Denpasar (Antaranews Bali) - Konsulat Jenderal Australia di Denpasar, Bali, mengadakan pertunjukan karya seni instalasi berbahan sampah di pantai untuk mempromosikan praktik pariwisata ramah lingkungan.
"Kami percaya ada cara-cara kreatif dan inovatif untuk melihat limbah. Banyak limbah dapat digunakan kembali, didaur ulang atau dialihkan, mengubahnya menjadi aset berharga," kata Konsul Jenderal Australia Helena Studdert di Denpasar, Sabtu.
Pihaknya menggandeng kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, organisasi kemasyarakatan dan komunitas peduli lingkungan serta instansi terkait lainnya dalam program bertajuk "Waste to Wealth" melalui bersih Pantai Biaung Kertalangu, Denpasar Timur.
Dalam aksi bersih pantai itu, sebanyak 42 karung dengan total berat sekitar 350 kilogram sampah nonorganik dikumpulkan dan satu truk sampah organik juga terkumpul yang melibatkan sekitar 100 sukarelawan.
Artis lingkungan hidup Australia John Dahlsen dan mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar akan berkolaborasi membuat karya seni instalasi dari sampah di pantai selama lokakarya program itu dengan judul "Waste as Art" di kampus setempat, Senin (4/6).
Seni instalasi kolaboratif tersebut akan dipamerkan selama seminar "Waste to Wealth" pada 5 Juni 2018 di Alila Seminyak, yang juga menghadirkan Dahlsen sebagai pembicara tamu serangkaian Hari Lingkungan Dunia PBB.
Aksi bersih sampah di pantai yang limbahnya dibuat menjadi karya seni instalasi mendapat apresiasi komunitas peduli lingkungan.
"Kami harap ini dapat membantu meningkatkan kesadaran tentang sampah di pantai-pantai di Bali dan untuk mendorong masyarakat bekerja sama untuk memecahkan masalah sampah," ucap perwakilan komunitas peduli lingkungan Evie Hatch dari "Trash Hero" Kertalangu.
Selain bersih pantai, program tersrbut juga meliputi kompetisi poster untuk inisiatif pengelolaan limbah di tingkat masyarakat, lokakarya yang berfokus pada daur ulang plastik menjadi objek bernilai dan beberapa kegiatan kampus di Bali. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kami percaya ada cara-cara kreatif dan inovatif untuk melihat limbah. Banyak limbah dapat digunakan kembali, didaur ulang atau dialihkan, mengubahnya menjadi aset berharga," kata Konsul Jenderal Australia Helena Studdert di Denpasar, Sabtu.
Pihaknya menggandeng kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, organisasi kemasyarakatan dan komunitas peduli lingkungan serta instansi terkait lainnya dalam program bertajuk "Waste to Wealth" melalui bersih Pantai Biaung Kertalangu, Denpasar Timur.
Dalam aksi bersih pantai itu, sebanyak 42 karung dengan total berat sekitar 350 kilogram sampah nonorganik dikumpulkan dan satu truk sampah organik juga terkumpul yang melibatkan sekitar 100 sukarelawan.
Artis lingkungan hidup Australia John Dahlsen dan mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar akan berkolaborasi membuat karya seni instalasi dari sampah di pantai selama lokakarya program itu dengan judul "Waste as Art" di kampus setempat, Senin (4/6).
Seni instalasi kolaboratif tersebut akan dipamerkan selama seminar "Waste to Wealth" pada 5 Juni 2018 di Alila Seminyak, yang juga menghadirkan Dahlsen sebagai pembicara tamu serangkaian Hari Lingkungan Dunia PBB.
Aksi bersih sampah di pantai yang limbahnya dibuat menjadi karya seni instalasi mendapat apresiasi komunitas peduli lingkungan.
"Kami harap ini dapat membantu meningkatkan kesadaran tentang sampah di pantai-pantai di Bali dan untuk mendorong masyarakat bekerja sama untuk memecahkan masalah sampah," ucap perwakilan komunitas peduli lingkungan Evie Hatch dari "Trash Hero" Kertalangu.
Selain bersih pantai, program tersrbut juga meliputi kompetisi poster untuk inisiatif pengelolaan limbah di tingkat masyarakat, lokakarya yang berfokus pada daur ulang plastik menjadi objek bernilai dan beberapa kegiatan kampus di Bali. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018