Denpasar (Antaranews Bali) - Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Provinsi Bali melakukan sosialisasi pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual (PKRS) kepada siswa sekolah di Kota Denpasar.

Direktur Eksekutif PKBI Bali, I Ketut Sukanata di Denpasar, Jumat, mengatakan pendidikan kesehatan reproduksi yang komprehensif memberikan kesempatan bagi remaja untuk mengeksplorasi nilai-nilai dan sikap diri serta melatih kemampuan pengambilan keputusan, komunikasi, dan keterampilan penekanan risiko di semua aspek seksualitas.

"Kami memiliki program `Semangat Dunia Remaja (Setara)` yang telah dilaksanakan sejak tahun 2017 sampai saat ini dengan memberikan percontohan terbaik di sekolah-sekolah. Uji cobanya sudah dilaksanakan di tiga SMP yang ada di Denpasar, yakni di SLUB Saraswati, SMP Wisata Sanur dan SMPN 6 Denpasar. Kedepannya PKBI Bali akan memberikan pendidikan kesehatan reproduksi ke SMPN 3 Denpasar dan SMPN 4 Denpasar," katanya.

Sukanata mengatakan sasaran program terhadap siswa SMP yang sudah memasuki masa pubertas menjadi program Pemkot Denpasar untuk bersama-sama memberikan pemahaman antara pihak sekolah, orang tua dan pemerintah, yang nantinya para siswa dapat melindungi diri.

Sementara itu, Sekretaris Kota Denpasar, Anak Agung Rai Iswara mengatakan ada tiga bidang pembangunan yang menjadi dasar agar pembangunan bisa terwujud dengan baik, yakni bidang pendidikan, sosial dan bidang kesehatan.

Ia mengatakan ketiga bidang itu harus terus bersinergi secara bersamaan agar semua kegiatan bisa berjalan dengan sukses. Salah satunya di bidang kesehatan khususnya mengenai masalah kesehatan reproduksi bagi remaja.

Rai Iswara lebih lanjut mengatakan kegiatan evaluasi promosi kesehatan rumah sakit (PKRS) bagi remaja ini sangat penting dilaksanakan, serta menjadi isu yang perlu ditangani, bukan hanya tanggung jawab orang tua di lingkungan keluarga, melainkan juga tanggung jawab sekolah dan pemerintah.

Dengan pendidikan kesehatan reproduksi akan membantu remaja memiliki informasi yang akurat menyangkut tubuh serta aspek reproduksi dan seksual.

"Disinilah peran kami sebagai orang tua, baik dari keluarga, sekolah, maupun pemerintah untuk bisa menjaga anak-anak kita dengan tidak menganggap pendidikan reproduksi dan seksual sebagai hal yang tabu lagi. Dan memberi informasi kepada remaja dengan sebaik-baiknya mengenai kesehatan reproduksi dan seksual, agar tidak terjadi penyimpangan seksualitas pada remaja," kata Rai Iswara. (WDY)

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018