Denpasar (Antaranews Bali) - Calon Gubernur dari Koalisi Rakyat Bali (KRB) Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menjabarkan visi dan misi "Nawacandra", yakni secara filosofis agar pemerintahannya mampu menerangi kesembilan kabupaten dan kota di Pulau Dewata.
"Angka sembilan itu merupakan angka kesucian dalam filosofis. Namun selama ini orang memberikan penjelasan yang salah kaprah karena `Nawacandra` bisa diterjemahkan ada sembilan bulan," kata Rai Mantra di Denpasar, Selasa.
Rai Mantra menjelaskan bulan yang menerangi sembilan kabupaten dan kota di Bali yang dimaksud adalah pemerataan pembangunan. Bulan itu akan menyinari kabupaten dan kota yang dianggap masih gelap. Bila pemerataan sudah bisa dilakukan maka saat itulah lahir sinar bulan dalam kegelapan.
"Mengapa bukan matahari karena matahari itu terlalu panas. Kalau bulan itu sejuk. Ini banyak interpretasi. Namun yang pasti paling pertama adalah politik dan demokrasi dalam memilih pemimpin itu tidak boleh panas," ucap Rai Mantra.
Ia mengatakan politik itu tidak boleh panas, tidak ada kekerasan, politik dalam mencari pemimpin itu harus selalu sejuk sehingga melahirkan pemimpin yang berkualitas.
Dengan politik yang sejuk maka akan melahirkan pemimpin yang sejuk untuk membangun Bali yang berkualitas ke depannya.
Rai Mantra mengatakan hingga saat ini pembangunan di Bali masih belum merata. Infrastruktur yang ada di Bali bagian selatan (Denpasar) tidak sebanding dengan pembangunan yang ada di Bali bagian utara (Buleleng), begitu juga di barat (Jembrana) dan timur (Karangasem).
Menurut dia, sinar bulan ini bisa sama rata dan dibangun sesuai dengan potensi kekurangan dan kelebihan yang ada. Mudah-mudahan satu "candra" atau bulan yang ada bisa menerangi sembilan kabupaten dan kota di Bali.
Rai Mantra mempertanyakan, apa yang bisa simpan, apa yang bisa dipercaya dari rakyat terhadap pemimpinnya.
"Mencari roda pemerintahan, apa bisa dilakukan manusia, sehingga sebagai pemimpin harus bisa mengayomi semua rakyatnya dan lepas dari garis kemiskinan. Pulau Bali memiliki potensi yang luar biasa, karena itulah pemimpin harus mampu mengerakkan roda perekonomian untuk kesejahteraan rakyat," katanya.
Peserta Pilkada Bali 2018 adalah pasangan nomor urut 1, I Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (KBS-Ace). Pasangan itu diusung oleh empat parpol peraih kursi di DPRD Provinsi Bali, yakni PDIP, Hanura, PAN dan PKPI, serta didukung PKB dan PPP.
Sedangkan pasangan nomor urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-I Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) diusung oleh empat partai peraih kursi di DPRD Provinsi Bali, yakni Golkar, Gerindra, Demokrat, dan Nasdem. Mereka juga didukung oleh PKS, PBB dan Perindo.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Angka sembilan itu merupakan angka kesucian dalam filosofis. Namun selama ini orang memberikan penjelasan yang salah kaprah karena `Nawacandra` bisa diterjemahkan ada sembilan bulan," kata Rai Mantra di Denpasar, Selasa.
Rai Mantra menjelaskan bulan yang menerangi sembilan kabupaten dan kota di Bali yang dimaksud adalah pemerataan pembangunan. Bulan itu akan menyinari kabupaten dan kota yang dianggap masih gelap. Bila pemerataan sudah bisa dilakukan maka saat itulah lahir sinar bulan dalam kegelapan.
"Mengapa bukan matahari karena matahari itu terlalu panas. Kalau bulan itu sejuk. Ini banyak interpretasi. Namun yang pasti paling pertama adalah politik dan demokrasi dalam memilih pemimpin itu tidak boleh panas," ucap Rai Mantra.
Ia mengatakan politik itu tidak boleh panas, tidak ada kekerasan, politik dalam mencari pemimpin itu harus selalu sejuk sehingga melahirkan pemimpin yang berkualitas.
Dengan politik yang sejuk maka akan melahirkan pemimpin yang sejuk untuk membangun Bali yang berkualitas ke depannya.
Rai Mantra mengatakan hingga saat ini pembangunan di Bali masih belum merata. Infrastruktur yang ada di Bali bagian selatan (Denpasar) tidak sebanding dengan pembangunan yang ada di Bali bagian utara (Buleleng), begitu juga di barat (Jembrana) dan timur (Karangasem).
Menurut dia, sinar bulan ini bisa sama rata dan dibangun sesuai dengan potensi kekurangan dan kelebihan yang ada. Mudah-mudahan satu "candra" atau bulan yang ada bisa menerangi sembilan kabupaten dan kota di Bali.
Rai Mantra mempertanyakan, apa yang bisa simpan, apa yang bisa dipercaya dari rakyat terhadap pemimpinnya.
"Mencari roda pemerintahan, apa bisa dilakukan manusia, sehingga sebagai pemimpin harus bisa mengayomi semua rakyatnya dan lepas dari garis kemiskinan. Pulau Bali memiliki potensi yang luar biasa, karena itulah pemimpin harus mampu mengerakkan roda perekonomian untuk kesejahteraan rakyat," katanya.
Peserta Pilkada Bali 2018 adalah pasangan nomor urut 1, I Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (KBS-Ace). Pasangan itu diusung oleh empat parpol peraih kursi di DPRD Provinsi Bali, yakni PDIP, Hanura, PAN dan PKPI, serta didukung PKB dan PPP.
Sedangkan pasangan nomor urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-I Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) diusung oleh empat partai peraih kursi di DPRD Provinsi Bali, yakni Golkar, Gerindra, Demokrat, dan Nasdem. Mereka juga didukung oleh PKS, PBB dan Perindo.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018