Denpasar (Antara Bali) - Warga Kota Denpasar yang mengikuti program keluarga berencana (KB) cukup tinggi hingga mencapai 14.797 peserta KB baru, padahal target peserta KB baru hanya 11.142 orang.

"Peserta program KB itu melebihi dari sasaran, sehingga kesadaran masyarakat meningkat," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A,P2KB) Kota Denpasar I Gusti Agung Laksmi Dharmayanti di Denpasar, Kamis.

Ia mengatakan dengan sosialisasi tersebut warga masyarakat sadar menggunakan alat kontrasepsi sebagai upaya menekan laju kelahiran, sehingga diharapkan akan tercapai kesejahteraan keluarganya.

"Selain sosialisasi penggunaan kontrasepsi, kami juga melakukan berbagai inovasi dalam pelayanan, salah satunya dengan memberikan berbagai pelayanan seperti papsmear, pelayanan KB serta penyuluhan dalam satu pelayanan," ujarnya.

Laksmi Dharmayanti menjelaskn dari realisasi pencapaian peserta KB per metode kontrasepsi umumnya sudah tinggi. Bahkan dari pemakaian kondom telah mencapai 96,93 persen, pemakaian implan 51,20 persen dan IUD 216,66 persen.

Meningkatnya peserta KB baru karena pendekatan pelayanan melalui pusat-pusat pelayanan seperti rumah sakit pemerintah maupun swasta, maupun bidan-bidan praktek swasta.

Bahkan pelaksanan program KB di Kota Denpasar didukung kegiatan inovatif untuk permainan anak seperti membuat alat-alat permainan edukatif.

Terobosan ini telah dilakukan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Denpasar bersama seluruh anggotanya dangan melaksanakan perlombaan membuat APE yang telah memenuhi standar keamanan untuk permainan anak.

Laksmi Dharmayanti menambahkan pelaksanaan program KB antara pria dan wanita harus saling menyadari. Karena program KB tersebut salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Kita patut syukuri peserta KB di Kota Denpasar melebihi rata-rata yang telah ditentukan. Itu menandakan kesadaran masyarakat akan pentingnya melakukan KB sudah meningkat. Selain itu, frekuensi kegiatan Badan KB dan PP Kota Denpasar juga cukup tinggi," ujarnya.

Untuk itu, kata dia, semua program KB harus ditransformasikan ke masyarakat karena hal ini menyangkut kesejahteraan warga.

Menurutnya, peserta KB pria belum memenuhi target dari 1.658 peserta baru hanya 1.586 peserta. Rendahnya peserta KB pria itu, karena masih banyak beranggapan bila pria melakukan KB akan mengurangi kejantanan.

"Padahal anggapan ini tidak benar mengingat sudah banyak pria yang telah melakukan KB. Bahkan saat sosialisasi, kami selalu mengajak peserta KB pria untuk memberikan motivasi kepada sesamanya," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017