas (PLTDG) Pesanggaran PT Indonesia Power Unit Pembangkitan (UP) Bali dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan DPR untuk mengetahui kondisi kelistrikan khususnya di wilayah Bali, Jumat.
Pimpinan Tim Kunjungan Kerja Komisi VII DPR-RI Ir. HM. Ridwan Hisjam menyampaikan bahwa sampai saat ini ketersediaan listrik di Bali cukup aman, akan tetapi jaminan ketersediaan listrik yang andal ke depan menjadi perhatian.
"Seiring dengan pesatnya industri pariwisata, kebutuhan listrik di Bali juga meningkat pesat. Hal tersebut pasti akan berpengaruh pada peningkatan beban listrik, ini yang harus dipikirkan dan di antisipasi," ucap Ridwan.
Terlebih sebagai destinasi wisata, Bali diharapkan dapat memanfaatkan potensi energi lokal untuk memenuhi kebutuhan listrik.
Direktur Bisnis Regional Jawa bagian Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (JBTBN) PT PLN (Persero) Supangkat Iwan Santoso menjelaskan PLN bersama dengan Pemerintah Provinsi Bali telah menyiapkan rencana.
"Ke depan Bali akan dipasok dengan energi bersih. Kami akan optimalkan energi gas dan juga Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)," ucap Iwan.
Hal tersebut sesuai dengan isi perjanjian kerja sama antara PLN dengan Gubernur Bali Wayan Koster mengenai penguatan ketenagalistrikan dengan pemanfaatan energi bersih di Provinsi Bali yang telah ditandatangani pada 20 Agustus 2019.
General Manager PLN Unit Distribusi Bali Nyoman Suarjoni Astawa memaparkan, untuk memenuhi kebutuhan listrik, PLN akan memindahkan "mobile power plant" Lombok ke Bali atau Marine Vessel Power Plant dari Kupang. Sedangkan untuk memperkuat sistem kelistrikan di Bali selanjutnya, pembangunan transmisi Jawa Bali Connection (JBC) dapat menjadi solusi. “Bali akan mendapatkan pasokan daya hingga 2000 MW melalui JBC ini. Kami targetkan tahun 2024 sudah dapat beroperasi,” jelas Astawa.
Dari sisi pembangkit, Direktur Operasi II PT Indonesia Power Bambang Anggono menyampaikan bahwa ketersediaan energi primer untuk kebutuhan pembangkit listrik di Bali saat ini sudah terpenuhi. Selain itu, Bambang juga telah menyiapkan skema operasional pembangkit jika beban listrik di meningkat agar listrik di Bali tetap aman.
Tak hanya memiliki pasokan listrik yang andal dengan memanfaatkan energi ramah lingkungan, Bali juga diharapkan dapat mandiri energi seperti yang diungkapkan oleh Sekertaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra mewakili Gubernur Koster.
"Meskipun saat ini listrik di Bali dipasok dari Jawa, kami juga mengarah pada Bali mandiri energi," ucap Indra.
Usai pemaparan dan sesi tanya jawab mengenai kondisi kelistrikan di Bali, seluruh rombongan melakukan site visit ke PLTDG Pesanggaran dan berdiskusi dengan rekan-rekan di operation control room.
Kunjungan ini merupakan rangkaian dari agenda Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR-RI setelah sebelumnya mengunjungi PLTU Tanjung Jati B Jepara, Jawa Tengah, PLTU Paiton Probolinggo, dan PLTU Karang Kadri Cilacap.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Pimpinan Tim Kunjungan Kerja Komisi VII DPR-RI Ir. HM. Ridwan Hisjam menyampaikan bahwa sampai saat ini ketersediaan listrik di Bali cukup aman, akan tetapi jaminan ketersediaan listrik yang andal ke depan menjadi perhatian.
"Seiring dengan pesatnya industri pariwisata, kebutuhan listrik di Bali juga meningkat pesat. Hal tersebut pasti akan berpengaruh pada peningkatan beban listrik, ini yang harus dipikirkan dan di antisipasi," ucap Ridwan.
Terlebih sebagai destinasi wisata, Bali diharapkan dapat memanfaatkan potensi energi lokal untuk memenuhi kebutuhan listrik.
Direktur Bisnis Regional Jawa bagian Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (JBTBN) PT PLN (Persero) Supangkat Iwan Santoso menjelaskan PLN bersama dengan Pemerintah Provinsi Bali telah menyiapkan rencana.
"Ke depan Bali akan dipasok dengan energi bersih. Kami akan optimalkan energi gas dan juga Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)," ucap Iwan.
Hal tersebut sesuai dengan isi perjanjian kerja sama antara PLN dengan Gubernur Bali Wayan Koster mengenai penguatan ketenagalistrikan dengan pemanfaatan energi bersih di Provinsi Bali yang telah ditandatangani pada 20 Agustus 2019.
General Manager PLN Unit Distribusi Bali Nyoman Suarjoni Astawa memaparkan, untuk memenuhi kebutuhan listrik, PLN akan memindahkan "mobile power plant" Lombok ke Bali atau Marine Vessel Power Plant dari Kupang. Sedangkan untuk memperkuat sistem kelistrikan di Bali selanjutnya, pembangunan transmisi Jawa Bali Connection (JBC) dapat menjadi solusi. “Bali akan mendapatkan pasokan daya hingga 2000 MW melalui JBC ini. Kami targetkan tahun 2024 sudah dapat beroperasi,” jelas Astawa.
Dari sisi pembangkit, Direktur Operasi II PT Indonesia Power Bambang Anggono menyampaikan bahwa ketersediaan energi primer untuk kebutuhan pembangkit listrik di Bali saat ini sudah terpenuhi. Selain itu, Bambang juga telah menyiapkan skema operasional pembangkit jika beban listrik di meningkat agar listrik di Bali tetap aman.
Tak hanya memiliki pasokan listrik yang andal dengan memanfaatkan energi ramah lingkungan, Bali juga diharapkan dapat mandiri energi seperti yang diungkapkan oleh Sekertaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra mewakili Gubernur Koster.
"Meskipun saat ini listrik di Bali dipasok dari Jawa, kami juga mengarah pada Bali mandiri energi," ucap Indra.
Usai pemaparan dan sesi tanya jawab mengenai kondisi kelistrikan di Bali, seluruh rombongan melakukan site visit ke PLTDG Pesanggaran dan berdiskusi dengan rekan-rekan di operation control room.
Kunjungan ini merupakan rangkaian dari agenda Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR-RI setelah sebelumnya mengunjungi PLTU Tanjung Jati B Jepara, Jawa Tengah, PLTU Paiton Probolinggo, dan PLTU Karang Kadri Cilacap.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019