Semarapura,(Antara Bali) - Kepolisian Klungkung masih berusaha keras untuk memediasi konflik perebutan Pura Dalem, Mrajapati dan kuburan antara dua kubu yang berkonflik.
"Upaya mediasi untuk mencari jalan tengah masih tetap diupayakan," kata Waka Polres Klungkung Kompol I Wayan Gde Suwahyu saat ditemui di Semarapuira, Minggu.
Konflik perebutan Pura Dalem, Mrajapati dan kuburan terjadi antara blok timur dan barat yang berasal dari Desa Adat Budaga dengan blok utara dan selatan yang dimotori oleh Desa Adat Kemoning beberapa swaktu lalu sempat membuat wilayah tersebut tegang.
Sementara itu batalnya pertemuan kedua kubu yang bersebrangan karena para tokoh dan warga dari Kemoning sedang dalam perjalanan menyeberang dari Nusa Penida.
"Para prajuru Desa Adat Kemoning sejak dua hari lalu bertolak ke Nusa Penida ke dalam Ped dan Pura lainya," katanya.
Kepergian warga Kemoning itu, kata dia, untuk "nunas tirta" (mohon air suci) dalam rangka karya Memungkah, Taur Agung dan Balik Sumpah di Pura Dalem yang puncaknya akan dilakukan Senin (27/7).
Sementara itu polisi sempat menemui warga Desa Adat Budaga untuk meredam amarah warga Budaga yang terus menuntut agar kesepakatan yang sudah disepakati 22 Juni lalu dipenuhi dan dilaksanakan.
"Di antaranya adalah penghentian aktivitas atau persiapan upacara di Pura Dalem," katanya.
Saat ini, kata dia, satu divisi Brimob Polda Bali masih disiagakan di depan Pura Dalem untuk menjaga keamanan.
"Kami berharap ada solusi terbaik, upacara berlanjut agar dan semua blok kembali bersatu ikut melaksanakannya. Itu harapan kami," jelasnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Upaya mediasi untuk mencari jalan tengah masih tetap diupayakan," kata Waka Polres Klungkung Kompol I Wayan Gde Suwahyu saat ditemui di Semarapuira, Minggu.
Konflik perebutan Pura Dalem, Mrajapati dan kuburan terjadi antara blok timur dan barat yang berasal dari Desa Adat Budaga dengan blok utara dan selatan yang dimotori oleh Desa Adat Kemoning beberapa swaktu lalu sempat membuat wilayah tersebut tegang.
Sementara itu batalnya pertemuan kedua kubu yang bersebrangan karena para tokoh dan warga dari Kemoning sedang dalam perjalanan menyeberang dari Nusa Penida.
"Para prajuru Desa Adat Kemoning sejak dua hari lalu bertolak ke Nusa Penida ke dalam Ped dan Pura lainya," katanya.
Kepergian warga Kemoning itu, kata dia, untuk "nunas tirta" (mohon air suci) dalam rangka karya Memungkah, Taur Agung dan Balik Sumpah di Pura Dalem yang puncaknya akan dilakukan Senin (27/7).
Sementara itu polisi sempat menemui warga Desa Adat Budaga untuk meredam amarah warga Budaga yang terus menuntut agar kesepakatan yang sudah disepakati 22 Juni lalu dipenuhi dan dilaksanakan.
"Di antaranya adalah penghentian aktivitas atau persiapan upacara di Pura Dalem," katanya.
Saat ini, kata dia, satu divisi Brimob Polda Bali masih disiagakan di depan Pura Dalem untuk menjaga keamanan.
"Kami berharap ada solusi terbaik, upacara berlanjut agar dan semua blok kembali bersatu ikut melaksanakannya. Itu harapan kami," jelasnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011