Denpasar (Antaranews Bali) - Tiga mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar lolos dalam debat bahasa Inggris, dan berhak maju ke tingkat nasional mewakili perguruan tinggi di wilayah Kopertis VIII meliputi Bali, NTB, dan NTT.
"Dengan prestasi ini, mahasiswa ISI Denpasar mampu membuktikan diri tak hanya berprestasi di bidang seni, namun sangat peduli dengan lingkungan sekitar, dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris," kata pembina tim debat bahasa Inggris ISI Denpasar Ni Kadek Dwiyani SS, MHum, di Denpasar, Rabu.
Menurut Dwiyani, memang mau tak mau mahasiswa harus menguasai bahasa Inggris untuk mempermudah meraih kesuksesan di era persaingan global.
Tiga mahasiswa berprestasi dalam debat bahasa Inggris dari ISI Denpasar itu adalah Ni Wayan Satiani Pradnya Paramita (Jurusan Seni Rupa Murni), I Gusti Ayu Indah Antari (Desain Komunikasi visual) dan I Made Georgiana Triwinadi (Pedalangan).
Dari keseluruhan peserta yang berjumlah 48 perguruan tinggi di wilayah Kopertis VIII, ISI Denpasar harus melewati empat putaran untuk maju ke babak 16 besar, 8 besar dan 6 besar. Karena yang dicari adalah 6 besar untuk mewakili wilayah Kopertis VIII.
"Di babak 48 besar itu, kami bisa untuk putaran pertama meraih rangking 2, putaran kedua rangking 3, putaran ketiga dan 4 kita rangking 1," kata Dwiyani.
Selanjutnya pada babak 16 besar, anak asuhnya tampil lebih baik dengan meraih rangking 2 di putaran pertama, rangking 2 di putaran kedua, serta rangking 3 di putaran tiga dan empat. Setelah masuk babak 8 besar, timnya bertengger di posisi ke 3.
"Hasil ini membuat kami sebagai satu-satunya perguruan tinggi seni yang bisa lolos di debat bahasa Inggris. Secara institusi, kampus kami finis di peringkat 5 dari 48 perguruan tinggi di wilayah Kopertis VIII," ucapnya.
Capaian itu membuat tim ini otomatis lolos ke tingkat nasional untuk mengikuti lomba serupa di Kota Malang, 15-21 Agustus 2018.
Menurut Dwiyani, ternyata dalam debat bahasa Inggris itu selain kemampuan untuk menggunakan bahasa Inggris dengan baik dan benar, kemampuan untuk `update` kekinian itu wajib, dan mahasiswa ISI Denpasar bisa melakukan dengan baik.
Hasil ini, lanjut dia, akan dijadikan momentum untuk melampaui capaian tingkat nasional pada ajang yang sama dua tahun lalu, di mana tim ISI Denpasar masuk 10 besar "best speaker". Namun prestasi itu menurun tahun lalu.
Ia mengungkapkan, faktor kaderisasi menjadi salah satu penyebab. Untuk itu, ia ingin membentuk Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) bahasa Inggris di kampus setempat.
Terkait persiapan tim debat bahasa Inggris, sebelumnya telah menyeleksi di tingkat fakultas, serta melalui lomba debat internal saat pra-Dies Natalis, sehingga jika ada panggilan untuk lomba, pihaknya sudah mempunyai kader yang akan mewakili kampus.
Bentuk kaderisasi lainnya, yakni dengan mengikutsertakan satu orang dalam kelompok debat itu sendiri.
"Timnya kan tiga orang. Dari tiga orang itu, satu sebagai `observer` yang kami siapkan untuk mengikuti lomba tahun depan," ujar Dwiyani didampingi pembina lainnya Ni Putu Tisna Handayani, SS, MHum dan Humas I Gede Eko Jaya Utama SE, MM itu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Dengan prestasi ini, mahasiswa ISI Denpasar mampu membuktikan diri tak hanya berprestasi di bidang seni, namun sangat peduli dengan lingkungan sekitar, dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris," kata pembina tim debat bahasa Inggris ISI Denpasar Ni Kadek Dwiyani SS, MHum, di Denpasar, Rabu.
Menurut Dwiyani, memang mau tak mau mahasiswa harus menguasai bahasa Inggris untuk mempermudah meraih kesuksesan di era persaingan global.
Tiga mahasiswa berprestasi dalam debat bahasa Inggris dari ISI Denpasar itu adalah Ni Wayan Satiani Pradnya Paramita (Jurusan Seni Rupa Murni), I Gusti Ayu Indah Antari (Desain Komunikasi visual) dan I Made Georgiana Triwinadi (Pedalangan).
Dari keseluruhan peserta yang berjumlah 48 perguruan tinggi di wilayah Kopertis VIII, ISI Denpasar harus melewati empat putaran untuk maju ke babak 16 besar, 8 besar dan 6 besar. Karena yang dicari adalah 6 besar untuk mewakili wilayah Kopertis VIII.
"Di babak 48 besar itu, kami bisa untuk putaran pertama meraih rangking 2, putaran kedua rangking 3, putaran ketiga dan 4 kita rangking 1," kata Dwiyani.
Selanjutnya pada babak 16 besar, anak asuhnya tampil lebih baik dengan meraih rangking 2 di putaran pertama, rangking 2 di putaran kedua, serta rangking 3 di putaran tiga dan empat. Setelah masuk babak 8 besar, timnya bertengger di posisi ke 3.
"Hasil ini membuat kami sebagai satu-satunya perguruan tinggi seni yang bisa lolos di debat bahasa Inggris. Secara institusi, kampus kami finis di peringkat 5 dari 48 perguruan tinggi di wilayah Kopertis VIII," ucapnya.
Capaian itu membuat tim ini otomatis lolos ke tingkat nasional untuk mengikuti lomba serupa di Kota Malang, 15-21 Agustus 2018.
Menurut Dwiyani, ternyata dalam debat bahasa Inggris itu selain kemampuan untuk menggunakan bahasa Inggris dengan baik dan benar, kemampuan untuk `update` kekinian itu wajib, dan mahasiswa ISI Denpasar bisa melakukan dengan baik.
Hasil ini, lanjut dia, akan dijadikan momentum untuk melampaui capaian tingkat nasional pada ajang yang sama dua tahun lalu, di mana tim ISI Denpasar masuk 10 besar "best speaker". Namun prestasi itu menurun tahun lalu.
Ia mengungkapkan, faktor kaderisasi menjadi salah satu penyebab. Untuk itu, ia ingin membentuk Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) bahasa Inggris di kampus setempat.
Terkait persiapan tim debat bahasa Inggris, sebelumnya telah menyeleksi di tingkat fakultas, serta melalui lomba debat internal saat pra-Dies Natalis, sehingga jika ada panggilan untuk lomba, pihaknya sudah mempunyai kader yang akan mewakili kampus.
Bentuk kaderisasi lainnya, yakni dengan mengikutsertakan satu orang dalam kelompok debat itu sendiri.
"Timnya kan tiga orang. Dari tiga orang itu, satu sebagai `observer` yang kami siapkan untuk mengikuti lomba tahun depan," ujar Dwiyani didampingi pembina lainnya Ni Putu Tisna Handayani, SS, MHum dan Humas I Gede Eko Jaya Utama SE, MM itu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018