Denpasar (Antara Bali) - Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Denpasar, Hu Yinquan, mengaku jatuh cinta pada Pulau Bali, Lombok, Sumbawa, dan Komodo dan lain-lain yang masuk ke dalam Kepulauan Sunda Kecil sebagai wilayah kerja konsulat yang dipimpinnya.
"Saya adalah Konsul Jenderal RRT di Denpasar yang pertama. Waktu berlalu dengan cepat dan rasanya hanya sekejap mata saya sudah menjalani kehidupan yang penuh keindahan selama tiga tahun lima bulan di sini," katanya dalam kalimat perpisahan yang disampaikan di Denpasar, Senin.
Selama tiga tahun lebih itu membuat dirinya merasa jatuh cinta pada tanah yang indah dan subur serta memiliki rakyat lokal yang pekerja keras, murah hati, aktif dan optimistis.
"Perasaan yang penuh keindahan dan kerinduan terus muncul dalam hati saya," katanya.
Bagi konsul yang memimpin konsulat untuk tiga provinsi (Bali, NTB, NTT) hingga 20 Desember 2017 itu, memori sebagai diplomat saat tiba di Kepulauan Sunda Kecil pada tanggal 7 Juli 2014 itu masih segar dalam ingatan, seperti baru saja terjadi kemarin.
"Namun, saya harus mengucapkan selamat tinggal pada saat ini. Saya yakin, perasaan yang tak ternilai harganya akan saya simpan untuk inspirasi dan semangat pada kehidupan saya masa depan," katanya.
Sesuai kebiasaan, konsul jenderal akan mengadakan resepsi perpisahan untuk berpamitan.
"Tetapi, mengingat meningkatnya aktivitas Gunung Agung pada beberapa bulan terakhir dan jumlah pengungsi saat ini telah mencapai 70 ribu lebih maka kami mengambil keputusan untuk meniadakan resepsi perpisahan," katanya.
Menurut dia, anggaran yang dihemat akan digunakan dalam bentuk barang sumbangan kepada pengungsi-pengungsi Gunung Agung sebagai ungkapan perhatian dan simpati pemerintah dan rakyat Tiongkok kepada pengungsi-pengungsi.
"Sumbangan kali ini juga merupkan bantuan gelombang II yang dilakukan oleh KJRRT sejak 22 September ada pernyataan status Awas (Level IV) untuk Gunung Agung. Hal itu membuat industri pariwisata terdampak negatif, padahal wisatawan RRT ke Bali sudah meningkat 57 persen," katanya.
"Menang Bersama"
Dengan hati yang tulus, Konsul RRT itu mengharapkan Gunung Agung secepat mungkin kembali tenang, masyarakat Kepulauan Sunda Kecil juga pulih ke kondisi normal.
"Saya yakin perkembangan ketiga provinsi (Bali, NTB, NTT) akan semakin makmur dan sejahtera pada masa mendatang," katanya.
Ia menegaskan bahwa Kongres Nasional Ke-19 Partai Komunis Tiongkok (PKT) pada 18-24 Oktober 2017 di Beijing telah mengamanatkan "Diplomasi Negara Besar yang Berkarakteristik Tiongkok".
"Tiongkok akan terus menjunjung tinggi bendera `perdamaian, perkembangan, kerja sama dan menang bersama`, dengan menegakkan prinsip kebijakan diplomatik yang membela perdamainan dunia serta mendorong perkembangan bersama. Seperti pepatah Tiongkok kuno yang mengatakan `Bila cara yang agung berlaku, komunitas global sama-sama dimiliki oleh semua orang`," katanya.
Oleh karena itu, Tiongkok akan tanpa ragu tanpa bimbang memperkembangkan kerja sama bersahabat dengan negara lain berdasarkan lima prinsip Koeksistensi secara damai, mendorong pembangunan hubungan internasional baru yang berdasarkan rasa saling menghormati, keadilan dan kewajaran, dan kerjasama yang saling menguntungkan.
"Untuk itu, kami mengimbau masyarakat dari semua negara untuk bekerja sama membentuk komunitas senasib sepenanggungan manusia agar membangun dunia yang damai abadi, aman universal, makmur bersama, terbuka inklusif, bersih dan indah," katanya.
Melihat ke depan, katanya, Tiongkok-Indonesia memiliki prospek dan potensi kerja sama yang luas. "Di bawah pimpinan konsul jenderal yang baru, KJRRT di Denpasar akan terus menerus mengembangkan pertukaran dan kerja sama dalam berbagai bidang," katanya.
Baca juga: Pastika dukung pembangunan Kampung Bali Nanshan China
Baca juga: Konjen RRT Denpasar ingin tingkatkan hubungan antarmasyarakat
Hyperlink : https://www.obortimes.net/language/id/berita/
Dalam era kepemimpinannya di KJRRT di Denpasar yang didirikan pada 8 Desember 2014 itu, wisatawan Tiongkok ke Pulau Bali, meningkat 57 persen dari periode yang sama tahun lalu. Badan Pusat Statistik mencatat selama periode Januari-Oktober 2017 telah tercatat 1,29 juta wisatawan RRT.
"Saya bersyukur menyaksikan kemajuan hubungan bilateral Tiongkok-Indonesia dan saya berharap esok akan lebih baik. Semoga, hubungan bilateral itu akan semakin erat, persaudaraan rakyat kedua negara ibarat pohon hijau kekal abadi dan bunga-bunga persahabatan Tiongkok dan Indonesia yang penuh keindahan selalu bermekaran di tanah Kepulauan Sunda Kecil," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Saya adalah Konsul Jenderal RRT di Denpasar yang pertama. Waktu berlalu dengan cepat dan rasanya hanya sekejap mata saya sudah menjalani kehidupan yang penuh keindahan selama tiga tahun lima bulan di sini," katanya dalam kalimat perpisahan yang disampaikan di Denpasar, Senin.
Selama tiga tahun lebih itu membuat dirinya merasa jatuh cinta pada tanah yang indah dan subur serta memiliki rakyat lokal yang pekerja keras, murah hati, aktif dan optimistis.
"Perasaan yang penuh keindahan dan kerinduan terus muncul dalam hati saya," katanya.
Bagi konsul yang memimpin konsulat untuk tiga provinsi (Bali, NTB, NTT) hingga 20 Desember 2017 itu, memori sebagai diplomat saat tiba di Kepulauan Sunda Kecil pada tanggal 7 Juli 2014 itu masih segar dalam ingatan, seperti baru saja terjadi kemarin.
"Namun, saya harus mengucapkan selamat tinggal pada saat ini. Saya yakin, perasaan yang tak ternilai harganya akan saya simpan untuk inspirasi dan semangat pada kehidupan saya masa depan," katanya.
Sesuai kebiasaan, konsul jenderal akan mengadakan resepsi perpisahan untuk berpamitan.
"Tetapi, mengingat meningkatnya aktivitas Gunung Agung pada beberapa bulan terakhir dan jumlah pengungsi saat ini telah mencapai 70 ribu lebih maka kami mengambil keputusan untuk meniadakan resepsi perpisahan," katanya.
Menurut dia, anggaran yang dihemat akan digunakan dalam bentuk barang sumbangan kepada pengungsi-pengungsi Gunung Agung sebagai ungkapan perhatian dan simpati pemerintah dan rakyat Tiongkok kepada pengungsi-pengungsi.
"Sumbangan kali ini juga merupkan bantuan gelombang II yang dilakukan oleh KJRRT sejak 22 September ada pernyataan status Awas (Level IV) untuk Gunung Agung. Hal itu membuat industri pariwisata terdampak negatif, padahal wisatawan RRT ke Bali sudah meningkat 57 persen," katanya.
"Menang Bersama"
Dengan hati yang tulus, Konsul RRT itu mengharapkan Gunung Agung secepat mungkin kembali tenang, masyarakat Kepulauan Sunda Kecil juga pulih ke kondisi normal.
"Saya yakin perkembangan ketiga provinsi (Bali, NTB, NTT) akan semakin makmur dan sejahtera pada masa mendatang," katanya.
Ia menegaskan bahwa Kongres Nasional Ke-19 Partai Komunis Tiongkok (PKT) pada 18-24 Oktober 2017 di Beijing telah mengamanatkan "Diplomasi Negara Besar yang Berkarakteristik Tiongkok".
"Tiongkok akan terus menjunjung tinggi bendera `perdamaian, perkembangan, kerja sama dan menang bersama`, dengan menegakkan prinsip kebijakan diplomatik yang membela perdamainan dunia serta mendorong perkembangan bersama. Seperti pepatah Tiongkok kuno yang mengatakan `Bila cara yang agung berlaku, komunitas global sama-sama dimiliki oleh semua orang`," katanya.
Oleh karena itu, Tiongkok akan tanpa ragu tanpa bimbang memperkembangkan kerja sama bersahabat dengan negara lain berdasarkan lima prinsip Koeksistensi secara damai, mendorong pembangunan hubungan internasional baru yang berdasarkan rasa saling menghormati, keadilan dan kewajaran, dan kerjasama yang saling menguntungkan.
"Untuk itu, kami mengimbau masyarakat dari semua negara untuk bekerja sama membentuk komunitas senasib sepenanggungan manusia agar membangun dunia yang damai abadi, aman universal, makmur bersama, terbuka inklusif, bersih dan indah," katanya.
Melihat ke depan, katanya, Tiongkok-Indonesia memiliki prospek dan potensi kerja sama yang luas. "Di bawah pimpinan konsul jenderal yang baru, KJRRT di Denpasar akan terus menerus mengembangkan pertukaran dan kerja sama dalam berbagai bidang," katanya.
Baca juga: Pastika dukung pembangunan Kampung Bali Nanshan China
Baca juga: Konjen RRT Denpasar ingin tingkatkan hubungan antarmasyarakat
Hyperlink : https://www.obortimes.net/language/id/berita/
Dalam era kepemimpinannya di KJRRT di Denpasar yang didirikan pada 8 Desember 2014 itu, wisatawan Tiongkok ke Pulau Bali, meningkat 57 persen dari periode yang sama tahun lalu. Badan Pusat Statistik mencatat selama periode Januari-Oktober 2017 telah tercatat 1,29 juta wisatawan RRT.
"Saya bersyukur menyaksikan kemajuan hubungan bilateral Tiongkok-Indonesia dan saya berharap esok akan lebih baik. Semoga, hubungan bilateral itu akan semakin erat, persaudaraan rakyat kedua negara ibarat pohon hijau kekal abadi dan bunga-bunga persahabatan Tiongkok dan Indonesia yang penuh keindahan selalu bermekaran di tanah Kepulauan Sunda Kecil," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017