Denpasar (Antara Bali) - Pesatnya perkembangan pariwisata Bali karena didukung dari bidang seni dan budaya, termasuk juga tempat hiburan lainnya, seperti tempat bernyanyi atau karaoke yang fasilitasnya bertarap internasional.
"Bali memang menjadi barometer bagi wisatawan Nusantara dan mancanegara, karena Bali memiliki daya magnet yang tinggi dari seni dan budaya, termasuk juga hiburan bertaraf internasional, seperti tempat karaoke," kata Managing Director Grahadi Bali George Alexander di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Senin.
Di sela acara perayaan HUT Ke-19 Grahadi Bali, Alexander mengatakan karena Pulau Dewata terkenal dengan seni dan budaya, maka pada ulang tahun kali ini pihaknya mengelar kesenian khas Bali, yakni "Genjek dan Tari Kecak".
"Pementasan kesenian tradisional Genjek dan Kecak tersebut merupakan inisiatif dari karyawan-karyawati kami. Mereka ingin juga mementaskan kesenian yang cukup terkenal dari Kabupaten Buleleng dan Karangasem tersebut," ucap Alexander yang didampingi General Manager Grahadi Bali Putu Widarsa.
Ia menjelaskan Grahadi Bali mulai beroperasi sekitar 1997, sebelum krisis ekonomi melanda Indonesia. Sejak saat itu keberadaan Grahadi berbaur dengan tempat hiburan yang terus berkembang dan menjadi bagian untuk mendukung sektor pariwisata Bali.
"Perusahaan kami tetap komitmen untuk mendukung pariwisata Bali. Karena pariwisata tersebut kami bisa berkembang dan bersaing dengan tempat karaoke lainnya," ujarnya.
Dikatakan, pariwisata Bali mampu menggerakan ekonomi Pulau Dewata, bahkan menempatkan pertumbuhan ekonomi Bali di atas rata-rata nasional.
Menurut dia, dunia pariwisata tidak bisa lepas dari industri hiburan, hotel dan restoran. Hal ini juga yang membuat Grahadi Bali terus tumbuh dan berkembang.
Saat ini Grahadi Bali memiliki 42 ruang karaoke dengan fasilitas VIP, dan menjadi salah satu tempat hiburan terfavorit bagi wisatawan domestik dan asing. Bahkan sekitar 30 persen tamu yang berkunjung ke tempat karaoke tersebut adalah wisatawan asing, dari Tiongkok, Taiwan dan Jepang.
"Ini menjadi kebanggaan buat kami bisa menjadi bagian dari pariwisata Bali. Dan membuka lapangan pekerjaan bagi warga masyarakat," ucapnya.
Alexander mengakui bisnis hiburan memang tidak selalu tumbuh positif, kondisi ekonomi sangat berpengaruh dengan ramainya kunjungan. Sejak awal tahun 2016 jumlah kunjungan mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Rata-rata jumlah tamu yang datang tiap hari mencapai 200 orang atau sekitar 6.000 orang per bulan.
"Hingga Oktober 2016 okupansi agak drop (turun), namun pada akhir tahun ini sudah mulai naik di angka 80 persen. Kami optimistis pada 2017 bisnis hiburan akan kembali membaik," ujarnya.
Sementara General Manager Grahadi Bali Putu Widarsa mengatakan dalam perayaan HUT Ke-19 Grahadi Bali, pihaknya mengangkat budaya Bali melalui pargelaran kesenian Genjek dan Tari Kecak serta sejumlah atraksi budaya lainnya.
"Kami melibatkan para karyawan dan pegawai GB yang jumlahnya mencapai ratusan orang. Kami ingin mengangkat budaya Bali dalam perayaan ulang tahun kali ini," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Bali memang menjadi barometer bagi wisatawan Nusantara dan mancanegara, karena Bali memiliki daya magnet yang tinggi dari seni dan budaya, termasuk juga hiburan bertaraf internasional, seperti tempat karaoke," kata Managing Director Grahadi Bali George Alexander di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Senin.
Di sela acara perayaan HUT Ke-19 Grahadi Bali, Alexander mengatakan karena Pulau Dewata terkenal dengan seni dan budaya, maka pada ulang tahun kali ini pihaknya mengelar kesenian khas Bali, yakni "Genjek dan Tari Kecak".
"Pementasan kesenian tradisional Genjek dan Kecak tersebut merupakan inisiatif dari karyawan-karyawati kami. Mereka ingin juga mementaskan kesenian yang cukup terkenal dari Kabupaten Buleleng dan Karangasem tersebut," ucap Alexander yang didampingi General Manager Grahadi Bali Putu Widarsa.
Ia menjelaskan Grahadi Bali mulai beroperasi sekitar 1997, sebelum krisis ekonomi melanda Indonesia. Sejak saat itu keberadaan Grahadi berbaur dengan tempat hiburan yang terus berkembang dan menjadi bagian untuk mendukung sektor pariwisata Bali.
"Perusahaan kami tetap komitmen untuk mendukung pariwisata Bali. Karena pariwisata tersebut kami bisa berkembang dan bersaing dengan tempat karaoke lainnya," ujarnya.
Dikatakan, pariwisata Bali mampu menggerakan ekonomi Pulau Dewata, bahkan menempatkan pertumbuhan ekonomi Bali di atas rata-rata nasional.
Menurut dia, dunia pariwisata tidak bisa lepas dari industri hiburan, hotel dan restoran. Hal ini juga yang membuat Grahadi Bali terus tumbuh dan berkembang.
Saat ini Grahadi Bali memiliki 42 ruang karaoke dengan fasilitas VIP, dan menjadi salah satu tempat hiburan terfavorit bagi wisatawan domestik dan asing. Bahkan sekitar 30 persen tamu yang berkunjung ke tempat karaoke tersebut adalah wisatawan asing, dari Tiongkok, Taiwan dan Jepang.
"Ini menjadi kebanggaan buat kami bisa menjadi bagian dari pariwisata Bali. Dan membuka lapangan pekerjaan bagi warga masyarakat," ucapnya.
Alexander mengakui bisnis hiburan memang tidak selalu tumbuh positif, kondisi ekonomi sangat berpengaruh dengan ramainya kunjungan. Sejak awal tahun 2016 jumlah kunjungan mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Rata-rata jumlah tamu yang datang tiap hari mencapai 200 orang atau sekitar 6.000 orang per bulan.
"Hingga Oktober 2016 okupansi agak drop (turun), namun pada akhir tahun ini sudah mulai naik di angka 80 persen. Kami optimistis pada 2017 bisnis hiburan akan kembali membaik," ujarnya.
Sementara General Manager Grahadi Bali Putu Widarsa mengatakan dalam perayaan HUT Ke-19 Grahadi Bali, pihaknya mengangkat budaya Bali melalui pargelaran kesenian Genjek dan Tari Kecak serta sejumlah atraksi budaya lainnya.
"Kami melibatkan para karyawan dan pegawai GB yang jumlahnya mencapai ratusan orang. Kami ingin mengangkat budaya Bali dalam perayaan ulang tahun kali ini," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016