Orang tua kerap dipusingkan dengan sikap anak anak di rumah, pertengkaran antara si kakak dan adik adalah salah satunya. Mungkin hampir setiap hari energi orang tua akan terkuras untuk menengahi mereka. Terkadang kakak merasa orang tua lebih memnbela adik atau sebaliknya adik merasa orang tua bersikap tidak adil.

Kakak-adik bertengkar di rumah karena berebut mainan adalah hal yang wajar. Ini memang sudah jadi pemandangan sehari-hari para orangtua. Nggak berantem sehari saja, seperti ada yang kurang buat mereka. Tenang, Anda tidak sendirian kok. Ternyata ada data yang menunjukkan bahwa anak-anak usia 2-9 tahun, rata-rata akan bertengkar dengan saudaranya sebanyak delapan kali dalam satu jam. Umumnya pertengkaran berlangsung selama 45 detik saja.

Pertengkaran kakak dan adik terjadi karena penerapan komunikasi di rumah yang kurang baik. Jadi menjauhkan anak-anak dari konflik bukanlah tindakan tepat, sebab anak Anda bisa jadi tidak bisa melalui tahap tumbuh kembangnya dengan tepat.

Adanya konflik kakak-adik atau antar saudara kembar sekalipun, akan membantu anak-anak memiliki kemampuan manajemen konflik. Mengenalkan anak bagaimana harus mentoleransi perasaan negatif. Saat kesal, anak tidak harus mengeluarkan dengan kekesalan berlebihan. sekaligus memupuk keterampilan pemecahan masalah sosial.

Pertengkaran ini dipengaruhi pula oleh kondisi emosi anak saat itu. Jika sedang kesal, capek, kecewa, dia jadi agak sensitif. Kesenggol sedikit saja tubuhnya, bisa membuat si kecil marah. Bisa juga ketika si kakak bermaksud membenahi mainan si adik, tiba-tiba si adik marah karena menganggap kakak mengambil mainannya. Akhirnya bertengkarlah mereka.

Adakalanya pertengkaran antar saudara dipicu karena salah satu dari kakak atau si adik yang ingin mendapatkan perhatian lebih dari orang tua. Dengan menjadi korban dari si kakak atau adik memungkinkan anak mendapat perhatian khusus dari orang tua.

Ada beberapa kiat yang dapat dilakukan orang tua untuk mengatasi kakak-adik yang sering bertengkar, yakni :.

1. Orang Tua Harus Meredam Marah
Sebaiknya  berpikirlah dengan kepala dingin dalam menghadapi kakak dan adik yang sering bertengkar. Hindari emosi yang berlebih pada salah satu anak, karena akan membuat salah satu  anak cemburu sosial. Anda dapat mengamati pertengkaran mereka secara objektif. Jika pertengkaran kecil, biasanya tidak akan berlangsung lama dan mereka akan kembali akrab hanya dalam hitungan beberapa menit saja.

2. Jangan Membela salah satu dari mereka
Jika Anda yakin pertengkaran itu tak berbahaya, Anda dapat meninggalkan ruangan dan anak  dapat menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa pembelaan dari Anda pada salah satu anak.

3. Sediakan waktu untuk sesi evaluasi
Ketika kakak dan adik bertengkar sebaiknya amati terlebih dulu pertengkaran mereka. Ketika Anda telah menemukan permasalahannya, Anda dapat memberikan solusi yang terbaik. Misalnya ketika kakak sedang bermain mobil-mobilan dan adik menginginkan benda yang sama, Anda dapat memberikan waktu untuk bergantian menggunakan mainan tersebut.

4. Ajarkan cara bernegosiasi
Saat usia anak semakin bertambah Anda dapat mengajarkan kakak dan adik untuk menyelesaikannya sendiri. Ajarkan mereka bagaimana caranya berdamai dan menemukan win-win solution. Dalam hal ini Anda dapat berperan sebagai penengah.

5. Alihkan dengan kegiatan lain
Ketika mereka sedang bertengkar, Anda dapat mengalihkan perhatian mereka dengan meminta bantuan untuk  mengerjakan suatu hal. Sehingga mereka melupakan pertengkaran tersebut. Misalnya ajak mereka untuk membereskan tempat tidur, membereskan mainan dan lain-lain.

6. Ajarkan anak mengekspresikan perasaannya
Pertengkaran kecil biasanya timbul karena anak mengalami kesulitan dalam mengekspresikan perasaan mereka. Misalnya, seorang kakak tidak ingin meminjamkan mainannya untuk si adik. Seorang anak biasanya tidak suka apabila barangnya disentuh oleh orang lain, meskipun itu saudaranya sendiri.

Pada saat itu, Anda sebagai orang tua harus tanggap, bertindak dan menjelaskan kepada mereka bahwa sebagai kakak dan adik harus saling berbagi. Jika ingin meminjam harus minta izin dulu kepada pemiliknya. Sang kakak juga harus diberi pengertian untuk meminjami adiknya, karena suatu saat kalau adik punya mainan, kakaknya juga boleh pinjam.

Sesekali berdiskusilah dengan pasangan Anda, bagaimana perbedaan karakter si kakak dan si adik sehingga pendekatan yang dilakukan orang tua dapat sesuai dengan karakter masing masing. Orang tua juga sebaiknya tidak memberi contoh negatif justru dengan bertengkar di depan anak dan menggunakan cara kekerasan seperti berteriak, memukul atau membanting barang sebagai cara mengekspresikan diri. Perbanyak juga kegiatan-kegiatan yang melibatkan kerja sama antar-anggota keluarga sehingga anak terbiasa berbagi dan saling menghargai satu sama lain. (*/ed)

--------------
*) Penulis adalah Psikolog Klinis RSUD Wangaya dan RS Balimed (HP 081999481222)
**) Simak juga:

Baca juga: Kiat beradaptasi di lingkungan kerja baru
Baca juga: Aerophobia (takut naik pesawat)
Baca juga: Mengatasi Kecemasan Pasca Gempa
Baca juga: Menunjukkan apresiasi yang tepat
Baca juga: Menjadi Penyembuh Bagi Diri Sendiri (Self Healing)
Baca juga: Psikolog-Dosen Komunikasi Bali motivasi peserta SMN Kaltim
 

Pewarta: Oleh Nena Mawar Sari, S. Psi.,Psikolog Cht *)

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018