Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta semua kalangan untuk turut mencegah terjadinya berbagai bentuk kekerasan pada anak-anak, menyusul jumlah kasusnya yang semakin meningkat.
"Kasus kekerasan yang terjadi pada anak-anak, baik itu kekerasan secara fisik, penelantaran hingga kekerasan seksual masih marak terjadi. Hal ini berdampak terhadap penurunan kualitas kesehatan dan perkembangan mental anak yang dapat mengancam masa depan mereka dan masa depan generasi bangsa," kata Pastika saat menerima audiensi Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak Daerah (KPPAD) Bali, di Denpasar, Senin.
Oleh karena itu, upaya pencegahan terjadinya kekerasan serta penanganan anak korban kekerasan perlu mendapatkan perhatian serius dari semua kalangan.
Pastika menambahkan, sebagai upaya pencegahan terhadap tindak kekerasan pada anak dapat dilakukan dengan menggerakkan semua komponen masyarakat baik itu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lembaga keagamaan, sekolah maupun lembaga pendidikan lainnya serta media untuk menyosialisasikan upaya pencegahan tersebut.
Permasalahan ini harus diungkap dan ketika masyarakat sadar akan keberadaan kekerasan pada anak ini sebagai salah satu masalah mereka yang meresahkan, maka dengan sendirinya masyarakat sangat berkeingingan untuk membantu seluruh upaya layanan, program ataupun kebijakan terkait dengan pencegahan kekerasan pada anak.
"Masalah kekerasan pada anak merupakan masalah serius, sedemikian kompleksnya kekerasan pada anak ini maka usaha pencegahan kekerasan pada anak tidak hanya tergantung pada program dan layanan yang telah disediakan oleh pemerintah. Melainkan juga sangat tergantung pada bagaimana pemerintah dan masyarakat memaknai isu kekerasan ini, bersama-sama kita cegah kekerasan pada anak," ujarnya.
Pastika juga menekankan pentingnya penanganan terhadap anak korban kekerasan. Rehabilitasi terhadap korban kekerasan perlu dioptimalkan, demikian pula halnya dengan penegak hukum diharapkan berani tegas dalam menindak para pelaku kekerasan.
"Rehabilitasi terhadap korban kekerasan belumlah optimal, banyak pelaku kekerasan merupakan korban kekerasan itu sendiri. Rehabilitasi diperlukan untuk pemulihan korban baik secara fisik maupun mental," ujarnya.
Sementara itu, Ketua KPPAD Bali Anak Agung Sagung Anie Asmoro mengatakan saat ini masih banyak terjadi kasus kekerasan pada anak, baik itu kekerasan secara fisik maupun secara mental yang memerlukan penanganan dan sinergitas semua pihak untuk menanggulanginya. Semua komponen masyakarat diharapkan peduli akan keselamatan anak-anak.
"Di samping itu, diperlukan pola yang tepat dalam menangani korban kekerasan sehingga korban kekerasan akan bisa sembuh baik secara fisik maupun mental," katanya.
Sarana prasarana yang ramah anak juga perlu ditambah sehingga anak-anak akan merasa aman, nyaman dan merasa terlindungi dimanapun mereka berada.
Hal senada disampaikan Komisioner KPPAD Bali Ketut Anjasmara. Menurutnya, anak-anak perlu diberikan ruang untuk mengembangkan kreativitasnya baik dalam bidang seni maupun dalam hal lainnya sehingga anak akan memilki kegiatan positif dan bermanfaat.
Pihaknya menyambut baik hadirnya ajang seni Bali Mandara Nawanatya yang memberikan ruang kepada anak-anak untuk unjuk kebolehannya dalam berkesenian.
"Kami berharap kegiatan seperti ini akan dapat dilanjutkan dan dilaksanakan secara rutin terutama saat libur panjang sekolah sehingga libur akan terisi dengan kegiatan bermanfaat," kata Anjasmara. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kasus kekerasan yang terjadi pada anak-anak, baik itu kekerasan secara fisik, penelantaran hingga kekerasan seksual masih marak terjadi. Hal ini berdampak terhadap penurunan kualitas kesehatan dan perkembangan mental anak yang dapat mengancam masa depan mereka dan masa depan generasi bangsa," kata Pastika saat menerima audiensi Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak Daerah (KPPAD) Bali, di Denpasar, Senin.
Oleh karena itu, upaya pencegahan terjadinya kekerasan serta penanganan anak korban kekerasan perlu mendapatkan perhatian serius dari semua kalangan.
Pastika menambahkan, sebagai upaya pencegahan terhadap tindak kekerasan pada anak dapat dilakukan dengan menggerakkan semua komponen masyarakat baik itu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lembaga keagamaan, sekolah maupun lembaga pendidikan lainnya serta media untuk menyosialisasikan upaya pencegahan tersebut.
Permasalahan ini harus diungkap dan ketika masyarakat sadar akan keberadaan kekerasan pada anak ini sebagai salah satu masalah mereka yang meresahkan, maka dengan sendirinya masyarakat sangat berkeingingan untuk membantu seluruh upaya layanan, program ataupun kebijakan terkait dengan pencegahan kekerasan pada anak.
"Masalah kekerasan pada anak merupakan masalah serius, sedemikian kompleksnya kekerasan pada anak ini maka usaha pencegahan kekerasan pada anak tidak hanya tergantung pada program dan layanan yang telah disediakan oleh pemerintah. Melainkan juga sangat tergantung pada bagaimana pemerintah dan masyarakat memaknai isu kekerasan ini, bersama-sama kita cegah kekerasan pada anak," ujarnya.
Pastika juga menekankan pentingnya penanganan terhadap anak korban kekerasan. Rehabilitasi terhadap korban kekerasan perlu dioptimalkan, demikian pula halnya dengan penegak hukum diharapkan berani tegas dalam menindak para pelaku kekerasan.
"Rehabilitasi terhadap korban kekerasan belumlah optimal, banyak pelaku kekerasan merupakan korban kekerasan itu sendiri. Rehabilitasi diperlukan untuk pemulihan korban baik secara fisik maupun mental," ujarnya.
Sementara itu, Ketua KPPAD Bali Anak Agung Sagung Anie Asmoro mengatakan saat ini masih banyak terjadi kasus kekerasan pada anak, baik itu kekerasan secara fisik maupun secara mental yang memerlukan penanganan dan sinergitas semua pihak untuk menanggulanginya. Semua komponen masyakarat diharapkan peduli akan keselamatan anak-anak.
"Di samping itu, diperlukan pola yang tepat dalam menangani korban kekerasan sehingga korban kekerasan akan bisa sembuh baik secara fisik maupun mental," katanya.
Sarana prasarana yang ramah anak juga perlu ditambah sehingga anak-anak akan merasa aman, nyaman dan merasa terlindungi dimanapun mereka berada.
Hal senada disampaikan Komisioner KPPAD Bali Ketut Anjasmara. Menurutnya, anak-anak perlu diberikan ruang untuk mengembangkan kreativitasnya baik dalam bidang seni maupun dalam hal lainnya sehingga anak akan memilki kegiatan positif dan bermanfaat.
Pihaknya menyambut baik hadirnya ajang seni Bali Mandara Nawanatya yang memberikan ruang kepada anak-anak untuk unjuk kebolehannya dalam berkesenian.
"Kami berharap kegiatan seperti ini akan dapat dilanjutkan dan dilaksanakan secara rutin terutama saat libur panjang sekolah sehingga libur akan terisi dengan kegiatan bermanfaat," kata Anjasmara. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017