Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengimbau pemilik sapi untuk mengandangkan ternaknya yang berkeliaran di tempat pembuangan akhir (TPA) di Suwung Kota Denpasar.
"Saya imbau kepada pemilik sapi untuk mengkandangkan ternaknya agar tidak berkeliaran di TPA atau pembuangan sampah di Suwung ," kata Gubernur Mangku Pastika seusai menghadiri sidang DPRD Bali di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan di TPA tersebut tidak boleh ada sapi berkeliaran untuk berebut pakan dan diharapkan pihak pengelola TPA untuk menutup atau membangun pagar agar sapi tidak bisa masuk.
"Saya juga sarankan kepada pengelola TPA agar tidak ada sapi masuk ke lokasi tersebut, sebaiknya sampah tersebut ditutup dengan tanah," ujarnya.
Selain itu, Gubernur Mangku Pastika mengharapkan koordinasi pengelola TPA dengan pemilik sapi, sehingga sapi tersebut dipelihara dengan baik dan tidak dilepasliarkan.
"Keberadaan sapi-sapi tersebut di TPA selain mengganggu aktivitas pekerja, juga dikhawatirkan mengganggu penduduk setempat, sebab tidak diikat atau dibiarkan liar oleh pemiliknya," ucapnya.
Seorang warga Pesanggaran Merta mengaku keberadaan sapi itu sangat disayangkan sebab pemilik sapi tersebut membiarkan lepas liar begitu saja.
"Saya kasian melihat sapi tersebut liar. Pemiliknya seakan tidak tahu-menahu. Hewan tersebut dibiarkan berebut makanan dari sisa-sisa sampah itu," ucapnya.
Ia mengatakan kalau pemiliknya secara terus menerus dibiarkan sapinya liar dan memakan sisa sampah maka kualitas dagingnya juga buruk. Dan bisa juga kandungan dagingnya mengandung zat berbahaya bagi kesehatan yang mengkonsumsinya.
"Saya khawatir dan prediksi daging sapi tersebut nantinya pasti kualitasnya rendah. Sebab pakannya dari sampah," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Saya imbau kepada pemilik sapi untuk mengkandangkan ternaknya agar tidak berkeliaran di TPA atau pembuangan sampah di Suwung ," kata Gubernur Mangku Pastika seusai menghadiri sidang DPRD Bali di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan di TPA tersebut tidak boleh ada sapi berkeliaran untuk berebut pakan dan diharapkan pihak pengelola TPA untuk menutup atau membangun pagar agar sapi tidak bisa masuk.
"Saya juga sarankan kepada pengelola TPA agar tidak ada sapi masuk ke lokasi tersebut, sebaiknya sampah tersebut ditutup dengan tanah," ujarnya.
Selain itu, Gubernur Mangku Pastika mengharapkan koordinasi pengelola TPA dengan pemilik sapi, sehingga sapi tersebut dipelihara dengan baik dan tidak dilepasliarkan.
"Keberadaan sapi-sapi tersebut di TPA selain mengganggu aktivitas pekerja, juga dikhawatirkan mengganggu penduduk setempat, sebab tidak diikat atau dibiarkan liar oleh pemiliknya," ucapnya.
Seorang warga Pesanggaran Merta mengaku keberadaan sapi itu sangat disayangkan sebab pemilik sapi tersebut membiarkan lepas liar begitu saja.
"Saya kasian melihat sapi tersebut liar. Pemiliknya seakan tidak tahu-menahu. Hewan tersebut dibiarkan berebut makanan dari sisa-sisa sampah itu," ucapnya.
Ia mengatakan kalau pemiliknya secara terus menerus dibiarkan sapinya liar dan memakan sisa sampah maka kualitas dagingnya juga buruk. Dan bisa juga kandungan dagingnya mengandung zat berbahaya bagi kesehatan yang mengkonsumsinya.
"Saya khawatir dan prediksi daging sapi tersebut nantinya pasti kualitasnya rendah. Sebab pakannya dari sampah," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017