Denpasar (Antaranews Bali) - Puluhan anak-anak di Kota Denpasar, Bali belajar seni mengolah sampah yang dibimbing langsung oleh Yayasan Jepun Putih di Taman Budaya Denpasar, Sabtu.
"Pendidikan seni ini sebagai bentuk kreativitas sekaligus memberikan pendidikan kepada anak-anak sejak dini agar lebih bijak menggunakan sampah," kata Ketua Yayasan Jepun Putih Denpasar, Wayan Adnyana.
Selain memberikan pendidikan seni, hasil kreativitas anak berupa lukisan berbahan dasar sampah juga dipamerkan selama pagelaran Bali Mandara Nawanatya 2018.
Pihaknya tidak membedakan hasil kreativitas anak baik dari pemula maupun yang sudah lama belajar di yayasan, tetapi memamerkan semua hasil kreativitas anak sebagai bentuk apresiasi sehingga lebih semangat untuk belajar. "Semua hasil karya anak ini kami pamerkan, tidak ada yang membedakan satu sama lainnya," ujarnya.
Menurut dia, sebelum anak-anak bisa mengolah sampah menjadi lukisan berbentuk seni. Anak-anak itu diberikan pelajaran mewarnai sesuai pola dan kreativitas masing-masing. Setelah bisa mewarnai dan rapi, baru diajarkan mengolah sampah mengikuti pola gambar yang sudah disediakan.
Pihaknya berharap dengan adanya pendidikan seni sejak dini itu mampu mengurangi sampah plastik sekaligus memberikan pendidikan agar generasi muda yang akan datang lebih bijak menggunakan sampah.
Sementara itu, Winda salah seorang peserta seni mengolah sampah platik mengaku senang bisa mengikuti pendidikan tersebut. "Senang bisa belajar, banyak teman," ujarnya.
Sementara itu, Ni Luh Sri salah seorang ibu siswa sangat senang anaknya mengikuti pendidikan pengolah sampah itu karena menarik. "Sengaja menyekolahkan anak di sini karena unik dan menarik," ujarnya.
Dia juga berharap anaknya nanti bisa lebih bijak menggunakan sampah terutama sampah platik. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Pendidikan seni ini sebagai bentuk kreativitas sekaligus memberikan pendidikan kepada anak-anak sejak dini agar lebih bijak menggunakan sampah," kata Ketua Yayasan Jepun Putih Denpasar, Wayan Adnyana.
Selain memberikan pendidikan seni, hasil kreativitas anak berupa lukisan berbahan dasar sampah juga dipamerkan selama pagelaran Bali Mandara Nawanatya 2018.
Pihaknya tidak membedakan hasil kreativitas anak baik dari pemula maupun yang sudah lama belajar di yayasan, tetapi memamerkan semua hasil kreativitas anak sebagai bentuk apresiasi sehingga lebih semangat untuk belajar. "Semua hasil karya anak ini kami pamerkan, tidak ada yang membedakan satu sama lainnya," ujarnya.
Menurut dia, sebelum anak-anak bisa mengolah sampah menjadi lukisan berbentuk seni. Anak-anak itu diberikan pelajaran mewarnai sesuai pola dan kreativitas masing-masing. Setelah bisa mewarnai dan rapi, baru diajarkan mengolah sampah mengikuti pola gambar yang sudah disediakan.
Pihaknya berharap dengan adanya pendidikan seni sejak dini itu mampu mengurangi sampah plastik sekaligus memberikan pendidikan agar generasi muda yang akan datang lebih bijak menggunakan sampah.
Sementara itu, Winda salah seorang peserta seni mengolah sampah platik mengaku senang bisa mengikuti pendidikan tersebut. "Senang bisa belajar, banyak teman," ujarnya.
Sementara itu, Ni Luh Sri salah seorang ibu siswa sangat senang anaknya mengikuti pendidikan pengolah sampah itu karena menarik. "Sengaja menyekolahkan anak di sini karena unik dan menarik," ujarnya.
Dia juga berharap anaknya nanti bisa lebih bijak menggunakan sampah terutama sampah platik. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018