Kuta (Antara Bali) - PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, menyatakan pengerjaan parkir sepeda motor di lingkungan setempat terancam tertunda karena harga pasir melonjak sebagai dampak peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung di Kabupaten Karangasem.

"Untuk kegiatan investasi terhambat terutama karena material pasir dan batu semuanya sudah sampai lima kali lipat harganya. Kami tidak bisa melanjutkan itu," kata General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali Yanus Suprayogi di Tuban, Kabupaten Badung, Rabu.

Yanus menjelaskan selama ini kebutuhan material seperti pasir untuk kebutuhan pembangunan dipasok dari tambang galian C dari kawasan Gunung Agung.

Namun karena aktivitas vulkanik gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu sejak 22 September 2017 meningkat hingga naik status menjadi awas atau level IV, mengakibatkan aktivitas penambangan pasir terhenti.

Yanus mengatakan pihaknya belum dapat merealisasikan penyelesaian pengerjaan lahan parkir sepeda motor tepat waktu yang seharusnya pada November 2017 mengingat harga pasir saat ini melonjak sedangkan nilai kontrak telah ditentukan besaran sebelumnya.

"Nanti seandainya ada rujukan untuk diizinkan menambah biaya, maka kami akan lakukan," ucapnya seraya menambahkan bahwa pihaknya harus menaati aturan agar tidak salah langkah dalam penggunaan anggaran.

Parkir baru sepeda motor itu ditargetkan dapat menampung sekitar tiga ribu kendaraan.

Lahan parkir roda dua itu mengambil tempat di lahan kosong yang berada di dekat masjid gedung unit bisnis strategis (SBU) atau di seberang gedung parkir motor bertingkat.

Bandara setempat sebelumnya menyediakan dua gedung parkir bertingkat khusus roda dua dan parkir roda dua di lahan terbuka.

Namun ternyata belum mampu menampung lonjakan kapasitas sepeda motor pengguna jasa dengan kapasitas parkir motor di gedung dan lahan terbuka mencapai 2.965 lot.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sebelumnya menaikkan status Gunung Agung ke level awas pada Kamis (22/9) karena peningkatan aktivitas vulkanik gunungapi itu.

Saat ini status gunung yang disucikan umat Hindu itu telah diturunkan menjadi siaga atau level III pada Minggu (29/10) karena salah satunya didorong penurunan aktivitas kegempaan. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017