Denpasar (Antaranews Bali) - Badan Kerjasama Sosial Usaha Pembinaan Warga Tama (Bersama) menginginkan Bali dapat menjadi daerah percontohan dan penggerak dalam "perang" melawan penyalahgunaan narkoba.

"Sebagai masyarakat, apa yang sudah kita lakukan untuk perang melawan narkoba? Laskar yang kami latih ini, kami harapkan selanjutnya dapat menjaring mitra-mitra yang punya komitmen yang tidak akan pernah menyentuh narkoba seumur hidupnya," kata Ketua Umum Bersama Mayjen Pol (P) Drs Putera Astaman di sela-sela Pelantikan Pengurus Bersama periode 2018-2023 Provinsi Bali, di Denpasar, Jumat.

Putera Astaman berpandangan penindakan bukanlah satu-satunya jalan yang efektif untuk memberantas penyalahgunaan narkoba, karena menurutnya hanya 20 persen dari pengedar yang bisa ditangkap. Sedangkan 80 persen "barang terlarang" tersebut justru dikonsumsi oleh masyarakat.

Oleh karena itu, lanjut dia, diperlukan berbagai upaya pembinaan pada masyarakat agar mempunyai daya tangkal yang konsisten terhadap narkoba, di samping upaya penindakan harus terus dilakukan.

"Para Laskar Gerakan Anti Narkoba (LGAN) Provinsi Bali yang hari ini kami latih dari kalangan mahasiswa dan pelajar ini, kami harapkan dapat menjadi ujung tombak, sehingga narkoba menjadi tidak laku," ucapnya.

Menurut dia, peredaran dan penyalahgunaan narkoba kini tidak bisa dianggap enteng karena sudah masuk hingga ke desa-desa dan para pengedarnya juga menyasar kalangan anak-anak.

Putera Astaman mengatakan, lewat Bersama sebagai organisasi yang sudah berumur 40 tahun itu dapat semakin membangkitkan kalangan dan berbagai kelompok masyarakat  untuk memerangi narkoba.

"Bersama adalah organisasi mitra pemerintah yang telah terbentuk sejak 40 tahun lalu, namun sempat mati suri sejak Era Reformasi. Namun, Bersama dapat kembali bangkit sejak 2017 sebagai organisasi payung untuk perang melawan narkoba," katanya. 

Oleh karena itu, pihaknya saat ini terus mengupayakan pembentukan kepengurusan Bersama di berbagai daerah di Indonesia. Hingga saat ini, Bersama sudah terbentuk di DKI Jakarta, Kepulauan Riau, Daerah Istimewa Yogyakarta dan diharapkan dalam waktu dekat bisa terbentuk di Surabaya dan Makassar.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali Ketut Ngurah Boy Jayawibawa mengapresiasi langkah yang dilakukan Bersama untuk peduli dan "perang" terhadap penyalahgunaan narkoba.

"Dengan melihat posisi  Bali yang menjadi perhatian internasional, kita tidak cukup hanya mengandalkan pada pemerintah. Jadi, marilah kita bersama-sama, khususnya generasi muda dapat menjadi benteng dari serangan narkoba," ujarnya.

Apalagi, lanjut dia, Indonesia dan khususnya Bali saat ini tengah berada dalam kondisi "darurat" narkoba. "Jadi, mari kita perangi dan jauhi," ucap Boy.

Ketua Bersama Provinsi Bali Dr I Gede Wardana menambahkan pihaknya akan menggandeng tokoh-tokoh hingga tingkat desa dan banjar (dusun) untuk memantapkan komitmen "perang" pada narkoba. "Apalagi juga sudah didukung berbagai gerakan pelajar dan mahasiswa," ucap Wardana. (ed)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018