Denpasar (Antaranews Bali) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar, Bali, menyelenggarakan operasi pasar, khususnya di sejumlah pasar tradisional dalam upaya menstabilkan kebutuhan pokok, seperti beras.
Kepala Bidang Kerja Sama dan Perlindungan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Denpasar, Jarot Agung Iswayudi, di sela operasi pasar tersebut di Denpasar, Rabu, mengatakan belakangan ini memang terjadi kenaikan harga beras. Namun masih di bawah harga eceran tertinggi (HET).
"Untuk mengantisipasi kekhawatiran warga masyarakat, maka pihak Disperindag Denpasar melakukan operasi pasar," ucapnya.
Jarot mengatakan kenaikan harga beras di Kota Denpasar mencapai 13.63 persen hingga 15 persen. Harga beras yang mengalami kenaikan seperti beras premium yang semula harganya Rp11.000 menjadi Rp 12.500, beras C4 super harga semula Rp10 ribu menjadi Rp11.500.
Ia mengatakan kenaikan harga beras tersebut disebabkan karena belum musim panen di beberapa daerah sumber pasokan. Selain itu kenaikan harga disebabkan karena musim hujan yang berkepanjangan sehingga berpengaruh pada produksi gabah menjadi beras. "Untuk menekan kenaikan harga yang signifikan di Denpasar maka kami bekerja sama dengan Perum Bulog melakukan operasi pasar," ujarnya.
Jarot mengharapkan warga masyarakat tidak perlu khawatir akan stok beras. Karena pemerintah sudah melakukan langkah-langkah untuk antisipasi dan stok beras dijamin aman.
Ia menjelaskan beras yang dijual oleh Perum Bulog adalah beras medium dengan harga Rp 9.350 per kilogram. Dikatakan, mekanisme operasi pasar ini tidak langsung dijual di pasar kepada pembeli. Namun beras yang didistribusikan Bulog dipasok ke pedagang pasar dan distributor. Sedangkan untuk operasi pasar Pemerintah Kota Denpasar hanya bisa diberikan sebanyak 18,9 ton.
Wilayah operasi pasar adalah menyasar pasar tradisional, yakni Pasar Nyanggelan, Pasar Intaran, Pasar Agung, Pasar Anggabaya, Pasar Sanglah dan Pasar Pedungan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Kepala Bidang Kerja Sama dan Perlindungan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Denpasar, Jarot Agung Iswayudi, di sela operasi pasar tersebut di Denpasar, Rabu, mengatakan belakangan ini memang terjadi kenaikan harga beras. Namun masih di bawah harga eceran tertinggi (HET).
"Untuk mengantisipasi kekhawatiran warga masyarakat, maka pihak Disperindag Denpasar melakukan operasi pasar," ucapnya.
Jarot mengatakan kenaikan harga beras di Kota Denpasar mencapai 13.63 persen hingga 15 persen. Harga beras yang mengalami kenaikan seperti beras premium yang semula harganya Rp11.000 menjadi Rp 12.500, beras C4 super harga semula Rp10 ribu menjadi Rp11.500.
Ia mengatakan kenaikan harga beras tersebut disebabkan karena belum musim panen di beberapa daerah sumber pasokan. Selain itu kenaikan harga disebabkan karena musim hujan yang berkepanjangan sehingga berpengaruh pada produksi gabah menjadi beras. "Untuk menekan kenaikan harga yang signifikan di Denpasar maka kami bekerja sama dengan Perum Bulog melakukan operasi pasar," ujarnya.
Jarot mengharapkan warga masyarakat tidak perlu khawatir akan stok beras. Karena pemerintah sudah melakukan langkah-langkah untuk antisipasi dan stok beras dijamin aman.
Ia menjelaskan beras yang dijual oleh Perum Bulog adalah beras medium dengan harga Rp 9.350 per kilogram. Dikatakan, mekanisme operasi pasar ini tidak langsung dijual di pasar kepada pembeli. Namun beras yang didistribusikan Bulog dipasok ke pedagang pasar dan distributor. Sedangkan untuk operasi pasar Pemerintah Kota Denpasar hanya bisa diberikan sebanyak 18,9 ton.
Wilayah operasi pasar adalah menyasar pasar tradisional, yakni Pasar Nyanggelan, Pasar Intaran, Pasar Agung, Pasar Anggabaya, Pasar Sanglah dan Pasar Pedungan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018