Denpasar (Antaranews Bali) - Pemerintah Kota Denpasar mengapresiasi pertemuan (paruman) tokoh masyarakat dari empat banjar di kota setempat guna menyikapi dan menjaga eksistensi budaya Bali dalam perkembangan laju era globalisasi.
"Saya mengapresiasi kegiatan pertemuan ikatan tokoh (prajuru) empat banjar, yakni Banjar Celagigendong, Pameregan, Alangkajeng Gede, Alangkajeng Menak, dan Glogor yang dikenal dengan sebutan `Cemerlang`," kata Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Anak Agung Ngurah Rai di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, dengan bersatunya masyarakat, baik secara tindakan maupun pemikiran melalui visi dan misi, maka diharapkan pengamalannya dapat diarahkan ke berbagai bidang pembangunan.
Menurut dia, pembangunan yang menjadi sasaran, antara lain keamanan, ketertiban masyarakat, pelestarian adat istiadat, tradisi serta seni budaya, menggalang persatuan dan kesatuan di tingkat desa adat serta memberikan pembelajaran mengenai budi pekerti, nasionalisme, khususnya kepada generasi muda.
"Dengan penguatan banjar melalui persamaan persepsi antarpengurus ini tentunya dapat menghindarkan masyarakat, khususnya generasi muda dari perilaku negatif seperti penyalahgunaan narkotika, seks bebas dan radikalisme. Hal ini perlu dioptimalkan mengingat akhir-akhir ini berbagai ancaman semakin mengkhawatirkan dan perlu ditangkal sedini mungkin," ujar Rai Iswara.
Sekda Rai Iswara dalam kesempatan tersebut juga mengatakan seharusnya seperti yang ucapkan Proklamator RI Ir Soekarno, yakni "Jangan sekali-kali melupakan sejarah".
Dalam hal ini pula hendaknya juga keberadaan wilayah "Cemerlang" dijadikan suatu upaya pemersatu dan penyamaan persepsi untuk menciptakan kesatuan dalam masyarakat.
Pengelingsir (tetua adat) Puri Jambe Celagigendong, Anak Agung Oka Wiranata mengatakan bahwa keberadaan pengurus (prajuru) diyakini sebagai ujung tombak penguatan adat-istiadat serta kebudayaan Bali yang adiluhung. Sehingga, tatanan struktur organisasi adat harus tetap dipertahankan sebagai upaya menjaga kearifan lokal sehingga menjadi ciri khas peradaban.
"Dalam pertemuan ini diharapkan menjadi momentum bagi pengurus adat dari masing-masing wilayah `Cemerlang` diperkenankan untuk saling mengenal dan menyamakan persepsi tentang visi dan misi sehingga dalam pelaksanaannya saling mendukung satu sama lainnya yang bermuara pada kukuhnya tradisi, adat istiadat serta kebudayaan Bali," katanya. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Saya mengapresiasi kegiatan pertemuan ikatan tokoh (prajuru) empat banjar, yakni Banjar Celagigendong, Pameregan, Alangkajeng Gede, Alangkajeng Menak, dan Glogor yang dikenal dengan sebutan `Cemerlang`," kata Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Anak Agung Ngurah Rai di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, dengan bersatunya masyarakat, baik secara tindakan maupun pemikiran melalui visi dan misi, maka diharapkan pengamalannya dapat diarahkan ke berbagai bidang pembangunan.
Menurut dia, pembangunan yang menjadi sasaran, antara lain keamanan, ketertiban masyarakat, pelestarian adat istiadat, tradisi serta seni budaya, menggalang persatuan dan kesatuan di tingkat desa adat serta memberikan pembelajaran mengenai budi pekerti, nasionalisme, khususnya kepada generasi muda.
"Dengan penguatan banjar melalui persamaan persepsi antarpengurus ini tentunya dapat menghindarkan masyarakat, khususnya generasi muda dari perilaku negatif seperti penyalahgunaan narkotika, seks bebas dan radikalisme. Hal ini perlu dioptimalkan mengingat akhir-akhir ini berbagai ancaman semakin mengkhawatirkan dan perlu ditangkal sedini mungkin," ujar Rai Iswara.
Sekda Rai Iswara dalam kesempatan tersebut juga mengatakan seharusnya seperti yang ucapkan Proklamator RI Ir Soekarno, yakni "Jangan sekali-kali melupakan sejarah".
Dalam hal ini pula hendaknya juga keberadaan wilayah "Cemerlang" dijadikan suatu upaya pemersatu dan penyamaan persepsi untuk menciptakan kesatuan dalam masyarakat.
Pengelingsir (tetua adat) Puri Jambe Celagigendong, Anak Agung Oka Wiranata mengatakan bahwa keberadaan pengurus (prajuru) diyakini sebagai ujung tombak penguatan adat-istiadat serta kebudayaan Bali yang adiluhung. Sehingga, tatanan struktur organisasi adat harus tetap dipertahankan sebagai upaya menjaga kearifan lokal sehingga menjadi ciri khas peradaban.
"Dalam pertemuan ini diharapkan menjadi momentum bagi pengurus adat dari masing-masing wilayah `Cemerlang` diperkenankan untuk saling mengenal dan menyamakan persepsi tentang visi dan misi sehingga dalam pelaksanaannya saling mendukung satu sama lainnya yang bermuara pada kukuhnya tradisi, adat istiadat serta kebudayaan Bali," katanya. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018