Denpasar (Antara) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mendukung pembangunan Kampung Bali Nanshan di Quanzhou, Provinsi Fujian, China, agar lebih bernuansa khas Pulau Dewata yang diharapkan mempererat hubungan Indonesia dan Tiongkok. 

"Mudah-mudahan, bekerja sama dengan PPIT, kita bisa membangun Kampung Bali supaya lebih bernuansa Bali," kata Pastika ketika menghadiri malam persaudaraan Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Tiongkok (PPIT) dengan warga Kampung Bali Nanshan Fujian-China di Sanur, Denpasar, Selasa malam.

Pastika mengatakan pihaknya akan mendukung sepenuhnya rencana warga Bali keturunan Tionghoa itu untuk mengembangkan kampungnya bernuansa khas Bali. 

Mantan Kepala Polda Bali asal Buleleng itu juga berencana ingin mengunjungi kampung Bali Nanshan meski pada 29 Agustus 2018, dirinya sudah tidak menjabat sebagai orang nomor satu di Pulau Dewata. 

Sementara itu, Konsul Jenderal China di Denpasar Gou Haodong mengapresiasi rencana itu dan mengharapkan kehadiran warga Nanshan yang "pulang kampung" ke Bali diharapkan semakin mempererat dan menjembatani hubungan kedua negara. 

"Saya memiliki tanggung jawab besar dan saya berusaha mempererat kerja sama dan bilateral antara Indonesia dan Tiongkok," ucapnya dalam pertemuan yang sempat memutar video hasil peliputan tim LKBN Antara Biro Bali saat 'media visit' ke Tiongkok, 2-11 Mei 2018, termasuk ke Kampung Nanshan di Fujian.

Dalam kesempatan itu, Ketua Kampung Bali Nanshan Uu alias Se Poh mengaku meski menetap di Tiongkok, namun ia dan warga lainnya tidak melupakan Pulau Dewata. 

Se Poh mengaku tiba di Bali bersama dengan 50 orang warga kampung setempat pada 25 Juli 2018 dan pulang kembali ke China pada 4 Agustus 2018. "Selama di Bali kami berwisata dan mengunjungi keluarga dan kerabat seperti saya mengunjungi keluarga saya di Desa Temukus, Buleleng," ucapnya. 

Kampung Bali Nanshan dihuni sekitar 600 jiwa, berawal dari 10 orang di antaranya merupakan orang asli Bali yang kebanyakan adalah perempuan menikah dengan orang Tiongkok.

Di kampung seluas lahan sekitar 2,5 kilometer persegi dan luas bangunan sekitar 15 ribu meter persegi tersebut terlihat unik dengan candi bentar khas Bali lengkap dengan "pelinggih" atau tempat pemujaan umat Hindu di kiri kanan pintu gerbang masuk.

Suasana di sekitar kampung tersebut cukup asri dan sejuk mengingat berada di kaki bukit Qingyuan.

Kampung tersebut didirikan pemerintah Tiongkok yang diberikan khusus bagi warga keturunan Tionghoa di Bali yang memilih kembali ke China pada tahun 1960-an.

Sebagian besar warga yang menghuni kampung itu berasal dari Buleleng dan Tabanan serta beberapa lainnya dari Bali seperti Badung.

Untuk mendekatkan diri dengan Pulau Dewata, warga kampung setempat menggagas pembangunan Taman Budaya Bali dengan anggaran tahap pertama dari Pemerintah China sekitar 2,5 juta yuan. 

Taman tersebut memiliki luas sekitar 5.000 meter persegi yang terletak di bagian belakang kampung unik tersebut. 

Nantinya pembangunan taman budaya itu akan dibentuk layaknya dekorasi khas Pulau Dewata di antaranya desain ukiran hingga pernak-pernik yang biasanya ditemukan di Bali. 

Pria dengan kepala pelontos itu mengharapkan dukungan dari masyarakat termasuk pemerintah daerah Bali karena pihaknya mengalami kendala untuk memenuhi kelengkapan sarana yang sesuai dengan budaya Pulau Dewata. (ed)

Baca juga: "Kangen Indonesia" di Tiongkok
Hyperlink  : https://www.obortimes.net/language/id/berita/
 

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018