Yogyakarta (Antaranews Bali) -  Sejak November 2011, Coca-Cola Foundation Indonesia meluncurkan program PerpuSeru (Perpustakaan Seru). Program ini telah meletakkan pondasi dasar transformasi perpustakaan berbasis teknologi dan menjadikannya sebagai pusat belajar literasi.

Melihat keberhasilan dampak pembangunan kesejahteraan, khususnya masyarakat pedesaan, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) yang didukung oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), akan mereplikasi program PerpuSeru pada tahun 2019 untuk menjadi salah satu strategi pengentasan kemiskinan melalui pemanfaatan perpustakaan untuk membangun kesejahteraan masyarakat, dalam kegiatan Prioritas Nasional.

Hingga saat ini, program PerpuSeru telah berada di 18 provinsi, 104 perpustakaan Kabupaten, 768 perpustakaan Desa dan telah memberikan dampak ekonomi dan sosial pada masyarakat. Perpusnas RI didukung oleh Bappenas mulai melakukan replikasi PerpuSeru di 60 perpustakaan kabupaten pada tahun 2018. Pada tahun 2019 Bappenas telah menyetujui program PerpuSeru untuk masuk ke dalam Prioritas Nasional dengan tiga tujuan yaitu:
1.    Pembangunan Manusia Melalui Pengurangan Kemiskinan dan Peningkatan Pelayanan Dasar, melalui Program Prioritas
2.    Pemerataan Layanan Pendidikan Berkualitas, dengan Kegiatan Prioritas
3.    Penguatan Literasi Untuk Kesejahteraan dengan target 300 perpustakaan Kabupaten
 
"Suatu kebanggaan bagi Coca-Cola Foundation Indonesia untuk menjadi pioner transformasi Perpustakaan di Indonesia melalui program PerpuSeru. PerpuSeru pada hakikatnya adalah menggagas terjadinya perubahan, baik perubahan paradigma tentang perpustakaan, peningkatan kapasitas, menstimulasi inovasi dan kreasi layanan Perpustakaan, dengan sasaran memberikan dampak perubahan kualitas hidup bagi dirinya dan masyarakat sekitar", ujar Titie Sadarini, selaku Chief Executive Coca-Cola Foundation Indonesia.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) yang telah menjadi mitra PerpuSeru selama ini memberi apresiasi. "PerpuSeru telah menyebarkan kisah-kisah sukses mereka yang memanfaatkan layanan perpustakaan. Kesuksesan PerpuSeru menarik perhatian Pemerintah untuk kemudian mendorongnya menjadi kegiatan prioritas nasional bertajuk Transformasi Layanan Perpustakaan Berbasis Inklusi sosial, karena membawa dampak nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui penguatan Literasi", ujar Drs. Muhammad Syarif Bando, MM, Kepala Perpusnas RI.

Selama perjalanannya, program PerpuSeru telah mencapai sekitar 14 juta masyarakat yang mengakses layanan perpustakaan. Sebanyak 2.300 staf perpustakaan Kabupaten/Kota dan library supporter telah dilatih strategi-strategi pengembangan perpustakaan, 300 orang fasilitator telah dilatih dan siap untuk mendorong pengembangan perpustakaan di kabupaten sampai ke desa, dan 65 trainer nasional telah dilatih dan siap memfasilitasi transformasi perpustakaan secara nasional. Selain itu, aplikasi Kunang-kunang untuk sistem informasi manajemen Perpustakaan telah diterapkan di 53 perpustakaan Kabupaten/Kota dan di 100 perpustakaan Desa/Kelurahan/TBM yang ke depan akan terintegrasi dengan program aplikasi manajemen sisitem informasi perpustakaan - INLISLite dari Perpusnas RI.
 
"Kami memberi apresiasi setinggi-tingginya kepada Tim PerpuSeru atas upaya yang sungguh-sungguh dalam membangun masyarakat berpengetahuan (knowledge society) melalui ikhtiar kolektif, untuk menumbuhkan tradisi dan budaya baca. Literasi adalah pembentuk utama masyarakat berpengetahuan. Perpustakaan memainkan peran penting sebagai pembentuk literate society, di mana PerpuSeru menjadi bagiannya. Saat ini, literasi telah diadopsi sebagai salah satu indikator penting dalam pembangunan yang memiliki dampak sosial ekonomi. Pemerintah mendorong kebijakan transformasi pelayanan perpustakaan berbasis inklusi sosial ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP 2019) menjadi kegiatan Prioritas Nasional - Penguatan Literasi untuk Kesejahteraan. Kebijakan ini diharapkan mampu meningkatkan peran perpustakaan dalam pembangunan sosial-ekonomi", ujar Didik Darmanto, Sos, M.PA selaku Kepala Sub Direktorat Kebudayaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Pada kesempatan yang sama Coca-Cola Foundation Indonesia menyerahkan kepada Perpusnas dan Bappenas  "Buku Panduan Transformasi Perpustakaan yang Berkelanjutan", sebuah panduan yang memuat langkah-langkah teknis dan praktis untuk melakukan transformasi yang disusun berdasarkan panduan Global Library Development dari Bill & Melinda Gates Foundation, dan diperkaya dengan best practices dan pembelajaran dari implementasi program perpuSeru yang dilaksanakan oleh Coca-Cola Foundation Indonesia.

Selain itu, Coca-Cola Foundation Indonesia meluncurkan Buku 'Meraih Asa Lewat Literasi', sebuah buku yang mengangkat kisah nyata dari dari orang-orang yang berhasil dan memiliki dampak perubahan kualitas hidup dari program PerpuSeru, serta menggelar 'Lapak PerpuSeru' di Ambarukmo Mall Yogyakarta selama dua hari,  tanggal 5-6 Juli 2018.

"Lapak PerpuSeru adalah kegiatan dari Coca-Cola Foundation Indonesia yang mempersembahkan ratusan hasil karya dari orang-orang yang berhasil dan memiliki dampak perubahan kualitas hidup dari program PerpuSeru. Mereka berasal dari beragam daerah memperlihatkan kreatifitasnya, mulai dari pakaian, kerajinan tangan, makanan khas daerah hingga beragam olahan kopi. Kami ingin memberikan inspirasi melalui perpustakaan dapat membentuk masyarakat yang produktif secara ekonomi. Lonjakan pengunjung perpustakaan juga tercatat sangat signifikan yang kemudian melahirkan berbagai usaha dengan mengangkat potensi masyarakat lokal", tutup Titie. (*/Reza Hazfinanda/Communication Manager Coca Cola Foundation)

Pewarta: Antaranews Bali

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018